Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tln

Oleh

image-gnews
Iklan
Barangkali Tln adalah sebuah tempat, yang pernah ada atau tidak pernah ada. Pengarang Argentina termasyhur itu, Jorge Luis Borges, bercerita bahwa pada suatu hari ia menemukan sebuah buku dalam bahasa Inggris. Tebalnya 1001 halaman, berjudul A First Encyclopaedia of Tln. Volume XI. Hlaer to Jangr. Tidak ada petunjuk tahun dan tempat penerbitan. Tapi di kitab itu ditemukannya ''sebuah fragmen penting mengenai sejarah lengkap suatu planet tak dikenal, dengan beragam arsitektur dan kartu kocoknya, keseraman mitologi-mitologi dan pelbagai dialek bahasanya, para penguasa dan samudra-samudranya, aneka mineral dan burung-burung dan ikan-ikannya, aljabar dan apinya, perdebatan-perdebatan teologi dan metafisikanya". Borges bercerita dengan gaya seorang penelaah yang teliti dan sekaligus pendongeng yang membual. Tapi apa bedanya? Kita telah dipacu terus oleh tuntutan untuk selalu punya kepastian dan stabilitas _ untuk bisa merancang, untuk bisa menguasai ruang dan waktu _ dan kebenaran ditentukan dari keperluan itu. Borges memberontak. Ia merantas batas antara ilmu dan khayal, dan membawa kita masuk ke dalam labirin mimpi. Justru dengan memakai dua gaya itu—dingin, obyektif, tapi sesungguhnya omong kosong—agaknya Borges ingin menunjukkan bahwa ia ''tidak berikhtiar mencari kebenaran". Seperti para ahli metafisika Tln, yang penting adalah ''berlomba-lomba mengejar kedahsyatan". Yang dahsyat, yang memukau, yang mencengangkan. Itulah sebabnya Labirin Impian, karya Borges yang baru saja terbit (dengan alih bahasa yang bagus sekali oleh Hasif Amini), merupakan paduan yang asyik dan menyesatkan antara pelbagai presentasi: sebuah naskah mungkin sekaligus sebuah kritik sastra, tapi ia juga puisi, cerita pendek dan khayal. Seperti para ahli metafisika Tln, Borges nampaknya setuju bahwa filsafat (dan dengan demikian juga risalah hasil pemikiran umumnya) adalah ''suatu cabang dari sastra fantasi". Borges bisa menyebut Spinoza dan Leibniz dan para pemikir yang pernah hidup. Tapi kita tak tahu apakah Ezequiel Martinez Estrada dan Drieu La Rochelle pernah ada dalam sejarah. Satu bab ditulisnya—dengan gaya sebuah telaah sastra yang serius—tentang sebuah buku yang berjudul Pendekatan Terhadap al-Mu'tasim, karya pengacara Bombay Mir Bahadur Ali, terbit akhir tahun 1932. Tetapi kemudian kita tak begitu peduli untuk tahu bahwa buku itu sebenarnya tak pernah ditulis oleh siapa pun…. Soalnya kemudian: bisakah kita hidup dengan main-main antara ''fakta'' dan ''dusta'' seperti itu. Jika filsafat adalah ''satu cabang dari sastra fantasi", benarkah sastra dan fantasi menjadi induk segala percaturan. Tapi agaknya, bagi Borges sendiri, tidak pernah ada induk. Juga sastra fantasi tidak menjadi awal dan akhir seluruh percakapan. Ia tak dapat jadi dasar. Kita bermain, untuk memakai kata-kata Derrida, di atas ''papan catur yang tanpa dasar''. Dalam hal ini kita bisa membedakan Borges dengan Italo Calvino: dalam karya orang Italia ini kita menemukan dongeng sepenuhnya, sering sebagai alegori yang utuh. Apa yang istimewa pada Borges, dan yang istimewa ini mengusik kita, ialah bahwa ceritanya bisa dimulai dengan adegan sehari-hari, detail yang biasa dan amat kita kenali: pipa tembakau di mulut, percakapan makan malam, catatan kaki sebuah tulisan, koin, dan kertas koran. Borges membawa kita kembali ke dunia kita yang teratur tetapi sebenarnya rentan: ada khaos, paradoks, ambiguitas, yang menerobos di sekujur wujudnya. Hasif Amini menyebutnya sebagai ''ambivalensi yang tak tercekal dan murah hati". Borges sendiri mungkin melihat dunia sebagai Babilonia yang dirundung lotere: ''Babilonia bukanlah apa-apa selain sebuah permainan kebetulan yang tak terhingga". Lalu di mana pegangan kita? Di mana gntungan terakhir, di mana Tuhan? Dalam dunia seperti ini Tuhan bisa menjadi maha penting, tetapi sabda-Nya sudah selesai dan pada saat yang sama tidak berhenti. Sebungkah firman saja sudah cukup dahsyat untuk tak perlu diulang-ulangi. Setelah itu: riak gelombang tafsir yang tak pernah selesai. Masing-masing tafsir mungkin mencoba ''mencari kebenaran", atau ''mengadakan sesuatu yang mereka anggap mendekati kebenaran". Tapi setiap kali ia tak dapat menghidupkan kembali firman itu dalam bentuknya yang utuh, yang dahsyat, yang memukau. Selalu ada risiko bahwa tafsir itu melakukan reduksi (karena bahasa tak pernah bisa memadai), atau lahir dari sebuah pandangan yang sudah punya bingkai tertentu—bingkai purbasangka, bingkai kepentingan, bingkai ruang-dan-waktu yang membatasi. Manakah yang bisa mengklaim/diklaim sebagai 'paling sahih'? Itu pertanyaan Hasif Amini dalam diskusi tentang Borges di Komunitas Utan Kayu pekan lalu. Tak ada, itulah jawabnya. Tak ada yang bisa menganggap diri punya otoritas. Tentu saja orang bisa cemas mendengar jawab ini. Tetapi penerbit Labirin Impian, LKIS Yogyakarta—dikelola oleh sejumlah cendekiawan muda Islam—rupanya justru ingin agar kita mencoba kecemasan itu. Dalam sebuah pengantar yang bersemangat, penerbit menulis bahwa sastra Borges ''menggoyahkan klaim absolut setiap tatanan yang melupakan posisinya sebagai satu wacana di antara sekian banyak wacana lain". Kegilaan dalam karya Borges justru bisa jadi berkah. Terutama karena kita menghadapi ''ideologisasi Quran", yang selalu menghasilkan ''akidah tunggal yang benar" yang dijadikan ''ujung tombak dakwah", yang menuntut umat agar ''merealisasikannya" sepersis mungkin. Jelas, ini sebuah suara pembebasan. Tapi nanti dulu: iman tanpa klaim kebenaran yang absolut mungkin tak bisa disebut iman. Atau kita bisa berkelit: ini justru iman yang sejati. Sebab Tuhan begitu dahsyat sehingga Ia tak cukup disamakan dengan ''akidah tunggal yang benar'' yang sebetulnya hanya hasil tafsir. Tapi Kitab Suci juga memaklumkan hukum yang jelas dan persis buat manusia. Bagaimana kita menerimanya? Jika kita katakan, hukum itu tak sama dengan Dia, karena tak suatupun yang menyamai-Nya, apakah hukum itu? Bagaimana Tuhan tanpa hukum, dan hukum tanpa otoritas? Tak ada jawab, belum ada _ juga oleh Borges. Goenawan Muhamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pejabat Kemenhub Asep Kosasih Tersangka Dugaan KDRT, Sudah Gugat Talak Istri

