Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Weil

Oleh

image-gnews
Iklan
Politik berangkat dari "kami". Mungkin itu sebabnya ia tak pernah memuaskan. Tetapi, apa boleh buat, kata "kami" telah ditemukan. Hidup mempunyai sejumlah saat, ketika seseorang terkait dengan sebuah regu, biarpun regu yang kecil. Ada sebuah cerita tentang Simone Weil. Ketika Simone berumur lima tahun pada tahun 1914, ia menolak membubuhkan gula pada minumannya. Eropa sedang gelap. Perang yang disebut sebagai Perang Dunia I berkecamuk, dan bocah Paris yang sangat cerdas itu tahu, di garis depan, para prajurit Prancis tak bisa lagi minum dengan gula. Simone kecil merasa, ia harus memberi isyarat sepenanggungan dengan mereka. Solidaritas yang meniadakan diri dengan menekan tubuhnya ini tak berhenti pada umur yang masih kanak-kanak itu. Ketika ia 33 tahun, Perang Dunia II pecah. Prancis diduduki Jerman. Ia menyingkir ke Amerika Serikat bersama orang tuanya. Tapi Simone segera berangkat ke London. Ia bekerja dalam gerakan perlawanan yang dilancarkan dari kota di seberang Prancis itu. Selama di sana, ia dengar bahwa di tanah airnya yang diduduki musuh, makanan jarang didapat dan harus dijatah. Sebab itu, selama di London, Simone menampik untuk makan lebih dari jumlah yang dikonsumsi orang-orang di negerinya yang sedang terjepit. Ia hidup dengan kurang gizi, tapi ia bekerja tak putus-putusnya untuk gerakan perlawanan. Akhirnya, ia pun roboh. Dokter menemukan ada TBC di rabunya. Hanya beberapa bulan mereka merawat Simone Weil di sanatorium. Pada suatu hari, di ranjang sakitnya, penulis, aktivis, filosof itu meninggal. Ia hidup dan mati untuk sejumlah manusia lain, dengan siapa ia bisa menyebut diri "kami". Maka, agak mengherankan bila menjelang kematian itu ia menulis sesuatu tentang kata "kami" dengan rasa khawatir. Dalam kumpulan yang kemudian diterbitkan tahun 1949, l'Enrencinement, ia mengatakan, "Kecerdasan dikalahkan segera setelah ekspresi pemikiran seseorang didahului oleh kata kecil 'kami', secara tersirat ataupun tidak." Bagi Weil, manusia adalah "aku", dengan segala kapasitas dan tanggung jawabnya. Sebab itu, politik—suatu arena bersama orang lain, suatu dunia "kami"—senantiasa akan cacat. Ketika Prancis menyiapkan masa depannya setelah pendudukan Jerman tahun 1940-an itu, Weil menentang ide tentang politik masa depan sebagai politik kepartaian. Jika Prancis ingin menjadi sebuah ruang luas bagi yang benar dan yang baik, partai politik harus ditiadakan. Jenderal de Gaulle, pemimpin gerakan perlawanan, membaca ide Simone Weil ini dan konon mengatakan, "Dia gila." Pada Simone memang ada sebuah gairah menjangkau yang-suci dan yang-luhur. Agaknya, dari sinilah ia meneguhkan konsep "aku". Baginya, seperti bagi seorang pemikir Prancis lain pada abad ke-17, Descartes, "aku" adalah sesuatu yang berpikir dari luar dunia sehari-hari, sebab itu universal: kesadaran yang tak terjamah oleh kepentingan regu, semangat