Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasionalisme

Oleh

image-gnews
Iklan
SEBUAH pesawat Dakota jatuh di dekat Maguwo, Yogya. Tiga perwira Angkatan Udara Republik Indonesia yang ada di dalamnya tewas. Hari itu 29 Juli 1949. Pesawat ini, yang terbang dari New Delhi, membawa obat-obatan, sumbangan Republik India untuk Republik Indonesia. Sebuah pesawat sipil. Ada huruf dicat di tubuhnya yang telah patah: "VT-CLA". Menurut laporan, angkatan udara Belanda yang menguasai bagian utara Jawa mengejar dan menembaknya. Seorang pemuda berumur 17 tahun datang ke lokasi kematian itu. Ia ingin mengabadikan apa yang terjadi. Ia bukan seorang fotograf. Ia seorang pelukis, dan ia membuat sketsa puing-puing itu, dengan harapan bahwa ia bisa jadi saksi: sebuah pesawat sipil telah ditembak begitu saja oleh tentara Belanda, yang dengan kekuatan militer yang besar ingin menguasai Indonesia kembali. Kini, tahun 1999, anak muda itu dikenal sebagai salah satu pelukis Indonesia terkemuka, Srihadi Sudarsono. Tak banyak yang tahu, sampai 50 tahun lamanya, sampai ia berpameran buat pertama kalinya di Galeri Lontar, Jakarta, sampai pekan lalu, bahwa Srihadi menyimpan sejumlah skesta yang tak ternilai harganya: rekaman kejadian selama revolusi, baik dalam keadaan perang maupun dalam perundingan. Tak semua karyanya selamat. Sebagian besar pernah ikut terbakar bersama sebuah gedung perjuangan. Tapi di galeri itu saya beruntung masih dapat melihat bukan saja sketsa puing pesawat Dakota itu, tapi juga sosok seorang prajurit gerilya di kereta api, sepasukan tentara Belanda yang menggeledah sebuah rumah penduduk di Sala, sepotong wajah Bung Karno, sepotong wajah Moh. Roem, juga para diplomat asing di Kaliurang, Yogya, yang—berkat jasa PBB—mencoba menyelesaikan persoalan yang timbul ketika kolonialisme dihentikan di Indonesia. Indonesia tahun 1949, Indonesia tahun 1999. Srihadi mungkin tak menyadari ini, tapi melihat sketsanya, orang dengan mudah akan bicara tentang perbedaan, tentang kontras yang sedih. Setengah abad yang lalu itu dunia luar—dengan PBB yang masih segar—membantu Indonesia, si lemah yang sedang menghadapi ancaman kekuatan yang lebih dahsyat. Kini yang terdengar hanya kecaman yang tajam di mana-mana, terhadap sebuah Indonesia yang besar dan brutal, yang hendak menenggelamkan Timor Leste yang kecil (dan gagal). Indonesia 1949, Indonesia 1999. Setengah abad yang lalu itu para pemimpin Republik mencantumkan dengan yakin dan hati bergetar, "bahwasanya kemerdekaan adalah hak semua bangsa...". Mereka teguh bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus diakui oleh siapa pun, sebab ini satu ekspresi dari nilai yang universal. Kini kita hanya mendengar kalimat itu dibaca dengan malas. Dalam 40 tahun terakhir para pemimpin Indonesia mencoba meneriakkan bahwa nilai yang universal tak ada. Kita tak bisa dinilai dengan ukuran "Barat", seru mereka, kita punya demokrasi kita sendiri, kita ini unik, lo, Anda harus mengerti kebudayaan Jawa, nilai-nilai Asia.… Seakan-akan, bagi yang tertindas, ada beda hakiki antara kekejaman militer Indonesia dan, misalnya, kesewenang-wenangan orang Portugis. Sebuah pesawat Dakota jatuh. Kapal udara itu membawa obat-obatan dari dunia luar. Sejumlah wajah asing hadir di Kaliurang. Dalam sketsa-sketsa Srihadi dari tahun 1946, tak tersirat paras pendatang yang menakutkan, ganjil dan jauh. Di kertas gambarnya Srihadi bukan saja saksi sebuah peristiwa. Ia, yang juga seorang anggota tentara yang sadar tentang apa artinya perang kemerdekaan, juga jadi saksi sebuah sikap. Kita merasakan, dari goresan pensilnya, bahwa revolusi Indonesia—dan nasionalisme Indonesia—tak membersitkan rasa curiga dan sikap tertutup kepada apa yang "luar", apa yang "asing". Dari Srihadi kita tahu bahwa revolusi Indonesia bukanlah sebuah revolusi yang inward-looking, yang hanya menengok ke dalam—sebuah model revolusi yang, misalnya, bisa diambil dari ideologi dan tindakan Khmer Merah ketika mereka membangun sebuah republik di Kamboja. Rekaman Srihadi menunjukkan bahwa bahkan dalam perang kemerdekaan, Indonesia adalah sebuah buku yang terbuka. Dunia luar datang, melihat, dan Indonesia dengan gagah, meskipun kurus, berdiri. Di sebuah tembok jalanan Jakarta, sekitar November 1945, para pemuda pejuang menuliskan dengan huruf-huruf besar, "Give me liberty or give me death". Mereka tak bermaksud berbicara kepada orang Indonesia sendiri. Kalimat itu kata-kata orang Amerika Patrick Henry, diucapkan menghadapi penjajahan Inggris abad ke-18. Dengan mengutip itu, para pemuda Indonesia tampaknya ingin mengingatkan: suara seorang patriot Amerika abad ke-18 sama dengan suara para patriot Indonesia tahun 1945. Betapa fasih mereka itu, betapa tidak gagu seperti orang yang bersenjata dan berbaju safari yang ada sekarang. Dunia luar harus diyakinkan, karena kita benar. Tak ada yang harus ditutupi, karena kita tak usah malu. Seperti halnya keyakinan tentara perjuangan tahun 1940-an itu, yang dengan sadar mengerahkan para pelukis seperti Srihadi: mereka ingin merekam peristiwa, biarpun hanya dengan lukisan, ketika kamera belum dimiliki. Mereka tak ingin menghapus jejak. Mereka bukan maling. Mereka sedang membuat sebuah sejarah yang punya arti, juga bila diutarakan kepada manusia di ruang lain, di waktu yang lain, di milenium yang berbeda. Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Piala Asia U-23: Timnas Indonesia vs Korea Selatan Imbang 2-2, Lanjut Perpanjangan Waktu

