Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sampai hati

Oleh

image-gnews
Iklan
SEBUAH adegan yang mengharukan Sumantri gugur. Rahwana berhasil membunuhnya, setelah perang yang panjang. Tubuh anak muda yang pernah duduk dalam jabatan tinggi kerajaan Mahespati itu kini robek compang-camping, darahnya muncrat ke mana-mana. Tapi arwahnya naik ke alam yang kekal. Di situlah adiknya, Sukosrono, yang tewas terkena oleh panahnya, telah menunggu. Mereka berpelukan suatu pertemuan sehabis sebuah tragedi. Mereka pun kembali seperti masa kanak dulu, kembali kepada kenangan ketika mereka berdua bermain di pertapaan, jauh sebelum Sumantri sukses sebagai Patih Suwondo. Dan dalam langenbeksa gubahan Sal Murgiyanto, pada saat itu pentas pun gelap. Hanya sesorot lampu mengikuti gerak kakak-beradik yang sendirian itu. Sekitar hening. Gamelan telah lama diam. Di sudut sana cuma terdengar kecrek, seperti repetisi bunyi katak kecil di tengah malam, dan suara wanita yang menyanyi. Tembangnya adalah baris-baris syair Tripama, sebuah irama dandanggula yang merenung: Yogyanira kang para prajurit, lamun bisa sami anulada, kadya nguni caritane .... Ya, kita diminta memperoleh tauladan dari Sumantri, patih Suwondo. Tapi siapakah sebenarnya Sumantri, dan apakah motif perlawanannya menghadapi serbuan Rahwana, pengarang Tripama, K.G.P.A.A. Mangkunegoro IV, tak hendak mempersoalkannya. Benarkah kesatria itu turun bertempur untuk membela rajanya? Ataukah ia berperang untuk menjaga stabilitas kedudukannya sendiri, agar tak kena tegur? Ataukah itu semacam bunuh-diri, sebagai penebus dosanya kepada adiknya, Sukosrono? Ketika ia pergi dari pertapaan dengan restu ayahnya dulu, ia telah menetapkan sebuah karir. Ia ingin mengabdi seorang raja agung, dan itu adalah Prabu Harjuna Sasrabahu. Ia tahu ia berkemampuan untuk itu, berkat pendidikan ayahnya sejak kecil. Maka ia pun tega meninggalkan Sukosrono yang amat mencintainya dan yang sangat merasa kehilangan. Mungkin Sumantri merasa, bahwa si adik yang buruk muka itu--pendek, keriting, seperti raksasa cebol --tak layak dibawa-bawa ke lingkungan bangsawan Mahespati yang megah. Dan betapa benar perhitungannya. Karirnya terbuka di saat yang tepat. Sumantri berhasil memimpin pertempuran membebaskan negeri Manggada dari kepungan ketat pasukan Widarba. Ia pulang memboyong ratusan puteri dan harta rampasan. Suatu awal yang gemilang. Maka aneh bila ketika sesampai di perbatasan, ia mengirim surat ke istana Mahespati, menantang Raja Harjuna Sasrabahu sendiri. Ada yang menduga, bahwa dengan itu Sumantri cuma ingin lebih yakin bahwa Harjuna Sasrabahu memang raja unggul yang patut ia abdi. Tapi ada pula yang menduga bahwa panglima muda itu jadi mabuk kemenangan--dan mencoba mengadu nasib untuk ambisi yang lebih besar. Apa pun yang jadi motifnya, setelah dalam perang tanding ia temyata kalah oleh atasannya, ia pun dihukum: ia harus memindahkan Taman Sriwedari ke Mahespati -- suatu tugas yang mustahil. Tapi pada saat itulah muncul Sukosrono. Adiknya berhasil membantunya hingga rampung: taman itu dapat dipindahkannya dengan kesaktian. Sayangnya, di Taman Sriwedari itu pula Sumantri ternyata menemui bencana: Sukosrono membikin onar para puteri, hanya karena wajahnya yang menakutkan dan tingkahnya yang udik. Maka Sumantri pun mengusirnya. Adiknya menolak ia tak mau berpisah. Oleh kesadaran akan tugas, oleh rasa malu karena tingkah adiknya sendiri, Sumantri pun menggertaknya dengan panah. Panah itu begitu sakti, dan nasib begitu buruk ia terlepas dari busur. Sukosrono tewas. Seorang yang setiakah Sumantri? Ataukah ia seorang yang tanpa rasa humor, yang terlalu serius dan dikekang ambisi? Mangkunegoro IV menyebut ada tiga perkara yang baik dalam diri Patih Suwondo ini: guna, kaya dan purun. Ia pandai, ia selalu bisa merampungkan kerja, dan kalau perlu ia mau mempertaruhkan nyawa. Tapi adakah ia punya hati nurani, itu rupanya perkara lain. Tripama memujinya hanya sebagai petugas, sementara kita teringat suara Sukosrono yang berseru dari jauh: "Kaningoyo, kadang Sumantri. " Mengapa sampai hati, kakakku Sumantri.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Mengenal Mantan Pelatih Novak Djokovic, Goran Ivanisevic

