Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berkaca dari Krisis di Mesir

Oleh

image-gnews
Iklan

Terlalu mahal harga yang harus dibayar Mesir untuk sebuah demokrasi. Dua tahun lalu ratusan orang tewas dalam revolusi 18 hari menurunkan Presiden Husni Mubarak, yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun. Mereka ingin menegakkan demokrasi. Kini, korban dalam jumlah hampir sama kembali jatuh, justru untuk menjauh dari cita-cita demokrasi. Kudeta yang dilakukan militer terhadap Presiden Muhammad Mursi, yang terpilih melalui pemilu, tak bisa diterima akal sehat, walau mereka berdalih hal itu demi menyelamatkan demokrasi.

Di negeri itu, kehendak rakyat yang dimanifestasikan melalui kotak suara telah berbelok arah. Ia telah berubah menjadi pemaksaan kehendak melalui aksi jalanan dan kekuatan senjata. Mursi pun ditangkap. Akibatnya sungguh mengerikan. Kubu pendukung Mursi yang kecewa akhirnya turun ke jalan berhadapan-hadapan dengan militer dan massa pendukungnya. Negara yang selama ini dikenal sebagai lokomotif perdamaian di Timur Tengah itu berada di ambang perang saudara.

Dunia cemas atas situasi mutakhir yang memburuk itu. Bagaimana mungkin Mesir bisa memilih pemimpin demokratis bila tokoh-tokoh partai yang berlawanan dengan militer ditangkapi, media massa dibredel, pengunjuk rasa ditembak. Massa pendukung Mursi pun, sebaliknya, mulai terpicu melakukan aksi anarkistis. Praktis, Mesir telah terjebak dalam zero sum game.

Pada titik ini, amat sulit buat Mesir untuk mengembalikan situasi ke keadaan seperti saat mereka merayakan keberhasilan Musim Semi Arab, dua tahun lalu. Dibutuhkan suara masyarakat internasional yang mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa turun tangan. Memang, Uni Eropa sudah bergerak menemui pihak-pihak yang berseteru. Tapi satu kekuatan saja tak cukup untuk memulihkan luka yang telanjur berdarah-darah. Mesir dikhawatirkan bisa jatuh seperti Suriah, yang tergelincir ke dalam jurang ketidakpastian yang panjang.

Jika hal itu yang terjadi, stabilitas Timur Tengah bakal terancam. Lalu lintas perdagangan dunia melalui Terusan Suez, yang dikuasai Mesir, bisa terganggu. Satu lagi yang amat krusial: perdamaian Palestina-Israel bakal semakin tak menentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memburuknya situasi politik Mesir saat ini sebenarnya tak hanya disumbang oleh militer yang seenaknya menerjang bangunan demokrasi. Presiden Mursi, harus diakui, juga telah menjalarkan ketidakpuasan di kalangan rakyat. Ekonomi tak bergerak maju. Kekuasaannya semakin luas, sementara gaya kepemimpinannya cenderung eksklusif dan konfrontatif.

Oposisi pun tak sabaran. Ironisnya, mereka justru seperti meminta dukungan militer, bukan menegur Mursi melalui parlemen dan mengalahkannya lewat bilik suara. Padahal mereka memiliki kesempatan besar untuk meyakinkan rakyat bahwa jago Al-Ikhwan tersebut tak layak memimpin Mesir. Kudeta yang terjadi sekarang justru mengundang kudeta-kudeta berikutnya. Kudeta akan dibalas dengan kudeta.

Rekonsiliasi memang jalan terbaik untuk mengakhiri krisis ini. Tapi hal ini harus dilakukan dengan bantuan masyarakat internasional. PBB atau lembaga internasional apa pun harus bisa memaksa militer, pemerintah sementara Mesir, dan Al-Ikhwan untuk duduk satu meja. Berapa pun harga yang harus dibayar. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Tangkap 3 Warga dalam Kasus Tewasnya Bripda Oktovianus di Yahukimo

2 menit lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polisi Tangkap 3 Warga dalam Kasus Tewasnya Bripda Oktovianus di Yahukimo

Bripda Oktovianus Buara ditemukan tewas dalam kondisi bersimbah darah pertigaan jalan sekitar ruko Block B, jalan Papua, Yahukimo.


