Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Al-Ghazali

Oleh

image-gnews
Iklan

Benarkah kita tahu, atau benarkah kita tak tahu? Pertanyaan ini mengusik peradaban berpuluh-puluh abad?dan saya teringat Al-Ghazali.

Ia adalah tauladan besar dalam sejarah pemikiran: seorang yang terusik, seorang yang bergulat sampai dasar dengan soal "tahu" dan "tak tahu"?dan dengan riwayat yang mengagumkan, meskipun kita belum tentu sepaham dengan kesimpulannya.

Orang alim ini lahir di Tus, Iran, pada tahun 1058, anak seorang pemintal wul (ghazzal?dari mana nama "ghazali" berasal) yang ingin agar keturunannya jadi orang yang berilmu. Sebelum orang tua itu meninggal, si Muhammad dan adiknya diserahkannya kepada seorang sufi agar belajar membaca dan menulis. Ketika uang keluarga itu habis, Al-Ghazali masuk ke sekolah yang menyediakan kamar dan memberikan sedikit uang saku. Dari sinilah gairahnya untuk belajar beroleh peluang: ia berangkat dari tempat ke tempat, menimba ilmu seraya menulis buku.

Pada akhir tahun 1080-an, ia datang ke tempat Nizam al-Mulk, seorang wazir yang amat terpelajar di Kota Bagdad. Di Al-Mu'askar ("Kamp") itu para ulama piawai berdebat tentang pengetahuan agama, dan di sana Al-Ghazali menonjol. Pada umur 34, ia pun diangkat jadi Rektor Madrasah Nizamiyyah di ibu kota itu.

Selama empat tahun, sejak 1091, ia memimpin. Posisinya begitu luhur hingga seorang penulis biografinya menggambarkannya dengan sedikit berlebihan: martabat dan harta Al-Ghazali tak tersaingi bahkan oleh para wazir dan pangeran.

Pada masa inilah ia menuliskan karyanya yang termasyhur, Tahafut al-Falasifah (Keruwetan Para Filosof), sebuah kritik yang kukuh terhadap filsafat, sebuah hantaman yang cerdas terhadap pemikiran Ibnu Sinna dan Al-Farabi. Tapi tiba-tiba Al-Ghazali berubah: ia memutuskan untuk meninggalkan kedudukannya yang gemilang.

Dalam otobiografinya, Al-Munqidh min al-Dalal (Selamat dari Sesat) ia menyatakan bahwa selama itu ia merasa ia telah mengajar bukan untuk Allah. "Selama hampir enam bulan sejak Rajab tahun 488 Hijriah," demikian tulisnya, "aku terombang-ambing antara daya tarik duniawi dan desakan ke hidup yang kekal." Pada suatu hari, lidahnya tiba-tiba kering. Ia tak bisa mengajar. Kesehatannya memburuk. Para dokter tak tahu bagaimana mengobatinya dan menyimpulkan bahwa sakitnya bukanlah jasmani. Akhirnya Al-Ghazali pun "berlindung kepada Allah yang meringankan hatinya untuk menampik kedudukan dan harta, dan lepas dari anak-anak dan sahabat". Dibagi-bagikannya kekayaannya dan ditinggalkannya Bagdad.

Ia pun berkelana selama sebelas tahun ke Damaskus, Yerusalem, Hebron, Medinah, Mekah, dan kembali ke Bagdad sebentar pada Juni 1097, sebelum ia akhirnya kembali ke Tus. Di kota kelahiran itu ia tinggal selama sembilan tahun, berkhalwat, hidup menyendiri. Pada tahun 1106 ia mengajar sebentar di Nishapur, lalu ia pulang ke Tus, di mana ia wafat pada akhir tahun 1111.

Umurnya hanya mencapai 53 tahun, tapi ia telah berhasil hidup kekal: dari semua ulama dalam sejarah Islam selama hampir 1.000 tahun, dialah yang paling banyak dibaca dan dikenang di madrasah di dunia. Namanya diseru sebagai "Hujjat al-Islam". Ia "bukti [kebenaran] Islam".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang memang dapat mengatakan bahwa Al-Ghazali dijunjung tinggi karena ia membela pemikiran ortodoks, dan dengan demikian bisa mengukuhkan posisi penguasa tafsir dan penguasa politik. Memang, ia layak berkata, sejak belum lagi berumur 20 ia "tak berhenti mengarungi dalamnya samudra", dan "terjun dengan tabah menenggelamkan diri? ke dalam pertanyaan yang gulita". Tapi selama itu ia sebenarnya tak pergi jauh; ia tak beranjak dari dogma. Para pengritiknya mengatakan bahwa Al-Ghazali menggunakan metode filsafat untuk menghantam filsafat sebab ia tak menyukai pemikiran bebas.