10 menit lalu

Bintang tenis Serbia Novak Djokovic (tengah) berfoto bersama Borna Coric (pertama dari kiri), Grigor Dimitrov (kedua dari kiri), Alexander Zverev (kedua dari kanan), dan Goran Ivanisevic usai pertandingan persahabatan bola basket jelang turnamen tenis kemanusiaan Adria Tour di Zadar, Kroasia, 18 Juni 2020. Xinhua/Pixsell/Marko Dimic
Mengenal Mantan Pelatih Novak Djokovic, Goran Ivanisevic

Novak Djokovic mengumumkan perpisahannya dengan pelatih Goran Ivanisevic setelah kerja sama selama 5 tahun


BCA Siapkan 68,8 Triliun menjelang Lebaran

19 menit lalu

BCA Siapkan 68,8 Triliun menjelang Lebaran

Dana tunai untuk lebaran tahun ini naik 7 persen.


Polda Metro Jaya Irit Bicara soal Kelanjutan Penyidikan Pemerasan oleh Firli Bahuri

32 menit lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polda Metro Jaya Irit Bicara soal Kelanjutan Penyidikan Pemerasan oleh Firli Bahuri

Polda Metro Jaya enggan berkomentar soal kelanjutan dari penyidikan kasus pemerasan yang menjerat bekas Ketua KPK Firli Bahuri.


Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

39 menit lalu

Burung Kacamata Morotai. ebird.org
Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.


Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

39 menit lalu

Ilustrasi SPBU Pertamina. ANTARA
Terkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation

Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....


Hasil Pungli di Rutan KPK Baru Dikembalikan Rp 270 Juta, Akan Disetor ke Kas Negara

40 menit lalu

KPK menetapkan 15 tersangka dan menahannya dalam kasus pungutan liar atau pungli di rumah tahanan KPK, Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Hasil Pungli di Rutan KPK Baru Dikembalikan Rp 270 Juta, Akan Disetor ke Kas Negara

Ali Fikri mengatakan para tersangka pungli di rutan KPK sudah mengembalikan uang Rp 270 juta dari total Rp 6,3 miliar.


Live in Levi's 2024 Mengundang Para Penari untuk Film Pendek

41 menit lalu

Potongan adegan dalam kampanye terbaru Levi's, yakni Live in Levi's 2024.  Foto : Levi's
Live in Levi's 2024 Mengundang Para Penari untuk Film Pendek

Levi's meluncurkan kampanye terbaru Live in Levi's 2024 lewat film dan open casting #LevisOpenCall


UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

58 menit lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

UNICEF memperingatkan gencatan senjata di Jalur Gaza harus bersifat substantif, bukan simbolik dan harus bisa mengakhiri bencana kemanusiaan


Cerita Enik Waldkonig Ihwal Ferienjob Sampai Diusut Polisi: Tak Ada Surat Panggilan Tiba-Tiba jadi Tersangka

59 menit lalu

Ferienjob. Istimewa
Cerita Enik Waldkonig Ihwal Ferienjob Sampai Diusut Polisi: Tak Ada Surat Panggilan Tiba-Tiba jadi Tersangka

Enik Waldkonig menjelaskan tidak pernah mendapat surat panggilan dari Bareskrim Polri soal ferienjob. Tiba-tiba tersangka.