Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Munir

Oleh

image-gnews
Iklan

Dalam hidup, juga dalam mati, Munir berjasa besar: ia menunjukkan bahwa ada mala di antara kita.

"Mala" (dari mana kata seperti "malapetaka" ber-

asal) punya akar dalam bahasa Sanskerta. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1976) menyebut akar itu: mala berarti "kotor; cemar; noda; penyakit". Kata itu mencakup apa yang menyengsarakan, jahat, durjana, atau busuk. Yang terakhir ini membuat kata mala juga sama dengan "danur", air bangkai yang telah berbau menjijikkan.

Bahasa Inggris punya kata yang agak sepadan: evil. Berasal dari bahasa Inggris kuno, yfel, ia berarti "berdosa", "keji", "menimbulkan rasa tak enak atau rasa muak", "busuk", "menimbulkan celaka". Sebagai kata benda—yang menurut Kamus Merriam-Webster mulai digunakan sebelum abad ke-12—evil menandai "penderitaan", "kemalangan", dan "kejahatan". Juga sesuatu yang menimbulkan duka dan kepedihan.

Pernah ada zaman ketika evil adalah sesuatu yang gelap dan gaib. Susan Neiman, yang menulis Evil in Modern Thought, mengemukakan bahwa pada abad ke-18, kata evil mencakup baik perbuatan kejam manusia maupun kejadian alam yang membuat orang sengsara. Pada masa itu, tsunami yang nyaris menghabisi Kota Lisbon pada tahun 1755 dianggap sebagai evil.

Orang memang belum tahu perihal lempeng tektonik dan kerak bumi; seismologi baru mencapai telaah itu berpuluh-puluh tahun kemudian. Bencana Lisbon memukau para pemikir Eropa karena alam tampak cacat secara menakutkan dan tak disangka-sangka. "Pemakaian kata Lisbon pada abad ke-18", tulis Nieman, "sama dengan pemakaian kata Auschwitz hari ini". Sebab di sana sesuatu yang dahsyat terjadi: "runtuhnya rasa percaya yang paling asasi kepada dunia", dan itu berarti guncangnya "dasar yang memungkinkan peradaban".

Tapi abad ke-20 mengajari kita bahwa "rasa percaya yang paling asasi kepada dunia" runtuh bukan karena bencana alam. Ada mala atau evil yang berbeda sama sekali, dan Auschwitz adalah contohnya. Di kamp konsentrasi yang didirikan Nazi itu, sejumlah manusia berhasil membinasakan jutaan orang Yahudi, orang Tsigana, orang homoseksual, serta para tahanan politik, antara lain dengan membariskan mereka, seperti ternak yang telanjang, berjalan rapi ke dalam kamar gas beracun.

Apa yang bisa dijelaskan? Dari Auschwitz tak lahir ilmu pengetahuan seperti seismologi, yang mencerminkan hasrat dan kapasitas manusia untuk mengerti sebab kesengsaraan yang terjadi. Dari Auschwitz kita seakan-akan kemekmek terus-menerus: mungkinkah kita menyusun sebuah "seismologi" kekejaman? Neiman menjawab, tidak. Tak akan ada ilmu yang akan menjelaskan mala yang seperti itu. Bahkan ia juga tak menganggap akan ada penjelasan metafisik dan theologis yang memadai.

Memang pernah orang menenteramkan diri dengan mengatakan bahwa mala itu desain Tuhan. Dengan kata lain, tiap kesengsaraan manusia atau kebusukannya dianggap sebagai bagian iradah-Nya.

Tapi coba kita ingat orang-orang yang dianiaya di kamar gas itu, atau kita ingat Munir ketika ia tergeletak kesakitan karena racun menyerang tubuhnya. Bisakah kita katakan kedurjanaan itu adalah bagian dari rencana Illahi?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tuhan kita terlalu pengasih, terlalu adil, dan terlalu pemurah untuk melakukan hal itu kepada hamba-Nya". Pada abad ke-8, seorang alim dari Basra, Al-Hassan al-Basri, mengucapkan kata-kata itu: baginya, sebagaimana bagi para pemikir Muktazillah umumnya pada zaman itu, bila kita letakkan segala hal, juga malapetaka dan kebengisan, ke dalam kehendak Tuhan, itu sama artinya dengan kita bayangkan Tuhan sebagai sumber kezaliman. Itu juga sama artinya dengan membersihkan manusia dari pertanggungjawaban. Manusia adalah makhluk yang merdeka, kata para pemikir muslim abad ke-8 itu.

Kini kita juga tak dapat mengatakan mereka yang memasukkan racun ke tubuh Munir hanyalah para pelaksana yang digerakkan tapi tak diberi tahu oleh Sang Perancang. Sebab, jika demikian, bagaimana kita akan berbicara tentang keadilan dan kekejian di antara kita?

