Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jip

Oleh

image-gnews
Iklan
Di altar Katedral Jakarta, malam itu, menghadap ke jenazah Romo Mangun yang terbaring, pastur muda dalam jubah ungu itu bercerita tentang sebuah jip Willys tua. Mobil itu sebuah kado ulang tahun ke-70 yang disiapkan sejak beberapa bulan yang lalu. Romo Mangun, kini wafat—dan disemayamkan beberapa jam di ruang dalam katedral itu—tentu tak akan membutuhkannya lagi. Tapi pernah ia mengatakan bahwa ia menyenangi kendaraan jenis itu, dan para pastur yang lebih muda, yang sangat menghormatinya, mendengar. Diam-diam mereka berusaha, dan akhirnya sebuah jip Willys tua dapat mereka beli di Bandung. Mereka ingin memberikan kado itu 6 Mei 1999 nanti.. Desember 1998, Romo Windiyatmoko, bersama Romo Mudji Sutrisno, datang ke rumah Romo Mangun di Yogya. Mereka sudah memberitahukan bahwa sebuah jip Willys telah didapat untuk Romo Mangun. Pastur berambut putih itu bangun dari duduknya: "Kalau begitu saya tidak jadi mati", katanya. 10 Februari itu Romo Mangun meninggal. Ia tak sampai ke usia 70. Di tahun 1995 para dokter sudah tahu bahwa penyakit jantungnya tak akan tertolong. Tapi ia jalan terus, sampai hari itu, ketika di sebuah seminar tentang buku di Jakarta, ia tiba-tiba harus berangkat ke kehidupan yang tak memerlukan apa pun: jip atau sejarah. Ada yang sedih dalam anekdot ini. Sejarah sangat penting bagi Y.B. Mangunwijaya—sejarah dan mitos, dan ia tak akan mendapatkannya kembali. Jip Willys ia sukai karena benda itu mengingatkan sebuah masa silam yang sangat berarti baginya: masa perang kemerdekaan, ketika ia jadi anggota Tentara Pelajar, ketika ia suatu saat menyetir sebuah jip Willys untuk Sri Sultan, sebuah masa yang digambarkan dengan kagum (justru dari sudut pandang seorang kapten tentara Belanda) dalam Burung-Burung Manyar. Jip Willys—sesuatu yang kini nampak sederhana tapi juga langka, sesuatu yang pernah menandai kegagahan yang terbuka dan lempang, sesuatu yang kini punah dan digantikan oleh Mercedes-Benz yang berpendar. Sejarah sangat penting bagi Mangunwijaya—terutama ketika sejarah bertaut dengan mitos, dan mitos bertaut dengan kefanaan. Salah satu elemen dalam kefanaan adalah mati dan kekalahan. Mitos justru hidup karena itu. Ada kalimat Roland Barthes yang agaknya cocok untuk karya Mangunwijaya. Mitos, kata Barthes, "bukan kebohongan, bukan pula pengakuan, melainkan pentasrifan". Dalam Roro Mendut, Burung-Burung Menyar, Durga Umayi, mitos bergerak sebagai sesuatu yang diimbuhkan dan mengubah cerita dasar yang diterima secara umum. Dalam wujudnya yang baru, para pahlawan bukan mereka yang tak pernah jatuh. Salah satu adegan dalam Burung-Burung Manyar yang menurut saya menarik ialah ketika si kapten tentara Belanda melihat para pemimpin Republik Indonesia ditangkap, setelah ibu kota Republik, Yogyakarta, diduduki, Desember 1948. Di hari itu siapa akan percaya Indonesia akan berdiri lagi? Tapi kapten itu melihat wajah Sjahrir di antara para tahanan. Ia tak melihat wajah seorang yang kehilangan. Sjahrir: bagi Mangunwijaya, tokoh ini juga sesosok mitos. Tak gampang memahami kekaguman Romo Mangun pada Sjahrir. Mangunwijaya