Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gurun

Oleh

image-gnews
Iklan

Karikatur itu mencemooh Nabi. Ilmu itu tak percaya bahwa alam semesta diciptakan seperti dikatakan Alkitab. Puisi Amir Hamzah menyebut Tuhan "ganas" dan "cemburu" dan sajak Rendra meng-gambarkan Yesus merangkul seorang pelacur yang mengidap raja singa. Sebelumnya: Nietzsche mengatakan "Tuhan telah mati"....

Bisakah agama hidup bersama dengan ekspresi seperti ituhal-hal yang tak dapat dilepaskan dari pengalaman manusia yang terdorong oleh sejenis impuls buat bicara bebas?

"Manusia dihukum untuk merdeka", kalimat terma-syhur ini dituliskan Sartre pada tahun 1946. Dalam kata-kata yang terdengar seperti oksimoron itu, yang mengesankan tak masuk akal karena isinya bertentang-an"kemerdekaan" adalah "hukuman"tersirat sesuatu yang tragis dalam hidup kita: apa boleh buat, pada akhir-nya kemerdekaan tak bisa kita elakkan. Bahkan ketika se-seorang menyatakan "aku tidak bebas", ia sebenarnya te-lah memilih sendiri salah satu dari beberapa kemungkin-an. Dalam memilih ia mungkin meminta nasihat atau petunjuk orang lain, tapi tak berarti ia tak dapat menampik nasihat atau petunjuk itu. Bila dianalisis sampai akhir, selalu akan tampak ia sendiri, dengan kemerdekaannya, yang menentukan.

Memang kenyataan itu membuat gentar. Kebebasan, seperti nasib, adalah kesunyian ma-sing-masing. Seandainya manusia ia hanya a-ki-batdan tak pernah jadi sebabseandainya ia terus-menerus di hadapan, dalam kata-kata Kant, "Tuhan dan keabadian, dengan keagung-annya yang membuat jeri", kebanyakan lakunya akan dilakukannya karena rasa takut, sebagian kecil karena berharap, dan tak ada satu pun yang dilakukan karena kesadaran yang datang dari diri sendiri.

Tapi manusia, suka atau tak suka, tak selamanya ber-dekatan dengan "Tuhan dan keabadian". Diakui atau t-idak, manusia tak berada langsung di bawah titah yang jelas, bahkan jauh dari tuntutan yang pasti, jalan yang siap. Ia tak berada di balairung hukum dan aturan, dika-wal para pakar dan aulia; ia berada di Gua Hiranya sen-diri, di mana ketika Yang Kudus menyentuh pundaknya, ia terkesima, gemetar, berkeringat dingin, dan mencoba bersembunyi di bawah selimut. Tapi di situ juga ia tampak dalam ketulusannya, justru dalam suasana tragisnya.

Suasana tragis itu adalah ibarat gurun pasir. Dalam seminar tentang agama yang diselenggarakan di Capri pada akhir Februari 1994, yang dibukukan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai Religion (de-ngan editor Jacques Derrida dan Gianni Vattimo), Vincenzo Vitello menggunakan paradigma gurun pasir ini dengan mengingatkan kita akan perjalanan Musa yang akhirnya tak melihat Tanah Yang Dijanjikan. Di gurun itu, Tuhan mengiming-imingi manusia dengan sebuah akhir, kelak, tapi yang hadir hanya tanda dan isyarat. Kaki langit jauh. Manusia seperti berjalan terus-menerus di negeri yang hanya sedikit dikenalnya: terkadang tak betah, terkadang didorong rasa ingin tahu.

Mungkin ini memang "hukuman". Tapi benarkah hu-kum-an itu akan selesai, jika manusia akhirnya mengetuk pintu sebuah rumah yang pasti? Bisakah? Dan benarkah dengan demikian ia tak akan kehilangan sesuatu yang selama itu hidup dalam tubuh dan jiwanya?

Saya ingat akan sajak "Doa" Chairil Anwar:

TuhankuAku mengembara di negeri asing

Di pintu-Mu aku mengetukAku tak bisa berpaling

Keadaan "tak bisa berpaling" mungkin sebuah penyelesaian, tapi mungkin juga membuatnya seperti patung. Pada awal tahun 1940-an Erich Fromm, yang menelaah dengan seksama kelakuan manusia, memperingatkan akan gejala "takut akan kebebasan", yang tampak ketika manusia membiarkan diri jadi patung yang berbaris, dalam kolektivitas yang selalu seia sekata dengan gemuruhdan lahirlah kekuatan dan ideologi politik yang totaliter.

Agamadan tak hanya Naziisme atau Komunismesering jadi tempat menampung rasa takut akan kebebasan itu. Agama tak jarang mencoba menggantikan Gua Hira yang sepi, dengan menyatakan diri sebagai penghimpun orang yang "tak bisa berpaling". Agama sering kali menghentikan pengembaraan di gurun dan gua, dan membuat dirinya seperti mampu membuka cadar yang di Sinai menghalangi Musa.