Itu sebabnya Munir jadi seorang aktivis. Ia hendak membuat mala sesuatu yang gelap namun tak gaib. Bau bacin bangkai itu tak datang dari langit, dan sebab itu harus disingkirkan. Tak ada kehidupan sosial yang dapat bertahan dengan itu.

Namun ia dibunuh. Ia belum selesai bekerja. Yang ternyata kemudian terjadi ialah bahwa pada titik ketika ia terputus, ia sebenarnya kembali mengingatkan: ternyata mala sebusuk itu dapat tumbuh dalam sebuah kehidupan bersama. Dan kini kita harus berpikir, dapatkah kedurjanaan itu diterangkan.

Kita bisa mengingat Hannah Arndt, yang akan bilang: "Tentu dapat." Ia telah menyimak sang algojo, Adolf Eichmann, ketika laki-laki Jerman yang mengatur pembantaian itu duduk di kursi mahkamah Israel. Yang dilihat Arndt ternyata bukanlah sesosok monster, melainkan seorang yang lumrah, pejabat yang ambisius dalam mesin yang bengis, dan sekaligus seorang manusia yang tak punya lagi perasaan. Bagi Arndt, mala yang terjadi bukanlah hasil kekejian luar biasa manusia; sang algojo justru mencerminkan the banality of evil.

Arndt, yang melihat totalitarianisme sebagai kengerian abad ke-20, akan menunjukkan sifat banal itu terjadi ketika manusia hanya melihat diri sebagai bagian dari sebuah cita-cita, gairah, juga kebencian yang total, yang menemukan bentuknya dalam Negara yang kekuasaannya mencakup ke semua sudut. Dapatkah kita katakan ada kebanalan yang sama pada pembunuhan Munir?

Saya memang membayangkan para petugas yang bersedia membunuh. Tapi Indonesia pada tahun 2004 bukanlah Jerman tahun 1930-an: kini, di sini, tak ada cita-cita, gairah atau kebencian tunggal dan menyeluruh yang membuat totalitarianisme bekerja. Yang ada hanya sisa-sisa kebuasan yang ingin mempertahankan diri dalam sistem. Munir gugur dan ia mengingatkan, mala di antara kita bukanlah mala pada tiap kita.

Tapi kemudian kita harus bisa menuding siapa sang durjana.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

19 menit lalu

Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Rafael William Struick (kanan) menggiring bola saat melawan Timnas U-23 Qatar pada Kualifikasi Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar, Senin 15 April 2024. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Timnas Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan

Dua gol Rafael Struick membuat Timnas Indonesia unggul 2-1 atas Korea Selatan pada babak pertama perempat final Piala Asia U-23 2024.


Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

54 menit lalu

Timnas Jepang AFC U23 2024 di Qatar. (AFP/KARIM JAAFAR)
Hasil Piala Asia U-23 2024: Jepang Lolos ke Semifinal Usai Singkirkan Qatar, Skor 4-2

Timnas Jepang U-23 mengalahkan tuan rumah, Qatar, pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 lewat perpanjangan waktu.


Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

1 jam lalu

Selebrasi timnas dalam pertandingan Indonesia vs Yordania, Minggu, 21 April 2024. HUMAS PSSI
Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Shin Tae-yong melakukan perubahan.


KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

1 jam lalu

Ilustrasi PNS atau ASN. Shutterstock
KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

KASN menyebut ASN masih berpotensi melanggar netralitas di Pilkada 2024.


Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

2 jam lalu

Agen gas tengah melayani pembeli gas LPG ukuran 3 kg dengan menunjukkan KTP di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024. Pemerintah terus mencari berbagai skenario untuk mengatur secara ketat pendistribusian gas elpiji bersubsidi atau LPG 3kg.  TEMPO/Tony Hartawan
Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.


Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

2 jam lalu

Pasangan ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin jelang Piala Tjomas-Uber 2024 di Chengdu, China, Kamis (25/4/2024). (ANTARA/HO/PP PBSI)
Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

Tim bulu tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia menggelar latihan perdana di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium.


Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

2 jam lalu

Duel Timnas U-23 Korea Selatan vs Indonesia akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

Peri Sandria mengatakan gol cepat bisa menentukan hasil laga perempat final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.


Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

3 jam lalu

Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.


USU Adakan Seleksi Mandiri Menggunakan Skor UTBK: Jadwal, Aturan, Hingga Pendaftaran

3 jam lalu

Para peserta yang melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 di kampus Universitas Sumatera Utara (USU). ANTARA/HO-Humas USU
USU Adakan Seleksi Mandiri Menggunakan Skor UTBK: Jadwal, Aturan, Hingga Pendaftaran

Meskipun jadwal pendaftaran Seleksi Mandiri masih belum dibuka, pada tahun 2023 sekitar bulan Juli USU sudah melaksanakan UTBK.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

3 jam lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.