bisa hidup dikelilingi kere di tepi Kali Code. Sementara itu, Sjahrir, seperti digambarkan oleh Rudolf Mrzek dalam Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia, dengan enak bergerak di antara nona dan tuan muda yang bahkan di masa pendudukan Jepang berdansa sembunyi-sembunyi mengikuti jazz Benny Goodman di radio klandestin. Tentu saja harus dicatat: ada masanya Sjahrir juga, seperti dilakukannya di tahun 1930-an, bisa bergerak di antara kaum buruh, sambil menyiarkan Das Kapital Karl Marx yang dijelaskan secara populer oleh Bung Hatta. Tapi mungkin Romo Mangun tertarik pada Sjahrir karena Sjahrir melihat perlawanan terhadap kolonialisme bukan sekadar perlawanan dendam. Ketika Perang Dunia II meletus dan Jerman menghantam Belanda, Sjahrir tak bertepuk, meskipun Hitler jadi populer di tanah jajahan. Dari pengasingannya di Bandaneira, Sjahrir menulis, "Aku membenci [Hitler] dengan sepenuh tenagaku, sebab aku tahu ia adalah personifikasi dari semua kekuatan yang melawan kemajuan dan pembebasan manusia". Kolonialisme dilawan seperti halnya Naziisme harus ditentang: dengan argumen yang sama. Pandangan seperti itu tentu dipengaruhi oleh sosialisme, yang lebih mengasumsikan persamaan manusia ketimbang nasionalisme, dan ini pas bagi seorang rohaniawan Katolik yang dekat dengan para jelata. Namun buat Romo Mangun bukan itu saja yang penting. Tulisannya dalam buku Mengenang Sjahrir menjelaskan: Sjahrir menarik hatinya karena orang ini "kalah atau gugur". Apa arti kalah atau menang dalam pengertian historis? Itu pertanyaan Romo Mangun. Sebenarnya besar sekali artinya. Memang, setelah ratusan tahun kita tahu bahwa yang kemarin disalibkan ternyata kemudian diikuti, yang kemarin dihujat kemudian dipuja. Tapi bagaimanapun juga kekalahan dalam suatu tahap waktu bisa berarti kesengsaraan sejumlah besar manusia yang konkret. Di Indonesia hal ini kita saksikan ketika PKI dihancurkan—dan kita tak bisa meringankan hal itu. Namun barangkali yang menyebabkan sosok Sjahrir terasa dekat pada Romo Mangun ialah ambivalensi Sjahrir terhadap permainan kalah dan menang itu sendiri, yang dalam politik berarti "tak berkuasa" dan "berkuasa". Sahabat lamanya, Sal Tas, seorang sosialis Belanda, melihat sesuatu pada diri cendekiawan asal Sumatra Barat ini: "Di lubuk hatinya", tulis Sal Tas dalam kenang-kenangannya, "Sjahrir tak menyukai politik." Sjahrir, menurut Sal Tas, terlibat di dalam politik karena rasa kewajiban, bukan karena minat. Di masa muda hal itu tak nampak benar. Tapi kian tua, ketika taruhan kian besar, juga rasa cemas, ketika vitalitasnya mulai disedot oleh introspeksi, Sjahrir mulai melawan hasrat politik dari batinnya. Bersama itu, tumbuh "nostalgianya terhadap dunia anak". Masa silam sebelum pamrih: bagi Sjahrir itu berarti bermain riang dengan bocah-bocah di pantai Banda. Bagi Romo Mangun itu ditandai oleh sebuah benda yang kini tampak bersahaja: jip Willys. Mungkin kemerdekaan di momen tanpa-pamrih itu tak bisa ditukar dengan kemenangan di kemudian hari, meskipun kemenangan itu juga membawa piala itu: kemerdekaan. Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Menjelang Mudik Lebaran 2024, Simak 5 Hal Ini