14 menit lalu

Witan Sulaeman berhadapan dengan pemain timnas Korsel dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, di stadion di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Tim Humas PSSI
Hasil Piala Asia U-23: Timnas Indonesia vs Korea Selatan Imbang 2-2, Lanjut Perpanjangan Waktu

Laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 berakhir imbang 2-2 selama 90 menit waktu normal.


Gelar Geopark Ciletuh Run 2024, UGGCP Didorong jadi Destinasi Kelas Dunia

25 menit lalu

Pengunjung menikmati air terjun di kawasan wisata alam Geopark Ciletuh Curug Awang, Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad, 9 Desember 2018. Curug Awang yang memiliki tinggi 40 meter dan lebar 60 meter serta menawarkan suasana pemandangan air terjun yang masih alami tersebut menjadi alternatif wisata liburan di akhir pekan bersama keluarga. ANTARA/Nurul Ramadhan
Gelar Geopark Ciletuh Run 2024, UGGCP Didorong jadi Destinasi Kelas Dunia

Peserta Geopark Ciletuh Run 2024 bisa menikmati panorama alam yang berada di Geopark Ciletuh.


1.000 Remaja Korea Selatan Ditangkap Polisi karena Judi Online

58 menit lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
1.000 Remaja Korea Selatan Ditangkap Polisi karena Judi Online

Polisi Korea Selatan menangkap 2.925 orang yang terlibat judi online, termasuk 1.000 orang remaja.


Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

1 jam lalu

Rafael Struick (kanan) mencetak gol kedua dalam perempatfinal AFC U-23, Korea Selatan vs Indonesia, Jumat dinihari WIB, 26 April 2024. Cuplikan TVN
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

Dua gol Rafael Struick membuat Timnas Indonesia unggul 2-1 atas Korea Selatan pada babak pertama perempat final Piala Asia U-23 2024.


Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

2 jam lalu

Timnas Jepang AFC U23 2024 di Qatar. (AFP/KARIM JAAFAR)
Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

Timnas Jepang U-23 mengalahkan tuan rumah, Qatar, pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 lewat perpanjangan waktu.


Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

2 jam lalu

Selebrasi timnas dalam pertandingan Indonesia vs Yordania, Minggu, 21 April 2024. HUMAS PSSI
Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Shin Tae-yong melakukan perubahan.


KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

3 jam lalu

Ilustrasi PNS atau ASN. Shutterstock
KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

KASN menyebut ASN masih berpotensi melanggar netralitas di Pilkada 2024.


Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

3 jam lalu

Agen gas tengah melayani pembeli gas LPG ukuran 3 kg dengan menunjukkan KTP di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024. Pemerintah terus mencari berbagai skenario untuk mengatur secara ketat pendistribusian gas elpiji bersubsidi atau LPG 3kg.  TEMPO/Tony Hartawan
Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.


Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

3 jam lalu

Pasangan ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin jelang Piala Tjomas-Uber 2024 di Chengdu, China, Kamis (25/4/2024). (ANTARA/HO/PP PBSI)
Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

Tim bulu tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia menggelar latihan perdana di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium.


Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

4 jam lalu

Duel Timnas U-23 Korea Selatan vs Indonesia akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

Peri Sandria mengatakan gol cepat bisa menentukan hasil laga perempat final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.