Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saddam

Oleh

image-gnews
Iklan

Bisakah kita bayangkan Saddam Hussein seperti Santiago, si nelayan tua dalam The Old Man and the Sea, novel Hemingway yang konon disukainya itu? Orang tua itu kalah. Telah 85 hari ia di laut, dan tak memperoleh ikan seekor pun, maka ia pun menempuh laut yang lebih jauh, lebih dalam, ketika akhirnya kailnya menyangkut mulut seekor marlin besar. Sebuah pergulatan sengit pun terjadi, sebuah adu kekuatan, dan akhirnya manusia juga yang menang. Tapi Santiago tahu, begitu ia mengalahkan ikan itu, keberuntungannya tak akan lama.

Ia benar. Tak lama setelah ia arahkan jukungnya kembali ke darat untuk membawa pulang perolehan kailnya, seekor hiu datang menyerang. Santiago melawan. Dibunuhnya hewan laut buas itu, tapi harpunnya lenyap ke laut. Ia tahu ia belum lepas dari bahaya. Diikatkannya pisaunya ke sebatang kayu, dan ia menunggu. Dua ekor hiu lain muncul, menyerbu, hendak merenggutkan marlin itu dari perahunya.

Kali ini ia kalah, ia luka-luka, dan marlin yang diperolehnya dengan susah payah itu hanya tinggal tulang-belulang ketika perahunya tiba di pantai.

Tapi benarkah ia kalah? Pak tua orang Kuba itu sejenak hampir tak bisa bernapas, dan ada rasa ganjil di mulutnya. Ia takut, tapi hanya sejurus. Lalu ia meludah ke laut, ke arah hiu yang menyerangnya, dan berkata: "Kalian makanlah itu, galanos. Dan coba bermimpi kalian telah membunuh seorang manusia."

Bisakah kita bayangkan Saddam seperti Santiago? Saddam beberapa bulan yang lampau hidup dengan sejumlah istana dan ribuan senjata dan dengan gagah berbicara tentang per-lawanan dan kemenangan, kini tertangkap, tak melawan, di sebuah liang perlindungan di bawah tanah. Melalui televisi kita lihat wajahnya yang nestapa: rambutnya gondrong berantakan, janggutnya tak tercukur, kantong matanya lembek melipat, pandangnya lelah, dan ia tak berdaya ketika seseorang menyuruhnya membuka mulut, dan sebuah senter pun menerangi mulut tua itu, mengecek lidah dan giginya seakan-akan ia seekor hewan yang perlu diperiksa sebelum dijual ke pasar....

Bisakah kita bayangkan Saddam seperti Santiago, yang dalam novel pendek Hemingway itu mengatakan: "Orang bisa dihancurkan, tapi tak dikalahkan"? Bisakah kita bayangkan ia seperti penyu—makhluk dengan jantung yang berdegup terus berjam-jam setelah disembelih?

Mark Bowden, dalam bulanan The Atlantic (Mei 2002), yang menyebut betapa suka Saddam kepada The Old Man and the Sea (berdasarkan cerita Saad al-Bazzaz, direktur televisi dan radio Irak yang kemudian lari dari Bagdad), melihat kemungkinan lain: siapa tahu Saddam, yang hampir tiap hari berenang di setiap istana yang disinggahinya, membayangkan diri seperti si ikan marlin, yang muncul dari laut, gemerlap, agung, ajaib, sebuah kekuatan yang tak disangka-sangka.

Bahkan Santiago tua memberi hormat. "Kau mematikan aku, ikan, katanya. Tapi kau berhak. Tak pernah aku lihat sesuatu yang lebih agung, lebih cantik, lebih kalem dan lebih luhur ketimbang kau, Bung. Ayo, bunuh aku. Aku tak peduli siapa mematikan siapa."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi tak seperti Santiago, ikan itu kalah dan habis. Maka mungkin terlampau berlebihan untuk mencari perumpamaan tentang Saddam dari The Old Man and the Sea, dan mungkin terlampau mudah kita percaya bahwa ia memang menyukai Hemingway. Said K. Aburish, orang Palestina yang menulis buku Saddam Hussein: The Politics of Revenge, mengatakan bahwa Saddam, anak dari dusun Al-Awja di dekat Tikrit, sebenarnya baru bisa baca-tulis setelah ia berumur 10 tahun. Pengalaman politiknya tak ditempuh melalui buku-buku; Saddam adalah seorang tokoh preman ("a gunman, a thug," kata Aburish dalam sebuah interview dengan Frontline) dalam Partai Baath. Menurut Aburish pula, yang dikagumi Saddam bukan Hemingway, melainkan Stalin.

Dengan kumis tebal seperti diktator Uni Soviet itu, Saddam juga seorang organisator. Caranya membersihkan lawan politiknya dalam partai juga mirip yang terjadi dalam "Peradilan Moskow" yang mengerikan di antara tahun 1936-38, ketika Stalin menuduh dan menangkap, memaksa mengaku, dan menembak mati sejumlah anggota politburo PKUS; orang-orang Lenin itu dituduh sebagai mata-mata musuh.

Di bulan Juli 1979, Saddam mengundang para anggota Dewan Komando Revolusi serta ratusan pemimpin Partai Baath ke sebuah ruang konferensi di Bagdad. Saddam muncul dengan pakaian militer. Wajahnya sedih. Ia pun berbicara tentang komplotan yang katanya diatur oleh Suriah untuk menggulingkan pimpinan. Tak lama kemudian, Muhyi Abd al-Hussein Mashhadi, Sekretaris Jenderal Dewan, muncul dari balik layar. Ia, yang telah ditangkap dan disiksa sebelumnya, mengaku adanya rencana jahat itu, dan menyebut nama yang terlibat. Mereka hadir di sana. Tiap kali sebuah nama disebut, pasukan bersenjata pun menyeret orangnya keluar. Kemudian mereka, 60 orang banyaknya, ditembak mati. Di panggung, Saddam menitikkan air mata....

