Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bencana

Oleh

image-gnews
Iklan

Pada suatu hari, Leon Wieseltier berlayar di dekat Pulau Shelter, di sebuah selat di Alaska. Tiba-tiba perahunya diguncang angin keras, begitu keras. Ia ketakutan. Ia sendirian. Badai dan gelombang menodongkan ajal ke hadapannya.

Pada saat genting itu, seekor camar turun dan hinggap di buritan. Burung laut itu menatapnya, tapi pandangnya tak acuh. Ketika itulahseperti kemudian dituliskannyaWieseltier baru menyadari betapa tak pedulinya alam kepada manusia yang sedang celaka.

"Belum pernah aku dipandang dengan begitu tak berperikemanusiaan, belum pernah aku sebelumnya membayangkan bagaimana diriku tampak sendirian dalam pandangan alam. Menjijikkan. Tujuanku tampak bukan apa-apa. Hidup dan matiku hanya gerak materi."

Dengan kata lain: pada saat seperti itu, alamyang mengancam manusiaadalah sehimpun tenaga yang tak peduli. Sebab begitulah yang berlaku dalam kancah fisik: sebagaimana ombak yang diguncang badai dan layar yang patah di tengah, manusia yang terancam binasa (setelah ia bersembahyang sekalipun) hanya hadir sebagai "gerak materi, pengulangan yang netral dari arus zat".

Ada yang getir dalam kalimat Wieseltier itu. Tapi ia menuliskannya dalam The New Republic, 17 Januari 2005, tak lama setelah tsunami meluluh-lantakkan Asia. Menyaksikan ribuan kematian yang terjadi dan kesengsaraan yang meluas, ia tersentuh. Ia bertanya: bagaimana orang yang percaya kepada Tuhan tak akan salah-tingkah, atau guncang, oleh bencana seperti itu? "Jika tak mungkin menghormati alam karena kebaikannya," kata Wieseltier, "tak mungkin pula menghormati ia yang dianggap sebagai 'sang pengarang' karena kebaikannya pula."

Agaknya Wieseltier akan mengemukakan gugatan yang sama hari-hari ini, bila ia saksikan yang terjadi di Pakistan: 40 ribu manusia, di antaranya ratusan anak, mati terhantam gempa di tengah salju, cuaca beku, dan hujan yang bandel. Mereka miskin, mereka saleh, mereka ditakdirkan lahir dan hidup tawakal di sebuah negeri yang tak berpunya, dan kini. Apa peduli alam dengan semua itu? Apa peduli-Nya? Bagi Wieseltier, mereka yang bilang bahwa bencana itu adalah iradah yang misterius dari Tuhan, adalah mereka yang "terlalu siap menyambut tragedi". Dari sini mala yang datang dianggap sah, dan itu sama artinya dengan "pembenaran bagi pembunuhan anak-anak".

Rasa gundah dan gugatan seperti ini tentu saja tak baru: kita teringat akan yang dikemukakan Voltaire pada abad ke-18. Mendengar betapa mengerikannya akibat hantaman tsunami di Kota Lisbon pada tahun 1775, Voltaire menulis sebuah sajak, Poeme sur la desastre de Lisbonne. Ia bukan hanya mencemooh mereka yang percaya bahwa Tuhan selalu punya "alasan yang cukup" kapan saja, juga ketika Ia membuat manusia hancur. Voltaire juga menunjukkan betapa jauhnya jarak Tuhan dan kita.

Di akhir sajak itu, Voltaire menggambarkan seorang khalif yang di akhir hayatnya berdoa kepada Tuhan. Sang khalif menyebut empat hal yang bukan bagian dari Ilahi: "Kesalahan, sesal, mala, dan kebodohan". Dan ditambahkannya: "harapan".

Harapan, dengan kata lain, adalah sebuah cacat. Tampak betapa suramnya kondisi manusia bagi Voltairedan betapa tak terjembataninya celah antara makhluk dan Pencipta. Walhasil, seperti camar laut di perahu Wieseltier, dari sisi sana, Tuhan mungkin menatap ke kesengsaraan di Aceh dan Pakistandan Ia tak peduli.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada satu soal yang bisa dikemukakan kepada Wieseltier: bagaimana ia tahu bahwa camar itu, atau alam, atau Tuhan, acuh tak acuh? Tidakkah itu hanya karena ia tengah merasa sendirian, tak punya penolong? Bukankah apa yang kita simpulkan tentang Tuhan sering hanya gema dari apa yang kita rindukan atau takutkan di dunia?

Memang selalu terjadi ke-satu-sisi-an dalam soal pelik ini. Juga pada saat "sang khalif" dalam sajak Voltaire berdoa dan menyebut "Engkau" dalam "kemahabesaran-Mu", "dans ton immensite". Dalam baris-baris terakhir sajak itu itu, "sang khalif" sebenarnya menggunakan "kekurangan" manusia untuk melihat Tuhan, ketika ia dengan masygul menyaksikan yang tragis dalam hidup.