5 Profil Pemeran Missing Crown Prince, Drakor yang Dibintangi Suho EXO

7 menit lalu

Missing Crown Prince. (dok. Viu)
5 Profil Pemeran Missing Crown Prince, Drakor yang Dibintangi Suho EXO

Missing Crown Prince drama Korea atau drakor terbaru yang dibintangi oleh Suho EXO


Rekap Hasil Liga Champions: Sama-sama Comeback, PSG Singkirkan Barcelona dan Lolos ke Semifinal, Dortmund Depak Atletico Madrid

15 menit lalu

Logo Liga Champions. (uefa)
Rekap Hasil Liga Champions: Sama-sama Comeback, PSG Singkirkan Barcelona dan Lolos ke Semifinal, Dortmund Depak Atletico Madrid

Hasil Liga Champions: PSG lolos ke semifinal dengan menyingkirkan Barcelona, sedangkan Dortmund melaju dengan membalikkan keadaan atas Atletico.


Kejaksaan Tahan Mantan Ketua KONI Sumsel Hendri Zainudin Tersangka Korupsi Dana Hibah APBD

1 jam lalu

Ketua Umum KONI Sumatera Selatan periode 2020-2023 Hendri Zainuddin memasuki mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Sumatera Selatan di Palembang, Selasa 16 April 2024. Kejati Sumatera Selatan menahan Hendri Zainudin setelah ditetapkan sebagai tersangka pada September 2023 terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi pencairan deposito dan dana hibah Pemerintah Provinsi Sumsel serta pengadaan barang yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2021.   ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kejaksaan Tahan Mantan Ketua KONI Sumsel Hendri Zainudin Tersangka Korupsi Dana Hibah APBD

Kejaksaan menahan mantan Ketua KONI Sumsel Hendri Zainudin tersangka korupsi dana hibah APBD. Proses hukum sempat ditunda menunggu pemilu usai.


Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

1 jam lalu

Ilustrasi pasangan berpelukan. shutterstock.com
Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

Tanggal 14 menjadi angka spesial dalam kalender Korea Selatan. Tak hanya Black day, ternyata Korea punya 12 perayaan unik yang berkaitan dengan cinta.


Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

2 jam lalu

Rumah korban Didi Hartanto usai dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Perumahan Bumi Citra Indah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa, 16 April 2024. ANTARA/Rubby Jovan
Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.


Soal Penutupan Jalan BRIN di Serpong, Wali Kota Tangsel Angkat Bicara

3 jam lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Soal Penutupan Jalan BRIN di Serpong, Wali Kota Tangsel Angkat Bicara

warga sekitar kompleks BRIN berunjuk rasa menolak penutupan jalan yang menjadi akses jalan Serpong - Parung itu.


KPK Akhirnya Tetapkan Bupati Sidoarjo sebagai Tersangka, Eks Penyidik: Lambat Mengambil Langkah Hukum

4 jam lalu

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 16 Februari 2024. Ahmad Muhdlor Ali, diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Kabupaten Sidoarjo, Siska Wati, pasca terjaring operasi tangkap tangan KPK, terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Akhirnya Tetapkan Bupati Sidoarjo sebagai Tersangka, Eks Penyidik: Lambat Mengambil Langkah Hukum

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo mempertanyakan lambatnya penetapan tersangka terhadap Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor


KPK Setor Uang Pengganti dan Denda Rp 8,2 Miliar dari Eks Walikota Ambon dan Camat Jatisampurna

4 jam lalu

Terdakwa Walikota Ambon (nonaktif), Richard Louhenapessy, seusai mengikuti sidang lanjutan pemeriksaan keterangan saksi dilaksanakan secara daring oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Ambon dari Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta,  Jumat, 21 Oktober 2022. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi kasus pemberian hadiah atau janji terkait persetujuan izin prinsip pembangunan untuk 20 gerai usaha retail tahun 2020 di Kota Ambon dan penerimaan gratifikasi. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Setor Uang Pengganti dan Denda Rp 8,2 Miliar dari Eks Walikota Ambon dan Camat Jatisampurna

KPK menyetor uang pengganti dan denda Rp 8,2 miliar ke kas negara dari Eks Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Camat Jatisampurna Wahyudih.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

4 jam lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.