Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Handphone

Oleh

image-gnews
Iklan
ADA seorang bintang film yang mendapat tawaran dari kakaknya: "Di hari ulang tahunmu, kamu mau mendapat handphoneatau mau umroh?"

Handphone atau umroh. Dua hal yang berbeda. Yang satu sebuah perkakas, yang lain sebuah ibadah. Tetapi keduanya dapat dijadikan hadiah ulang tahun karena keduanya sudah jadi komoditi. Telepon genggam itu diproduksi dan diberi harga. Umroh kini merupakan soal tiket pesawat, uang fiskal, ongkos penginapan. Bagaimana kegunaan telepon genggam itu buat diri si bintang film dan bagaimana arti umroh itu bagi dirinya memang penting, tetapi di luar percaturan. Nilai guna, sesuatu yang konkret dan bersifat individual, telah berubah jadi nilai tukar, sesuatu yang akhirnya bisa diterjemahkan dalam angkaangka uang. Handphone dan umroh: keduanya—dua hal yang amat berbeda—ternyata bisa dipertukarkan.

Tidak berarti bahwa dengan demikian orangorang yang pergi ke Mekah, ketika melakukan tawaf di sekeliling Ka'bah dan berlarilari, dalam sa'i, antara dua bukit kecil (kini praktis telah sepenuhnya simbolis), dan ketika mereka bersujud di depan Allah di Masjidil Haram—semua itu—berlangsung tanpa sesuatu yang bisa menggetarkan, sesuatu yang punya suasana religius yang dalam. Ibadah tidak dengan sendirinya menjadi sesuatu yang profan hanya karena pengurusannya telah jadi bagian dari kegiatan perdagangan. Kapitalisme tak serta-merta mematikan batin sebuah ritual.

Tidak berarti pula bahwa si kakak yang menawarkan hadiah berupa handphone atau umroh itu telah menganggap sebuah kegiatan ibadah sebagai sesuatu yang sama dengan keasyikan bercengkerama, bergosip, mungkin bertengkar, antara manusia satu dan manusia lain, lewat sebuah teknologi yang canggih. Tidak. Lahirnya pasar, terjadinya komodifikasi, hanya memberikan indikasi bahwa sejumlah benda atau kegiatan tertentu tidak tersedia bagi setiap orang—seperti angin di udara tersedia bagi siapa saja—dan karena itu orang harus membayar, dan ada pihak yang menerima bayar. Dalam komunikasi itu, antara yang "berbelanja" dan yang "menjual", halhal konkret (termasuk cinta, terharu, kangen, marah) yang terjadi antarmanusia tidak diasumsikan perlu dan bisa terjadi. Kadangkadang kapitalisme memang mirip kesepian.

Barangkali itu sebabnya sekarang—ketika kapitalisme riuh-rendah—orang memerlukan handphone dan umroh. Orang mulai gelisah dalam ruang sendirisendiri.

Agama, kata Eric Gellner, adalah "a celebration of community". Mereka yang punya kecenderungan untuk menjadi sufi mungkin akan sebal, tapi orang berbuka puasa bersama, naik haji bersama, umroh bersama. Berjemaah memang bisa meningkatkan nilai ibadah, dan sekaligus juga memberikan semacam suasana lindung bagi jiwa yang mulai hidup dalam komunitas yang retakretak oleh kapitalisme. Tidakkah ini menjelaskan bahwa modernisasi kapitalis, yang pernah diduga akan menyebabkan terlepasnya manusia dari haribaan tradisi dan agama, ternyata menunjukkan gejala yang sebaliknya? Kini hampir semua lapisan, horizontal ataupun vertikal, bicara soal ONH dan ONH-plus.

Juga telepon genggam. Sebab kaum borjuasi atas memang kian membutuhkan benda yang mirip uleguleg ini, yang bisa ditaruh dalam saku dan dibawa ke mana saja—sesuai dengan kebutuhan untuk komunikasi cepat dan meningkatnya kesejahteraan orang ramai. Yang juga berarti kongesti. Handphone hampir jadi semacam alat vital di dalam lalu-lintas yang macet.

Tentu saja hasilnya tetap: komunikasi memang bisa jadi lancar, meskipun manusia tidak dengan sendirinya menjadi lebih efisien atau hangat atau sopan. Ada seorang teman yang pernah melihat adegan ini: empat orang masuk ke sebuah restoran. Untuk business lunch…. Tapi begitu mereka duduk di satu meja, mereka mulai membuka handphone mereka masingmasing, dan pembicaraan pun terjadi. Tidak di antara orang berempat itu.

Handphone atau umroh. Bila mungkin, orang akan menginginkan memiliki kedua-duanya sekaligus.

