Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika

Oleh

image-gnews
Iklan

Dunia tidak menjadi Amerika yang lebih luas, dua ratus tahun lebih semenjak 4 Juli 1776.

Dewasa ini kita memang masih mendengar kecaman terhadap "universalisme palsu"asumsi yang menganggap bahwa apa yang baik di (atau bagi) Amerika akan baik pula bagi bagian bumi yang lain: baik itu kapitalisme, sistem pemilihan distrik, maupun cacahan kentang goreng. Pierre Bourdieau, pemikir Prancis yang cemerlang itu, pernah menulis dengan meradang apa yang dianggapnya sebagai "la ruses de la raison imperialiste"; adapun, menurut dia, salah satu buah kecerdikan akal imperialis itu adalah "McDonaldisasi pemikiran". Dengan kata lain, sebuah pembentukan cara berpikir yang terjadi lantaran dominasi Amerika di pelbagai sudut: dalam hal dana riset, kemampuan penerbitan buku dan risalah, kekayaan dunia akademik, penyebaran media massa.

Tapi tidakkah di sini kita mencium sebuah purbasangka yang sangat sering dijumpai di Eropa (benua yang tua), yang memandang Amerika (yang lebih muda) hanya sebagai dunia barbar pengunyah permen karet yang menyebalkan?

Imperialisme Amerika, "McDonaldisasi pemikiran", dan globalisasi. Barangkali ada cara lain untuk memandang hal-hal itu, cara yang tidak mengikuti Bourdieau. Cara lain itu sebenarnya sudah ditawarkan oleh Marx, ketika ia, bersama Engels, menuliskan Manifesto Komunisnya yang termasyhur itu.

Yang sering dilupakan orang ketika berbicara tentang Marx ialah bahwa pemikirannya menjadi dahsyat karena ia menyaksikan kedahsyatan kaum borjuis, kelas menengah yang mengubah dunia dan "mencapai keajaiban yang jauh melebihi piramida Mesir, akuaduk Romawi, katedral Gothis". Kaum borjuis, menurut Marx, "telah memainkan peran paling revolusioner dalam sejarah". Dunia lama digantikan yang baru. Keinginan yang lama digantikan keinginan yang baru, yang tak cukup dipenuhi oleh produksi setempat, melainkan oleh hal-hal yang datang dari negeri jauh dan cuaca yang beda. Dalam Manifesto yang ditulis di tahun 1848 itu Marx mengungkapkan apa konsekuensi dari perubahan besar itu: saling ketergantungan. "Kesatu-sisian nasional dan kesempitan-pandang nasional semakin lama menjadi semakin mustahil." Marx saat itu hendak berbicara tentang akan munculnya "sebuah kesusastraan dunia", tetapi argumennya bisa dipakai untuk membicarakan produksi kerohanian pada umumnya. Ia sesungguhnya telah melihat globalisasi yang kini, 150 tahun semenjak itu, disambut atau dikutuk orang itu.

Tapi, berbeda dengan banyak analis kini, Marx melihat bahwa yang menjadi sumber dari transformasi itu bukanlah sebuah negeri, Amerika atau Inggris, melainkan sebuah dinamisme yang datang dari kepentingan modal. Setiap pelaku ekonomi berada dalam posisi harus bersaing dengan pelaku ekonomi yang lain, baik yang membuka toko di seberang jalan maupun yang datang dari pantai yang jauh. Perubahan dan inovasi harus djalankan, sebagai salah satu cara menemukan akal selamat. Kaum borjuis, kata Marx, "tak akan ada tanpa terus-menerus mengubah alat-alat produksinya."

Memang, Marx tidak hanya memuji peran sejarah kaum borjuis. Ia juga melihat kelemahan dasar dari proses itu. Kaum borjuis pada akhirnya hanya melaksanakan satu dari kemampuan dirinya yang beragam itukemampuan yang dibebaskannya dari ikatan-ikatan feodaldan itu adalah kemampuan menghimpun kapital. Dengan demikian manusia hanya berkembang terbatas dan menjadi bengkok. Akhirnya hanya yang bisa dipasarkan, hanya yang bisa menjadi komoditi, yang bertumbuh. Dalam proses itu, manusia borjuis sendiri akan kehilangan dayanya untuk mengendalikan gerak agresif modal yang dimilikinya. "Masyarakat modern borjuis," tulis Marx, "sebuah masyarakat yang telah menyulap-jadikan alat-alat produksi yang begitu hebat, mirip seorang ahli sihir yang tak bisa lagi mengontrol kekuatan dunia bawah yang telah dipanggilnya sendiri".