puak, sektarian. Sebab itu, ia, seorang Yahudi, menampik gagasan bahwa bani Israel adalah bangsa pilihan Tuhan. Ia tertarik kepada iman Katolik, tapi ia kecewa kepada dunia Katolik Prancis. Weil tak menyukai pemujaan kepada Jean d'Arc—oleh Gereja diresmikan sebagai manusia suci baru pada tahun 1920, pada abad ke-20 yang dirundung perang antarbangsa. Jean d'Arc, sebagai legenda, dengan mudah memang membuat orang Katolik lupa tentang jarak antara Tuhan dan Prancis. Padahal, ada perbedaan yang radikal antara pengertian "Prancis" abad ke-15 dan "Prancis" abad ke-20. Pada abad ke-15 itu, Jean adalah seorang gadis petani yang dengan iman yang dahsyat berhasil memimpin pasukan putra mahkota Charles dalam berebut wilayah dengan hertog yang berkuasa di Burgundy, yang dibantu oleh pasukan Raja Henry VI dari Inggris. Patriotismekah yang menggerakkannya? Mungkin di suatu masa ketika ide tentang "patria" seperti pada zaman Roma kuno belum menyentuh daerah pertanian Prancis, Jean d'Arc lebih digerakkan loyalitas kepada seorang pangeran yang terancam, atau memang oleh suara gaib yang kini tak kita pahami lagi. Apa pun sebabnya, bagi Weil, pemujaan kepada Jean d'Arc tahun 40-an itu simtom yang tak sehat. Weil, yang mengorbankan tubuhnya untuk pembebasan Prancis, bukanlah seorang patriot. Patriotisme baginya adalah pakaian seragam yang terlampau sempit di dada, dan dari luar tampak mengancam. Patriotisme adalah "kami" yang menjepit "aku" menjadi sepihak, terutama bila dihadapkan dengan "mereka". Tapi ada sebuah kata yang tak ada dalam bahasa Prancis—dan ada dalam bahasa Indonesia—yakni "kita". Di dalam "kita", ada unsur orang lain yang dimasukkan sebagai subyek. Kesalahan Weil mungkin menganggap "aku" sebagai kesadaran ala Descartes: kesadaran yang otonom, yang tak terbangun oleh dunia dan komunikasi. Tapi "aku" itu universal, sebab itu seutuhnya inklusif. Weil tak meragukan asumsi itu. Karena kata "kita" tidak ada di sana, sulit membayangkan bahwa ada momen lain untuk menjadi inklusif. Hidupnya sendiri sebenarnya menyaksikan momen ketika "kita" menjadi penting. Ia Yahudi yang tanpa kesetiaan rasial, ia Prancis yang tanpa kesetiaan nasional, dan ia kelas menengah yang tanpa kasta. Pada tahun 1934-35 ia bekerja jadi buruh di sebuah pabrik mobil, dan mengalami sendiri bagaimana kaum proletar diperlakukan. Pada tahun 1936 ia bergabung dengan satuan Anarkis di dekat Zaragoza, Spanyol, dalam latihan untuk perang melawan kekuatan Fasis. Ia seorang yang, mungkin seperti Jean d'Arc, menemukan pengalaman mistis, dan memandang keprihatinan sosialnya sebagai "ke-Ilahi-an ersatz". Dengan itu ia tahu di mana politik menemu batas. "Kami" tidak cukup. Di dunia publik yang disebut politik itu, ada persaingan, ada perbenturan. Jika "kita" kemudian tak lahir, manusia kehilangan ruang itu, membunuh diri. Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Garuda Indonesia Operasikan 102 Pesawat Antisipasi Arus Mudik Lebaran 2024

