Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kritik bukan untuk jadi pahlawan

Oleh

image-gnews
Iklan
ARTOO-DETOO tiba-tiba jadi pahlawan. Di sebuah pagi yang terang, ketika tidak pilek, ia berkata: "Pemerintah kemarin bicara abrakadabra, kenapa kini bertindak abrikadibri? " Ucapan itu sebetulnya normal, karena ia cuma heran, tapi koran-koran yang gesit memuat keheranannya itu di halaman satu. Mungkin karena zaman sudah begitu rupa hingga keheranan sudah merupakan berita. Atau pertanyaan sederhana sudah terasa sebagai tindakan heroik, yang demi Allah jarang terjadi. Tentang pemuatan itu Artoo-Detoo sih senang saja. Tapi suatu sore beberapa hari kemudian pintu rumahnya diketuk orang. Ia rupanya ditawari jadi pahlawan. "Kami petugas, pak," kata para pengetuk itu. "Bapak akan kami jadikan pahlawan. Bapak kami ambil. Tolong bawa saja handuk, sikat gigi, sejumlah pakaian, buku-buku. Bagaimana, pak O, tidak lama prosesnya. Tapi berapa hari persisnya kami tidak tahu. Tergantung atasan dan sikap bapak sendiri." Para petugas itu sopan. Dan Artoo-Detoo pun dibawa dengan jip dan dimasukkan ke sebuah rumah. Rumah itu dijaga, di mana untuk beberapa lama ia ditanyai macam-macam, diberi makan, boleh baca buku, gosok gigi, pakai handuk dan bersiul Padamu Negeri. Ritus untuk jadi pahlawan itu memang menimbulkan kejengkelannya, karena ia tak bisa menolak, dan karena ia ditakut-takuti. Tapi ia, seraya melawan ketakutannya, bersiul saja tiap sore. Begitulah, di luar kehendaknya sendiri, ia jadi pahlawan. Tapi Artoo-Detoo sejak itu sulit tidur. Tiap kali ia bicara, biar pun hanya tentang nyamuk atau rempah-rempah, selalu terdengar tepuk tangan gemuruh. Tiap kali ia merengut, berkilatanlah lampu-lampu kamera. Para tetangganya, (atau tamu tetangganya, yang suka membawa walkie-talkie), kini suka mengintip ke arah rumahnya, biar pun dia sedang di WC. Apakah saya ini Elvis Presley, bisiknya sengit. Ia kesal oleh statusnya yang baru: pahlawan. Tapi di samping kesal, ia juga cemas. Ia mulai melihat ada orang-orang yang menirukan jejaknya, menempuh ritus yang pernah dialaminya. Bukan karena ia takut disaingi, tapi ia takut jika rasa heran, atau pertanyaan, atau pernyataan menggugat, atau kritik, jadi kehilangan motifnya yang asli. Menurut Artoo-Detoo, motif kritik bukanlah untuk jadi pahlawan. Morif kritik bukan untuk menunjukkan keberanian. Motif kritik menurut Artoo-Detoo adalah untuk mencari kebenaran. Dan karena kebenaran final tak kunjung tercapai, pencarian itu tak boleh mandeg. Artinya juga tak boleh hanya mengulang. Maka ditulisnya sepucuk selebaran: "Di zaman aneh seperti ini, kritik tidak saja bisa mati karena digertak. Kritik bisa mati karena ia bisa mempromosikan orang biasa jadi hero." "Apa maksudnya?" begitulah bisik-bisik mereka yang membaca selebaran itu. Dan sejumlah pengagumnyapun datang. "Artoo-Detoo, Artoo-Detoo, where are you dan kenapa kau begitu?" seru mereka. "Bukankah kami membutuhkan pahlawan? Dalam masa seperti ini, ketika orang pada kecut, dan hanya pandai ngomong samar-samar, bukankah kami membutuhkan pahlawan?" Artoo-Detoo memandangi mereka semua. Ia menyeringai. Tapi wajahnya masam. Ia benar-benar tak suka melihat orang mengitarinya sebagai pengikut. Ia lebih suka mendapatkan kawan yang menganggap diri seimbang. Tapi justru karena itu ia bangun, menggertakkan gigi dan bicara. Suaranya (aneh) kali ini lantang: "Berbahagialah orang-orang yang di masa seperti ini membutuhkan kritik, tapi tak membutuhkan pahlawan. Karena pahlawan akan tak boleh dicela, hingga kritik tak bisa menyentuhnya. Berbahagialah orang-orang yang mengritik bukan untuk jadi pahlawan, karena jadi pahlawan adalah naik tahta, dan tiap tahta cenderung korup. Berbahagialah mereka yang sadar bahwa pada hakikatnya kritik membutuhkan kontra kritik, karena kebenaran perlu selalu di gandrungi lagi. Berbahagialah mereka yang dari kritik mendapatkan kontrakritik, bukan penjara, kebisuan atau pun pemujaan. Karena itu akan menumbuhkan sikap fanatik." Para pendengarnya terdiam. Lalu seorang dengan bibir gemetar bicara: "Artoo-Detoo, bicaralah dehgan arah yang jelas, untuk kami." "Sorry. Berfikirlah sendiri."
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