Clifford Geertz mengamati masyarakat Islam di Maroko dan Indonesia dan dalam Islam Observed ia menyebut sebuah gejala, yakni "moral double book-keeping". Ada yang menguraikan bahwa gejala "pembukuan ganda" dalam hal moral ini umum terjadi di masyarakat tradisional yang bertemu dengan arus modernisasi yang tak bisa dielakkan. Di satu sisi, kita menyimpan impian dan rencana kita untuk jadi bagian dari sebuah ruang global yang modern. Di sisi lain, kita menyimpan rasa cemas kita kalaukalau kita kehilangan apa yang dulu kita miliki, sesuatu yang sering disebut sebagai identitas. Identitas itu mungkin hanya sebuah gardu yang kita konstruksikan untuk tempat kita berteduh, tetapi ia cenderung menampakkan warna yang keras, berteriak, ketika kita kian merasa terancam kehilangan.

Maka ketika kita punya handphone, dan pergi umroh, terkadang kita tak tahu lagi siapa gerangan yang sesungguhnya kita ingin ajak bicara: Tuhan atau manusia.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

5 menit lalu

Sampah sachet dari lima perusahaan mencemari perairan Jakarta. Foto Tim Brand Audit
Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

Dari total timbunan sampah plastik, ditaksir sekitar 14-16 persen itu berupa sachet dan pouch.


Merger Garuda Indonesia dengan InJourney Ditarget Tahun Ini, Manajemen: Asal Memenuhi Faktor

6 menit lalu

Pekerja tengah melakukan perawatan pesawat Garuda Indonesia di fasilitas PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) di Cengkareng, Tangerang, Banten, Selasa 26 Maret 2024. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Citilink menyediakan 1,4 juta tempat duduk dan 170 extra flight untuk musim mudik lebaran 2024. GIAA memperkirakan akan terjadi kenaikan jumlah penumpang sebanyak 18% dari tahun lalu. TEMPO/Tony Hartawan
Merger Garuda Indonesia dengan InJourney Ditarget Tahun Ini, Manajemen: Asal Memenuhi Faktor

Rencana merger antara Garuda Indonesia dan InJourney bisa beres tahun ini asal memenuhi beberapa faktor.


Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

7 menit lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.


Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

9 menit lalu

Anggota komisi III DPR fraksi PDI P Arteria Dahlan tertidur saat sidang putusan sistem pemilihan umum (Pemilu) di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. Dalam putusannya, MK menolak permohonan para pemohon secara keseluruhannya dan tetap menggunakan proporsional terbuka untuk pemilu 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?


Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

13 menit lalu

Ilustrasi menonton film horor. Freepik.com
Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?


Demonstran Yordania Desak Diakhirinya Perjanjian Damai dengan Israel

14 menit lalu

Massa melakukan protes untuk mendukung warga Palestina di Gaza, di dekat kedutaan Israel di Amman, Yordania, 28 Maret 2024. REUTERS/Alaa Al-Sukhni
Demonstran Yordania Desak Diakhirinya Perjanjian Damai dengan Israel

Ribuan warga Yordania menyerukan diakhirinya perjanjian perdamaian antara negara itu dengan Israel, sebagai protes atas gesonida di Gaza


Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

19 menit lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

Bos PT SHB, Enik Waldkonig, menyebut ia pertama kali melibatkan mahasiswa Indonesia di program ferienjob pada 2022


Jadwal Liga Jerman Pekan Ke-27: Ada Der Klassiker Bayern Munchen vs Borussia Dortmund, Simak 5 Fakta Menariknya

19 menit lalu

Pemain Bayern Munchen, Harry Kane, Serge Gnabry, Eric Dier, Thomas Mueller dan Leon Goretzka merayakan kemenangan timnya setelah kalahkan Lazio dalam Leg Kedua Liga Champions di Allianz Arena, Munich, Jerman, 5 Maret 2024. REUTERS/Angelika Warmuth
Jadwal Liga Jerman Pekan Ke-27: Ada Der Klassiker Bayern Munchen vs Borussia Dortmund, Simak 5 Fakta Menariknya

Jadwal Liga Jerman pekan ke-27, akhir minggu ini, akan menampilkan laga Der Klassiker Bayern Munchen vs Borussia Dortmund. Simak 5 fakta menariknya.


Tim Ganjar-Mahfud Ungkap 4 Aspek Abuse of Power Jokowi dalam Politisasi Bansos

21 menit lalu

Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan pangan atau bansos beras kepada masyarakat penerima manfaat di Kompleks Pergudangan Bulog Kampung Melayu, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Foto Sekretariat Presiden
Tim Ganjar-Mahfud Ungkap 4 Aspek Abuse of Power Jokowi dalam Politisasi Bansos

Menurut Chico, Ganjar-Mahfud tidak mempersoalkan siapa yang menang dan kalah, namun menggugat masalah penyelenggaraan Pemilu 2024.