Dalam sejarah pemikiran Islam, ke-satu-sisi-an seperti itu bahkan terdapat dalam pandangan kaum Asy'ariah pada abad ke-10. Mereka ini mengemukakan bahwa Tuhan yang Mahakuasa tak terikat kepada penilaian adakah ia "adil" atau "tak adil" seperti yang dipakai manusia untuk menilai manusia lain. Maka tak dapat pula dikatakan benarkah Tuhan "adil" (atau "peduli") ketika Ia menciptakan bencana alam di Pakistan dan pembantaian di Bosnia serta kesengsaraan di Palestina. Tapi kritik Ibnu Taymiyah (1263-1327) kepada kaum Asy'ariah menunjukkan bahwa sifat Mahakuasa itu juga cuma satu sisi. Kaum Asy'ariah, kata Ibnu Taymiyah, "menegaskan kehendak [Tuhan] tanpa kearifan."

Soalnya, tentu: adakah citra tentang Tuhan dari kitab-kitab suci yang tanpa kontradiksi? Yang Mahabaik selalu tampil sebagai juga Sang Pencipta kesengsaraan. Pada abad ke-21 ini ada yang merasa bisa memecahkan kontradiksi itu dengan menunjukkan: tak ada peran langsung-Nya di tengah alam. Seorang pemimpin masjid Lakemba di Sydney, Australia, misalnya, mengatakan: Tuhan memang Mahakuasa, tapi "selama tsunami mengikuti hukum fisika", kita tak bisa menyalahkan bencana itu kepada-Nya.

Jika tak ada intervensi Tuhan dalam hukum fisika, bisa dikatakan juga tak ada campur tangan-Nya dalam kebrutalan manusia. Tapi dengan begitu bukankah Ia akan tampil tidak sebagai pelaku, atau sebagai Ia yang tak peduli, seperti alam artik yang ganas dalam kisah Leon Wieseltier? Benar. Tapi berbeda dengan alam, kita tak bisa mengukur-Nya.

Mungkin itulah yang tak sempat menyentuh Wieseltier yang getir: tersirat erat di alam itu, dalam badai, dalam gelombang dan juga di kehadiran camar itu, ada isyarat ke-Maha-Lain-an yang tak tepermanai.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

14 menit lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bos Apple Tim Cook Kunjungi Apple Developer Academy Binus di Tangerang

1 jam lalu

CEO Apple, Tim Cook (kiri) melambaikan tangan setibanya di  Apple Developer Academy di Green Office Park, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu 17 April 2024. Kunjungan tersebut dalam rangka rencana Apple membuat pengembangan (offset) tingkat komponen dalam negeri atau TKDN untuk produk-produk buatan Apple. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Bos Apple Tim Cook Kunjungi Apple Developer Academy Binus di Tangerang

CEO Apple Tim Cook kunjungi Apple Developer Academy Binus di BSD City, Tangerang. Sudah memiliki 1.500 lulusan.


Erick Thohir Buka Peluang Naturalisasi Emil Audero, tapi Tak Ingin Memaksa

1 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan penjaga gawang Inter Milan Emil Audero. Sumber Instagram @erickthohir.
Erick Thohir Buka Peluang Naturalisasi Emil Audero, tapi Tak Ingin Memaksa

Erick Thohir memberi sinyal positif soal rencana naturalisasi penjaga gawang keturunan Indonesia, Emil Audero Mulyadi.


ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

1 jam lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.


Ini Prediksi Setlist Konser TVXQ 20&2 di Jakarta, Siap-siap Nyanyi Bareng!

2 jam lalu

Grup idola K-pop TVXQ yang beranggotakan Yunho dan Changmin.  Foto: Instagram/@tvxq.official
Ini Prediksi Setlist Konser TVXQ 20&2 di Jakarta, Siap-siap Nyanyi Bareng!

Prediksi setlist konser TVXQ 20&2 di Jakarta, Sabtu, 20 April 2024 di ICE BSD.


Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

2 jam lalu

Celine Dion menghadiri Grammy Awards 2024 di Los Angeles, California, 4 Februari 2024. Foto: Instagram/@recordingacademy
Film Dokumenter Celine Dion akan Tayang di Prime Video

Film dokumenter I Am: Celine Dion akan tayang di Prime Video pada 25 Juni 2024


Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

2 jam lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

Warga Bogor dan Tangsel memprotes rencana BRIN menutup jalan yang selama ini berada di kawasan lembaga riset itu.


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

2 jam lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


TKN Sebut Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi Saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

3 jam lalu

Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Sufmi Dasco Ahmad memberikan keterangan pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis, 30 November 2023. TKN Prabowo-Gibran meminta agar tidak ada lagi yang menuding pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres cacat hukum. TEMPO/M Taufan Rengganis
TKN Sebut Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi Saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

Menurut Dasco, Prabowo juga berpesan kepada para pendukungnya untuk mempercayakan hasil putusan sengketa PHPU Pilpres 2024 ke hakim MK.


Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

3 jam lalu

Alibaba. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.