Saddam, Stalin dan Santiago: bukankah pada dasarnya mereka manusia yang dibayangkan Hemingway: di lautan yang penuh pergulatan itu, kemauan untuk menang adalah segala-galanya? Dalam gambaran itu, hidup ditentukan oleh dunia subyektif—yakni kehendak untuk membuktikan bahwa, seperti ujar Santiago, "manusia tak dibuat untuk kalah".

Di dalam posisi itu, kesendirian adalah sesuatu yang tak terelakkan: sang subyek seakan-akan berada di lautan tak bertepi. Sebab, apa pun yang hadir di luar dirinya bukanlah sesuatu untuk berteman, melainkan sebuah medan untuk ditempuh dan ditaklukkan.

Kesendirian: di liang perlindungannya yang terakhir, Saddam tak punya siapa pun, kecuali sebuah pistol, sejumlah uang—dua penanda kekuatan zaman ini. Tapi saya kira bahkan di istananya yang megah pun, ia, seperti tiap penguasa yang mutlak, selalu seperti itu: tak ada percakapan yang tulus, yang ada hanya tembok dan ketakutan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

1 menit lalu

Warga membersihkan mobilnya yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

Jika curah hujan untuk sepekan ke depan meningkat, maka potensi bencana susulan serupa bisa saja terjadi.


Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

6 menit lalu

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei yang dipantau secara daring dari Jakarta, Rabu 30 Agustus 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.


Banjir Amicus Curiae, Relawan Prabowo-Gibran Sebut MK Seperti Peradilan Jalanan

8 menit lalu

Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum atau BEM FH dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan Universitas Airlangga menyerahkan amicus curiae atas permohonan perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU Pilpres di Mahkamah Konstitusi pada Selasa, 16 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Banjir Amicus Curiae, Relawan Prabowo-Gibran Sebut MK Seperti Peradilan Jalanan

Dia menjelaskan berbagai amicus curiae yang berdatangan ke MK bertentangan dengan sistem hukum di Indonesia.


Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

17 menit lalu

Penumpang terlihat memindai paspornya dan menghadap ke autogate atau pintu otomatis imigrasi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada 3 Januari 2024. (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Spt)
Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

Skytrax menetapkan Bandara Soekarno - Hatta peringkat 28 terbaik dunia 2024.


Aplikasi Agrimate Unikom Satu-satunya Wakil Asia Tenggara di Semifinal Microsoft Imagine Cup 2024

18 menit lalu

Agrimate, solusi agritech inovatif yang dikembangkan oleh empat mahasiswa Unikom berhasil menjadi semifinalis Microsoft Imagine Cup 2024. (Microsoft)
Aplikasi Agrimate Unikom Satu-satunya Wakil Asia Tenggara di Semifinal Microsoft Imagine Cup 2024

Aplikasi Agrimate dikembangkan oleh empat mahasiswa jurusan Teknik Informatika Unikom


Jokowi Pimpin Rapat Indonesia Darurat Judi Online, Omset Rp327 Triliun Setahun

19 menit lalu

Ilustrasi judi online.
Jokowi Pimpin Rapat Indonesia Darurat Judi Online, Omset Rp327 Triliun Setahun

Presiden Jokowi memimpin langsung rapat internal Indonesia darurat judi online, yang omsetnya setahun Rp327 triliun hampir 10 persen dari APBN


Fakta-fakta Rencana Demo Pendukung Prabowo-Gibran di Depan Gedung MK

25 menit lalu

Belasan karangan bunga dikirim ke Gedung Mahkamah Konstitusi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pagi ini, 19 April 2024. Karangan bunga tersebut menyatakan dukungannya terhadap paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam sengketa hasil Pilpres yang tengah bergulir. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Fakta-fakta Rencana Demo Pendukung Prabowo-Gibran di Depan Gedung MK

Seratusan ribu pendukung Prabowo-Gibran disebut akan berunjuk rasa di depan Gedung MK hari ini. Tapi Prabowo melarang, seperti apa faktanya?


Amicus Curiae Masih Berdatangan Tiga Hari Sebelum Putusan MK soal Sengketa Pilpres

27 menit lalu

Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum atau BEM FH dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan Universitas Airlangga menyerahkan amicus curiae atas permohonan perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU Pilpres di Mahkamah Konstitusi pada Selasa, 16 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Amicus Curiae Masih Berdatangan Tiga Hari Sebelum Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Tiga hari sebelum putusan sengketa Pilpres, amicus curiae atau sahabat pengadilan masih berdatangan ke MK.


Samsung Galaxy C55 5G dengan Snapdragon 7 Gen 1 Muncul di Geekbench

27 menit lalu

Samsung Galaxy M55 5G (Fonearena)
Samsung Galaxy C55 5G dengan Snapdragon 7 Gen 1 Muncul di Geekbench

Samsung Galaxy C55 5G diharapkan menampilkan layar OLED 6,67 inci dengan resolusi FHD+ 1080x2400 piksel dan kerapatan piksel 450 ppi.


Konser TVXQ, 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Menjelang Acara

29 menit lalu

Grup idola K-pop TVXQ yang beranggotakan Yunho dan Changmin.  Foto: Instagram/@tvxq.official
Konser TVXQ, 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Menjelang Acara

Jadwal penukaran tiket konser TVXQ pada Jumat, 19 April (13.00-20.00 WIB) dan Sabtu, 20 April (09.00-14.30 WIB)