8 menit lalu

Aldilla Stephanie Suwana, penerima beasiswa Fulbright di Harvard Law School. Dok.Pribadi
Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.


Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Siapkan Strategi Khusus untuk Redam Korea Selatan

9 menit lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Siapkan Strategi Khusus untuk Redam Korea Selatan

Shin Tae-yong mengantisipasi kemampuan set piece Korea Selatan menjelang laga perempat final Piala Asia U-23 2024.


Daftar Pemain Jakarta Elektrik PLN, 'Ratu' Bola Voli Putri yang Berusaha Bangun dari Tidur di Proliga 2024

15 menit lalu

Jakarta Elektrik PLN.
Daftar Pemain Jakarta Elektrik PLN, 'Ratu' Bola Voli Putri yang Berusaha Bangun dari Tidur di Proliga 2024

Klub bola voli putri Jakarta Elektrik PLN, yang dikapteni Yolla Yuliana, menatap Proliga 2024 dengan semangat kebangkitan.


Polisi Pesta Narkoba di Cimanggis Depok, Kilas Balik Kasus Irjen Teddy Minahasa Terlibat Jaringan Narkoba

26 menit lalu

Nama Irjen Teddy Minahasa sempat membuat heboh karena terlibat kasus narkoba. Ia diduga mengedarkan narkoba jenis sabu seberat 5 kilogram yang ditujukan untuk Kampung Bahari yang terkenal sebagai Kampung Narkoba di Jakarta. ANTARA
Polisi Pesta Narkoba di Cimanggis Depok, Kilas Balik Kasus Irjen Teddy Minahasa Terlibat Jaringan Narkoba

Polisi pesta narkoba belum lama ini diungkap. Bukan kali ini kasus polisi terlibat narkoba, termasuk eks Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa.


Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

26 menit lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com
Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa cinta atau kasih sayang yang digunakan untuk mengungkapkan perhatian pada orang lain.


HP Pelajar SMP di Depok Dirampas Saat Pulang Sekolah, Korban Disabet Celurit

33 menit lalu

Ilustrasi penodongan atau perampokan dengan senjata tajam. Shutterstock
HP Pelajar SMP di Depok Dirampas Saat Pulang Sekolah, Korban Disabet Celurit

Pelajar SMP di Depok menjadi korban perampasan HP di Jalan Anggrek 5 RT. 02/04, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.


Everton vs Liverpool, Jurgen Klopp Ingin Jaga Peluang Juara Liga Inggris

34 menit lalu

Pelatihn Liverpool Jurgen Klopp. REUTERS
Everton vs Liverpool, Jurgen Klopp Ingin Jaga Peluang Juara Liga Inggris

Pelatih Liverpool Jurgen Klopp mengatakan pertandingan bertajuk Derby Merseyside melawan Everton pada pekan ke-34 Liga Inggris penting.


Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

36 menit lalu

Tony Fernandes. REUTERS/Romeo Ranoco
Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.


Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

37 menit lalu

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.


Pesan Ma'ruf Amin ke Gibran: Sinergi Presiden dan Wapres seperti Permainan Badminton

40 menit lalu

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024. Foto Sekretariat Wakil Presiden
Pesan Ma'ruf Amin ke Gibran: Sinergi Presiden dan Wapres seperti Permainan Badminton

Gibran mengaku mendapat wejangan dari Wapres Ma'ruf Amin soal pentingnya sinergi dengan presiden.