Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komunitas

Oleh

image-gnews
Iklan
Dalam perjalanan panjang iman dan manusia, sesuatu telah terjadi: Tuhan tetap disebut dan disembah, tetapi dengan posisi yang telah bergeser. Saya bertemu dengan Farid Essack, seorang pemikir muslim dari Afrika Selatan, dan ia mengutip sebuah statistik. Menurut hitungan yang dibuat oleh Wilfred Cantwell Smith, di zaman awal Islam hampir seluruh khazanah pemikiran agama ditulis dengan terpusat ke sebuah pokok, yakni "Allah". Tapi kemudian berangsur-angsur perubahan terjadi: lebih besar jumlah risalah yang berfokuskan "Islam". Agama, dan bukan Tuhan, semakin sering diacu. "Islam" telah berkembang jadi hal yang demikian penting sehingga seakan-akan jadi arah pengabdian. Dulu orang takzim dan khusyuk di depan Tuhan. Kemudian orang takzim (mungkin khusyuk, mungkin tidak) di depan sistem dan prosedur yang mengatur ketakziman itu. Religiositas—yang pernah menyebabkan puisi sufi bisa lahir—telah berubah. Perubahan itu semakin kelihatan ketika kemudian bukan "Allah" dan bukan "Islam" lagi yang menjadi fokus, melainkan "umat". Seakan-akan "Islam" ibarat roh yang menemukan sosok tubuhnya dalam "umat" itu. Mungkin sejajar, meskipun tak sama, dengan pengertian "Gereja" di kalangan Katolik, "umat" jadi pengertian yang kian lama kian sentral. Tentu saja "umat", sebagai sosok tubuh "Islam", dibayangkan sebagai sesuatu yang utuh, suatu totalitas. Dulu orang datang ke hadapan Tuhan sebagai diri dengan harap dan kesunyian masing-masing, juga ketika kita berjamaah. Kemudian orang datang sebagai bagian dari sebuah harapan dan kecemasan kolektif. Saya tak tahu seberapa akurat statistik yang disebut Essack dan bagaimana angka-angka di sana mendukung cerita tentang perubahan orientasi itu. Kata-kata Ernest Gellner bahwa agama adalah "a celebration of community" mungkin dimaksudkannya untuk kapan saja dan di mana saja, tetapi agaknya paling cocok dengan suatu zaman ketika Tuhan tetap disebut dan disembah, tetapi dengan posisi yang telah bergeser: Tuhan yang tak lagi dekat—Tuhan yang tak lagi lebih dekat dari urat nadi kita—melainkan Tuhan yang semakin jauh, setelah Ia didudukkan nun di sana, di dalam balairung agung yang dikuasai kolektivitas, dijaga oleh berlapis-lapis sistem dan prosedur. Dan di situlah soalnya. Ketika umat jadi pokok soal satu-satunya, keterbatasannya pun diabaikan. Dorongan untuk tampil sebagai komunitas tak jarang juga berarti dorongan untuk selamanya bersatu-padu. Kesatupaduan itu bisa jadi mutlak. Dan ketika itu berlangsung, maka hidup, mati, laku baik atau laku jahat seorang warga akhirnya adalah urusan komunitas itu. Amal dan dosa seakan-akan ditanggungkan bersama: sebuah perkara publik. Totalitarianisme bermula dari sini, dari sebuah kehilangan: hilangnya laku yang ditanggungkan sendiri. Di masa Revolusi Kebudayaan di Cina—sebagai contoh besar suasana totaliter—setiap orang harus di jalan yang benar seperti yang ditentukan oleh kolektivitas. Untuk itu ia akhirnya harus hafal ucapan Ketua Mao yang disusun secara sama. Ungkapan yang menyimpang dicurigai. Cita-cita revolusi yang luhur tetap dikibarkan, tetapi yang disembah adalah bagaimana memahami ajaran. Akhirnya Buku Merah itu yang suci. Dalam perjalanan panjang iman dan manusia, yang suci akhirnya sering "disekutukan" dengan hal-hal yang seharusnya tak suci. Bukan hanya jimat, tapi juga kata dan tafsir. Bukan hanya patung, tapi juga aturan dan rituil. Bukan hanya ikon, tapi juga komunitas itu sendiri. Komunitas yang jadi suci adalah komunitas yang mengharamkan ketidakmurnian. Tetapi bagaimana hidup tanpa ketidakmurnian? "Agar roda bisa berputar, hidup dihayati, ketidakmurnian diperlukan, juga, seperti diketahui, ketakmurnian dari ketakmurnian tanah, jika tanah itu hendak subur." Itu kata-kata Primo Levi, seorang kimiawan yang juga penyair. Ia mengucapkannya bukan saja karena ia memahami persenyawaan yang tiap kali berlangsung dalam alam antara pelbagai zat. Ia telah mengalaminya dengan tubuh dan nasibnya. Ia dianggap "tak murni" dalam komunitas bangsa Italia. Karena oleh Fascisme, kebangsaan adalah sesuatu yang sakral, Primo Levi pun ditangkap. Ia keturunan Yahudi. Ia "asing", ia "berbeda". Ia dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi, dan hanya selamat karena keahliannya diperlukan. Tapi kimia hanyalah sebagian dari dunianya. Sebagian lain adalah puisi, kesusastraan—sesuatu yang lahir dari perbenturan dan campuran pelbagai anasir, sering secara mengejutkan, dan sebab itu sering bentrok dengan apa saja yang lurus dan tunggal. "Perselisihan, keragaman, butir garam dan mustar dibutuhkan: Fascisme tak menghendaki itu semua, melarang mereka…, menginginkan setiap orang sama, dan kau tidak. Tapi kebajikan yang tanpa cacat tak pernah ada, dan kalaupun ada, kebajikan yang seperti itu menjijikkan." Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pelat Dinas TNI-Polri Gampang Dipalsukan, Eks Pejabat Polantas Polda Metro Jaya: Lemahnya Pengawasan