Ibn Rushd, seorang pemikir yang tak kalah ulung, yang hidup di Spanyol seabad setelah penulis Tahafut al-Falasifah itu, menunjukkan bahwa Al-Ghazali memang penuh kontradiksi. "Abdul Hamid", tulis Ibn Rushd, menyebut nama lain Al-Ghazali, "adalah seorang penganut Ash'airiyyah di antara kaum Ash'airiyyah, seorang sufi di antara kaum sufi, dan filosof di antara filosof". Seorang penganut Ash'airiyyah umumnya bersikap ortodoks, tapi seorang filosof tak mungkin taklid kepada doktrin. Dan bagaimana pula seorang sufi bersikap doktriner, seraya bertumpu pada rasio, dalam hubungan mistiknya dengan Tuhan?

Orang akan selalu ingat, pada abad ke-12 Ibn Rushd menyerang Tahafut al-Falasifah dengan buku Tahafut al-Tahafut (Ruwetnya Keruwetan)?dan agaknya ini khas pengagum Aristoteles, baginya amat penting peta yang jelas dan persis. Rasionalisme dalam filsafat Islam dari abad ke-8 bergema lagi di pemikiran Ibn Rushd, meskipun dengan kritik: Ibn Rushd percaya bahwa filsafat dan agama ibarat dua anak yang disatukan oleh seorang ibu penyusu, dari mana mereka tumbuh sehat.

Tapi agaknya Ibn Rushd kurang menunjukkan apresiasi kepada keresahan Al-Ghazali. Guru dari Tus ini sah untuk tak puas dengan filsafat, sebab bahkan dengan rasio, banyak hal tak bisa kita ketahui tentang hidup di dunia dan sesudahnya.

Namun Al-Ghazali juga tak tepat dalam asumsinya, bahwa ajaran agama akan jadi jawab segalanya. Tak ada pintu terakhir bagi "pertanyaan yang gulita".

Tapi apa mau dikata: Al-Ghazali hidup pada abad ke-11. Ia tak tahu bahwa pada abad ke-21 perenungan tak kunjung berhenti dan filsafat masih bersipongang justru dengan kritik kepada rasionalisme. Itu semua berlangsung disertai pengakuan bahwa juga iman ada batasnya.

Perlu hebohkah kita? Beribu tahun yang lampau, juga Kitab Veda (yang berarti "pengetahuan") mengandung lagu-puja yang penuh pertanyaan yang gelap. Sebelum ada "Ada" dan "Tak Ada", begitulah tersebut dalam Rig Veda, "siapa yang meliputinya?" Satu kalimat menjawab: "Ia yang jadi asal Penciptaan sesungguhnya tahu, tapi mungkin ia tak tahu."

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

3 jam lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

6 jam lalu

Sejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin berada di atas truk pick-up selama prSejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin da RPG saaat berada di atas truk pick-up selama protes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullahotes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullah
5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

Sejak revolusi 1979, Iran telah membangun jaringan proksi di seluruh Timur Tengah. Pengawal Revolusi Iran dan Pasukan elit Quds memberikan senjata, pelatihan dan dukungan keuangan kepada gerakan milisi tersebut.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

7 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

17 jam lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

23 jam lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Bela Diri atas Serangan Iran

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Benjamin Netanyahu Sebut Israel akan Bela Diri atas Serangan Iran

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkata Israel akan membuat keputusan sendiri untuk membela diri dari serangan Iran.


Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional tidak terdampak konflik Iran dan Israel


Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

1 hari lalu

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan fluktuatif dan ditutup menguat ke level Rp 16.170 per dolar AS.


Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

1 hari lalu

Suasana pelayanan kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.  Otoritas Jasa keuangan (OJK) terus meningkatkan koordinasi, integrasi dan kerja sama di antara berbagai bidang organisasi di OJK untuk semakin memperkuat pengawasan lintas bidang di industri jasa keuangan. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.