Vincenzo Vitello, bertolak dari sejarah agama Kristen, menyebut semangat itu bermula pada Paulus. Dalam surat keduanya kepada orang Korintha, Paulus berjanji bahwa "cadar itu akan ditanggalkan". Dan dengan itu pula, manusia bisa seakan-akan berhadapan langsung dengan Tuhan dan ke-maha-tak-terbatasan. Yang Kudus pun di-terjemahkan jadi aturan hidup. Tuhan dan dunia disatukan. Iman dan hukum dicampur.

Paulus, kata Vitello, dengan demikian "men-sekuler-kan kepercayaan Kristiani". Ia menjadikannya "sebuah kekuatan dalam sejarah". Agama Kristen dalam sejarah ini adalah "agama dari dunia yang sepenuhnya tak ditutupi cadar".

Mungkin juga agama orang-orang yang sudah menge-tuk pintu, berhenti dari perjalanan mengembara di negeri a-sing, dan "tidak bisa berpaling".

Sebab itulah agaknya agama-agama dewasa ini gampang marah melihat orang-orang yang masih selalu mampu berpaling, yang masih selalu mengembara, membuka kembali pintu ke gurun, tempat Musayang tak diperkenankan melihat wajah Tuhanmencoba menebak kehendak-Nya terus-menerus. Di sana tanda-tanda tetap merupakan t-an-da--tanda, bukan kebenaran itu sendiri. Di sana banyak hal belum selesai, dan agaknya tak akan pernah selesai.

Akan berhasilkah agama meniadakan yang tragis dalam kehidupan manusia itu? Agaknya tidak. Bagaimanapun, gurun dan gua belum sepenuhnya dialahkan, dan cadar selalu kembali seperti kabut. Manusia bisa tersesat, tapi sejarah menunjukkan bahwa iman tak akan musnah ketika manusia kembali mengembara. Tuhan tak pernah jadi bagian benda-benda yang terang.

Walhasil, para padri dan ulama akan tetap harus meng-hadapi kenyataan itu: entah sejak kapan, memang "manusia dihukum untuk merdeka".

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

25 menit lalu

Selebrasi timnas dalam pertandingan Indonesia vs Yordania, Minggu, 21 April 2024. HUMAS PSSI
Susunan Pemain Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Shin Tae-yong melakukan perubahan.


KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

46 menit lalu

Ilustrasi PNS atau ASN. Shutterstock
KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

KASN menyebut ASN masih berpotensi melanggar netralitas di Pilkada 2024.


Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

1 jam lalu

Agen gas tengah melayani pembeli gas LPG ukuran 3 kg dengan menunjukkan KTP di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024. Pemerintah terus mencari berbagai skenario untuk mengatur secara ketat pendistribusian gas elpiji bersubsidi atau LPG 3kg.  TEMPO/Tony Hartawan
Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.


Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

1 jam lalu

Pasangan ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin jelang Piala Tjomas-Uber 2024 di Chengdu, China, Kamis (25/4/2024). (ANTARA/HO/PP PBSI)
Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

Tim bulu tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia menggelar latihan perdana di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium.


Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

1 jam lalu

Duel Timnas U-23 Korea Selatan vs Indonesia akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

Peri Sandria mengatakan gol cepat bisa menentukan hasil laga perempat final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.


Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

1 jam lalu

Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.


USU Adakan Seleksi Mandiri Menggunakan Skor UTBK: Jadwal, Aturan, Hingga Pendaftaran

1 jam lalu

Para peserta yang melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 di kampus Universitas Sumatera Utara (USU). ANTARA/HO-Humas USU
USU Adakan Seleksi Mandiri Menggunakan Skor UTBK: Jadwal, Aturan, Hingga Pendaftaran

Meskipun jadwal pendaftaran Seleksi Mandiri masih belum dibuka, pada tahun 2023 sekitar bulan Juli USU sudah melaksanakan UTBK.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

1 jam lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Rekap Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1: Persib Bandung Menang, Arema FC Kalahkan PSM Makassar 3-2

1 jam lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Rekap Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1: Persib Bandung Menang, Arema FC Kalahkan PSM Makassar 3-2

Arema FC berhasil memetik kemenangan dramatis saat menjamu PSM Makassar pada pekan ke-33 Liga 1.


Sinopsis Serial Baby Reindeer, Kisah Nyata Sang Pemeran Utama Diteror Stalker

2 jam lalu

Baby Reindeer. Dok. Netflix
Sinopsis Serial Baby Reindeer, Kisah Nyata Sang Pemeran Utama Diteror Stalker

Baby Reindeer adalah kisah nyata yang pernah dialami Richard Gadd, penulis sekaligus pemeran utama dalam serial tersebut.