48 detik lalu

Pengemudi Fortuner dengan pelat dinas TNI yagn cekcok di Tol Cikampek. Foto : X
Pelat Dinas TNI-Polri Gampang Dipalsukan, Eks Pejabat Polantas Polda Metro Jaya: Lemahnya Pengawasan

Lemahnya pengawasan disebut menjadi penyebab maraknya pemalsuan pelat dinas TNI dan Polri oleh warga sipil.


Bayer Leverkusen Pecahkan Rekor Tak Terkalahkan saat Lolos ke Semifinal Liga Europa, Lewati Catatan Juventus

2 menit lalu

Pemain Bayer Leverkusen Piero Hincapie berduel dengan pemain West Ham United Michail Antonio dalam pertandingan leg kedua perempat final Liga Eropa di Stadion London, London, 19 April 2024. REUTERS/Dylan Martinez
Bayer Leverkusen Pecahkan Rekor Tak Terkalahkan saat Lolos ke Semifinal Liga Europa, Lewati Catatan Juventus

Bayer Leverkusen menorehkan rekor sebagai tim dari lima liga top Eropa yang terlama menggenggam status tak terkalahkan.


TKN Kondisikan Pendukung Prabowo Batalkan Aksi di MK

6 menit lalu

Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka (kedua kanan) usai menghadiri silaturahmi dan buka puasa bersama TKN di Jakarta, Senin, 25 Maret 2024. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menggelar
TKN Kondisikan Pendukung Prabowo Batalkan Aksi di MK

Rusli mengklaim, hingga kini dia terus berupaya melakukan sosialisasi pembatalan aksi kepada pendukung Prabowo.


Cara Mendapatkan SIM Card Bagi Turis Asing di Indonesia

18 menit lalu

Cara mendapatkan SIM Card bagi turis di Indonesia bisa dilakukan dengan menyesuaikan operator seluler yang dipilih. Berikut langkahnya. Foto: Canva
Cara Mendapatkan SIM Card Bagi Turis Asing di Indonesia

Cara mendapatkan SIM Card bagi turis di Indonesia bisa dilakukan dengan menyesuaikan operator seluler yang dipilih. Berikut langkahnya.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

19 menit lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


5 Fakta Film City Hunter yang Tayang 25 April, Pernah Dibintangi Jackie Chan 31 Tahun Lalu

19 menit lalu

Film City Hunter. Dok. Netflix
5 Fakta Film City Hunter yang Tayang 25 April, Pernah Dibintangi Jackie Chan 31 Tahun Lalu

Manga City Hunter beberapa kali diadaptasi. Pada 1993, manga itu diadaptasi ke layar lebar dengan dibintangi Jackie Chan.


Jadwal Formula 1 China 2024, Statistik Penting, dan Klasemen Pembalap

20 menit lalu

Ilustrasi balapan Formula 1 2024. (Foto: Red Bull Content Pool)
Jadwal Formula 1 China 2024, Statistik Penting, dan Klasemen Pembalap

Jadwal Formula 1 2024 akan memasuki seri kelima. Balapan Grand Prix China aka berlangsung di Sirkuit Internasional Shanghai, pada 19-21 April.


Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

21 menit lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.


Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

22 menit lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

Menurut Pakar Politik Ujang Komarudin, hal terpenting dalam pilkada adalah elektabilitas para kandidat.


ABC News: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran

24 menit lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
ABC News: Rudal Israel Hantam Lokasi di Iran

Israel dikabarkan telah memulai pembalasannya atas serangan Iran ke wilayahnya pekan lalu dengan menembakkan rudal ke wilayah Iran.