2 jam lalu

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Pejabat Kemenhub Asep Kosasih Tersangka Dugaan KDRT, Sudah Gugat Talak Istri

Polres Metro Tangerang Kota resmi menetapkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke, Asep Kosasih, sebagai tersangka dugaan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada istrinya, Vanny Rosyane.


TKN Prabowo-Gibran Klaim Siap Kolaborasi untuk RAPBN 2025 Jika Diminta Jokowi

3 jam lalu

Anggota Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad H. Wibowo,  ketika ditemui di Gedung CSIS Jakarta pada Rabu, 6 Desember 2023. TEMPO/Riri Rahayu
TKN Prabowo-Gibran Klaim Siap Kolaborasi untuk RAPBN 2025 Jika Diminta Jokowi

Prabowo-Gibran telah ditetapkan oleh KPU sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. TKN siap jika Jokowi meminta kolaborasi penyusunan RAPBN 2025.


Chandrika Chika Ditangkap, Begini Reaksi Putra Siregar dan Rico Valentino

3 jam lalu

Putra Siregar dan Rico Valentino. Foto: Instagram Rico Valentino.
Chandrika Chika Ditangkap, Begini Reaksi Putra Siregar dan Rico Valentino

Putra Siregar dan Rico Valentino pernah tersangkut kasus pengeroyokan yang melibatkan Chandrika Chika pada 2022 di sebuah kafe di Jakarta Selatan.


Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

3 jam lalu

Petani memanen kopi Robusta petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.


Indonesia vs Korea Selatan, Wapres Ma'ruf Amin Berharap Pemain Timnas U-23 Tampil Percaya Diri

3 jam lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan sambutan dalam acara Indonesia Quran Hours 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Kegiatan membaca Al-Quran secara bersama-sama itu mengangkat tema Indonesia Bersatu Indonesia Bangkit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Indonesia vs Korea Selatan, Wapres Ma'ruf Amin Berharap Pemain Timnas U-23 Tampil Percaya Diri

Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap para pemain Timnas U-23 bermain dengan penuh percaya diri melawan Korea Selatan.


95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

3 jam lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.


Para Puteri Indonesia Belajar Kehidupan dari Mooryati Soedibyo, Venna Melinda Dikuatkan Mental

4 jam lalu

Artika Sari Devi dan Baim saat melayat Mooryati Soedibyo. Foto; Instagram.
Para Puteri Indonesia Belajar Kehidupan dari Mooryati Soedibyo, Venna Melinda Dikuatkan Mental

Para Puteri Indonesia membuat kesaksian bagaimana mereka belajar kehidupan dan mendapat semangat dari Mooryati Soedibyo.


Perdana Beroperasi di Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222 Ribu Penumpang

4 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran.  TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Perdana Beroperasi di Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222 Ribu Penumpang

Kereta Cepat Whoosh mencatat jumlah penumpang dalam operasional perdananya selama masa angkutan lebaran tahun ini mencapai 222.309 orang. Adapun volume pengguna tertinggi per hari mencapai 21.500 penumpang.


Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

4 jam lalu

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.


Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

4 jam lalu

Pekerja tengah memilah bawang merah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap penyebab harga bawang merah mendadak melesat bahkan ada yang sampai jadi Rp 84 ribu per kg. TEMPO/Tony Hartawan
Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

Ikappi menyayangkan kondisi curah hujan yang tinggi di beberapa daerah sehingga membuat gagal panen dan memicu kenaikan harga bawang merah.