3 menit lalu

Pekerja tengah melakukan perawatan pesawat Garuda Indonesia di fasilitas PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) di Cengkareng, Tangerang, Banten, Selasa 26 Maret 2024. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Citilink menyediakan 1,4 juta tempat duduk dan 170 extra flight untuk musim mudik lebaran 2024. GIAA memperkirakan akan terjadi kenaikan jumlah penumpang sebanyak 18% dari tahun lalu. TEMPO/Tony Hartawan
Garuda Indonesia Operasikan 102 Pesawat Antisipasi Arus Mudik Lebaran 2024

Garuda Indonesia akan operasikan 102 pesawat untuk antisipasi melonjaknya arus mudik Lebaran 2024.


BNPT Mendukung Tercapainya Visi Indonesia Emas 2045

3 menit lalu

BNPT Mendukung Tercapainya Visi Indonesia Emas 2045

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.


Ini Alamat Lokasi 4 SPBU Curang, Campur Pertalite dengan Pewarna Lalu Dijual sebagai Pertamax

5 menit lalu

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan), memberikan keterangan tentang pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menjadi Pertamax di empat SPBU, di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Ini Alamat Lokasi 4 SPBU Curang, Campur Pertalite dengan Pewarna Lalu Dijual sebagai Pertamax

Bareskrim menetapkan lima orang tersangka dari 4 SPBU curang yang menjual pertalite dicampur pewarna lalu dijual sebagai pewarna.


Ternyata, 99% Senjata Israel Diimpor dari Dua Negara Ini

5 menit lalu

Presiden AS Joe Biden menyetujui rencana penjualan senjata berpemandu presisi senilai US$ 735 juta (Rp 10,4 triliun) ke Israel di tengah konflik yang kian memanas antara Palestina dan Israel. Joe Biden menjual bom pintar Joint Direct Attack Munition, atau JDAM, yang dibuat oleh Boeing senilai US dollar 735 juta atau sekitar Rp 10,4 triliun. ausairpower.net
Ternyata, 99% Senjata Israel Diimpor dari Dua Negara Ini

Seruan internasional agar negara-negara menghentikan perdagangan senjata dengan Israel menguat, tetapi ternyata pemain utamanya dua negara ini.


Universitas Terbuka Menegaskan Keterlibatan dalam Program MBKM

13 menit lalu

Universitas Terbuka Menegaskan Keterlibatan dalam Program MBKM

Sejumlah pemberitaan yang beredar di media belakangan ini menyinggung tentang keterlibatan Universitas Terbuka (UT) dalam program Ferienjob yang dijalankan melalui PT CVGEN dan PT Sinar Harapan Bangsa (SHB) sebagai penyelenggara program tersebut.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

20 menit lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Setelah Dibongkar Bareskrim, Polda Jambi Mulai Selidiki Dugaan TPPO Magang Mahasiswa ke Jerman

24 menit lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Setelah Dibongkar Bareskrim, Polda Jambi Mulai Selidiki Dugaan TPPO Magang Mahasiswa ke Jerman

Polda Jambi mulai menyelidiki dugaan TPPO di balik program ferienjob magang mahasiswa ke Jerman. Diikuti 80 mahasiswa Universitas Jambi.


Atasi SPBU Nakal di Musim Mudik, Dirut Pertamina Setuju Pencabutan Izin

28 menit lalu

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Foto: Instagram/@nicke_widyawati
Atasi SPBU Nakal di Musim Mudik, Dirut Pertamina Setuju Pencabutan Izin

Dirut Pertamina Nicke Widyawati setuju sanksi pencabutan izin bagi SPBU yang nakal di musim mudik Lebaran.


Gunung Marapi Kembali Erupsi, Sejumlah Penerbangan di Bandara Minangkabau Dibatalkan

30 menit lalu

Gunung Marapi yang mengeluarkan batu pijar terlihat dari Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat 23 Februari 2024 malam. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak Senin (19/2/2024) hingga Jumat (23/2) sore, aktivitas gunung yang berstatus siaga level III tersebut meningkat dengan 13 kali letusan dan 219 kali hembusan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Sejumlah Penerbangan di Bandara Minangkabau Dibatalkan

Letusan Gunung Marapi disertai dengan suara gemuruh dan hujan abu tipis di beberapa wilayah sekitar gunung.


Ceramah Wapres soal Hawa Nafsu Bikin Jokowi dan Para Menteri Tertawa

43 menit lalu

Presiden Jokowi satu meja dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat mendengarkan kultum Wapres Ma'ruf Amin sebelum buka puasa bersama di Istana Negara, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Ceramah Wapres soal Hawa Nafsu Bikin Jokowi dan Para Menteri Tertawa

Wapres Ma'ruf Amin memberikan ceramah saat buka puasa bersama Jokowi dan menteri Kabinet Indonesia Maju.