Itu sebabnya Marx meramalkan akan ambruknya borjuasi. Sejauh ini kita belum melihat itu sedang akan terjadi. Yang tampak bahkan arus yang kian deras dari apa yang dikemukakannya di tahun 1848 itu: makin mustahilnya "kesatu-sisian nasional". Yang kini terjadi ialah bahwa sebagian kecil manusia hidup dan bekerja dalam sebuah ruang global yang satutak peduli apa yang tertulis di paspornyasementara sebagian besar yang lain terpaku di antara perbatasan-perbatasan lama, bahkan perbatasan yang lebih tua ketimbang "nasion". Seorang eksekutif di New York akan lebih merasa satu tempat dengan seorang ahli teknologi di Jakarta, seorang pendesain industri di Osaka, seorang konsultan pemasaran di Capetown. Pada 4 Juli ada orang-orang yang akan menyanyi "God Bless America" tapi saham berkelit dari pelbagai penjuru, lari ke pelbagai penjuru, tenaga-tenaga pakar melintas benua dan tinggal di hotel-hotel interkontinental dengan CNN di televisi di kamar mereka. Kita mungkin tidak bisa lagi menggunakan kata "kecerdikan akal imperialis", karena kita tidak lagi melihat sebuah negeri menjajah negeri lain. Kita bahkan agak bingung apa yang kini bisa disebut sebagai "negeri", juga "negeri Amerika".

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 menit lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bos Apple Tim Cook Kunjungi Apple Developer Academy Binus di Tangerang

1 jam lalu

CEO Apple, Tim Cook (kiri) melambaikan tangan setibanya di  Apple Developer Academy di Green Office Park, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu 17 April 2024. Kunjungan tersebut dalam rangka rencana Apple membuat pengembangan (offset) tingkat komponen dalam negeri atau TKDN untuk produk-produk buatan Apple. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Bos Apple Tim Cook Kunjungi Apple Developer Academy Binus di Tangerang

CEO Apple Tim Cook kunjungi Apple Developer Academy Binus di BSD City, Tangerang. Sudah memiliki 1.500 lulusan.


Erick Thohir Buka Peluang Naturalisasi Emil Audero, tapi Tak Ingin Memaksa

1 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan penjaga gawang Inter Milan Emil Audero. Sumber Instagram @erickthohir.
Erick Thohir Buka Peluang Naturalisasi Emil Audero, tapi Tak Ingin Memaksa

Erick Thohir memberi sinyal positif soal rencana naturalisasi penjaga gawang keturunan Indonesia, Emil Audero Mulyadi.


ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

1 jam lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.


Ini Prediksi Setlist Konser TVXQ 20&2 di Jakarta, Siap-siap Nyanyi Bareng!

2 jam lalu

Grup idola K-pop TVXQ yang beranggotakan Yunho dan Changmin.  Foto: Instagram/@tvxq.official
Ini Prediksi Setlist Konser TVXQ 20&2 di Jakarta, Siap-siap Nyanyi Bareng!

Prediksi setlist konser TVXQ 20&2 di Jakarta, Sabtu, 20 April 2024 di ICE BSD.


Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

2 jam lalu

Celine Dion menghadiri Grammy Awards 2024 di Los Angeles, California, 4 Februari 2024. Foto: Instagram/@recordingacademy
Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

Film dokumenter I Am: Celine Dion akan tayang di Prime Video pada 25 Juni 2024


Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

2 jam lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

Warga Bogor dan Tangsel memprotes rencana BRIN menutup jalan yang selama ini berada di kawasan lembaga riset itu.


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

2 jam lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


TKN Sebut Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi Saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

3 jam lalu

Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Sufmi Dasco Ahmad memberikan keterangan pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis, 30 November 2023. TKN Prabowo-Gibran meminta agar tidak ada lagi yang menuding pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres cacat hukum. TEMPO/M Taufan Rengganis
TKN Sebut Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi Saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

Menurut Dasco, Prabowo juga berpesan kepada para pendukungnya untuk mempercayakan hasil putusan sengketa PHPU Pilpres 2024 ke hakim MK.


Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

3 jam lalu

Alibaba. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.