2 menit lalu

Ilustrasi arus mudik dan balik Lebaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Menjelang Mudik Lebaran 2024, Simak 5 Hal Ini

Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus mudik Lebaran pada H-2 atau 8 April 2024


Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

6 menit lalu

Monyet liar di hutan Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Di kawasan yang akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia itu masih banyak ditemui monyet-monyet liar. ANTARA
Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

Kalimantan Timur menjadi penerima dana karbon pertama Forest Carbon Partnership Facility di Asia Pasifik.


Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

6 menit lalu

Para dokter mengambil bagian dalam protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.


Alasan Kubu Anies Minta MK Hadirkan Sri Mulyani, Risma, Zulhas, hingga Airlangga

13 menit lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Konferensi Pers: PDB Kuartal III 2023 serta Stimulus Fiskal di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin, 6 November 2023. Pemerintah menyiapkan sejumlah paket kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, di antaranya bantuan pangan sampai akhir tahun dan 2024, insentif untuk sektor perumahan sampai tahun depan hingga insentif renovasi rumah bagi masyarakat miskin. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Kubu Anies Minta MK Hadirkan Sri Mulyani, Risma, Zulhas, hingga Airlangga

Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin meminta MK memanggil Menteri Keuangan, Menteri Sosial, Menteri Perdagangan, dan Menko Perekonomian sebagai saksi dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.


Persikabo 1973 Dipastikan Degradasi dari Liga 1 ke Liga 2, Djajang Nurjaman Masih Ingin Bertahan?

17 menit lalu

Pelatih Persikabo 1973 Djajang Nurjaman. Kredit: Tim Media Persikabo 1973
Persikabo 1973 Dipastikan Degradasi dari Liga 1 ke Liga 2, Djajang Nurjaman Masih Ingin Bertahan?

Persikabo 1973 dipastikan terdegradasi dari Liga 1 ke Liga 2 setelah kekalahan telak 5-2 di kandang Persik Kediri pada Kamis malam, 28 Maret 2024.


Reaksi Hadi Tjahjanto Soal TPPO Ferienjob, Sebut 1.900 Mahasiswa Jadi Korban hingga Bentuk Tim Khusus

25 menit lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Reaksi Hadi Tjahjanto Soal TPPO Ferienjob, Sebut 1.900 Mahasiswa Jadi Korban hingga Bentuk Tim Khusus

Hadi Tjahjanto mengatakan pihaknya mendorong perguruan tinggi segera menuntaskan kasus TPPO berkedok ferienjob.


MWA UNS Bentuk Panitia Pemilihan Rektor 2024-2029, Begini Tahapannya

29 menit lalu

Sebanyak 17 anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UNS Solo resmi terbentuk. Foto diambil di UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
MWA UNS Bentuk Panitia Pemilihan Rektor 2024-2029, Begini Tahapannya

Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo telah membentuk Panitia Pemilihan Rektor UNS Periode Tahun 2024-2029 melalui rapat pleno yang digelar Senin, 25 Maret 2024. Panitia beranggotakan 15 orang itu diketuai oleh Mohammad Jamin yang juga merangkap sebagai anggota.


Genshin Impact Gelar Acara di Empat Kota, Menyediakan Merchandise dan Bertemu Cosplayer

36 menit lalu

Game Genshin Impact. (miHoYo)
Genshin Impact Gelar Acara di Empat Kota, Menyediakan Merchandise dan Bertemu Cosplayer

Genshin Impact menggelar acara di Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya 31 Maret - 7 April 2024. Menyediakan merchandise dan bertemu cosplayer.


Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

42 menit lalu

Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Yusril Ihza Mahendra didampingi jajaran Tim Pembela Prabowo-Gibran mendaftarkan diri sebagai pihak terkait dalam gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Tim Pembela Prabowo-Gibran yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra mendaftarkan diri untuk menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di MK. ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso
Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

Para pengacara yang tergabung dalam tim pembela Prabowo-Gibran, yaitu Otto Hasibuan, Fahri Bachmid, Hotman Paris Hutapea, dan O.C. Kaligis.