Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Samarra

Oleh

image-gnews
Iklan

Alkisah, adalah seorang khadam di Kota Bagdad yang disuruh tuannya pergi ke pasar. Tapi ia kembali- tergopoh-gopoh. "Tuan, pinjamilah hamba kuda," begitu pintanya nyaris menangis.

"Kenapakah kau?"

"Hamba takut. Di pasar hamba lihat seseorang," jawab-nya. "Ia mendesak ke arah hamba. Ketika hamba perhati-kan wajahnya, hamba mengenalnya. Ia Maut, Tuan. Ia meng-----ancam akan mencabut nyawa hamba malam ini. Maka pinjamilah hamba kuda. Hamba akan berangkat ke Samarra sekarang. Di sana hamba akan terlindung."

Maka tuannya pun meminjaminya seekor kuda, dan kha-dam itu pun langsung kabur ke Samarra.

Segera sang tuan pergi ke pasar itu, dan benar, di sana ia- melihat seseorang yang aneh dan menakutkan. Tuan itu pun bertanya, "Kaulah Maut, yang mengancam khadam-ku?"

"Benar. Tapi ia pergi terlalu cepat. Padahal aku masih ingin memberitahunya: malam ini aku tak jadi mencabut nyawanya di sini, di Bagdad, tapi di Samarra."

Cerita ini, yang dikisahkan oleh W. Sommerset Maugham pada tahun 1933, agaknya sebuah sugesti tentang ajal yang tak terelakkan, hal yang kita sadari tapi tak selamanya kita pahami.

Entah kenapa Maugham menyebut Samarra dalam kisah itu. Mungkin karena kota tua 105 kilometer agak ke arah barat laut Baghdad itu punya sejarah panjang tentang rahasia kemati-an, rasa cemas, dan harapan yang tak sampai. Ketika dua pekan lalu orang meledakkan ma-kam Imam Ali al-Hadi dan Al-Hasan al-As-kari, dan kubah emasnya hancur dan puluhan orang tewas, mau tak mau kisah tentang Samarra itu kembali teringat: di kota itu Maut me-nunggu, dan kita tak tahu inikah janji misterius masa depan.

Jauh sebelum kubah selebar 20 meter dan setinggi 68 meter itu dipasangi 72 ribu petak-an emas pada tahun 1905, kompleks kuburan itu sudah me--nyiapkan pa-ra peziarah sejak ia dibangun pada abad ke-11. Sebab di sanalah drama kematian dan kegaiban berlangsung dalam khazanah keyakinan kaum Syiah.

Pada awalnya adalah Al-Hadi, yang dipandang sebagai Imam ke-10 sejak ia berumur enam tahun. Ia lahir di Madinah. Ia dan putranya dibawa ke Samarra pada tahun 848, ketika kota itu berada di bawah kekuasaan Khalif al-Mutawakkil.

Khalif ini, yang oleh orang Syiah digambarkan sebagai "tiran yang bergelimang darah", juga dikenang sebagai pe-nguasa Islam yang mengharuskan orang Kristen dan Yahudi berpakaian warna madu, boleh naik kuda asal de-ngan sanggurdi kayu, dan memasang dua kancing di topi. Diskriminasi tak hanya di situ. Makam bukan-muslim tak boleh dibangun lebih tinggi ketimbang makam muslimin; gereja dan sinagog yang didirikan setelah Islam datang ke Samarra harus dihancurkan.

Di bawah kekuasaannya pula Imam al-Hadi wafat, konon diracun, dan penggantinya, Imam ke-11, Al-Askari, tetap dalam tahanan rumah sampai wafat pada tahun 874. Pada saat itulah putranya, Muhammad al-Mahdi, dalam usia tujuh tahun, menghilang. Dialah Imam ke-12. Ia dikisahkan raib di gua di bawah masjid di Samarra itu, yang kini ditutup dengan gerbang Bab-al Ghayba. Umat pun me-nunggu, yakin yang hilang akan kembali pada suatu hari, dan dunia akan jadi baik, jadi adil, mungkin 1.100 tahun lagi.

Maka dari Samarra ada yang tragis dan nostalgis dalam keyakinan Syiah. Ada luka dan kepekaan yang tumbuh dari hidup di bawah penindasan. Dalam doktrin tentang Ghayba tersirat kesadaran religius tentang apa artinya ke-tidak-hadiran dan ketiadaansesuatu yang mengingatkan saya kepada yang dikatakan Caputo tentang "the phenomenology of non-appearing". Apa yang tak muncul bukan kekosongan, tapi bayang-bayang halus (specter) yang menggugah. Kita pun menyambutnya dengan "gelora hati, doa, dan confiteri, dengan keyakinan akan sesuatu yang tak kita pahami tapi hanya dapat kita alami".

Caputo bicara tentang segi "religius" dalam pemikiran Derrida, tapi kita agaknya dapat menggunakan uraiannya untuk menjelaskan sifat "messianis" doktrin Raj'a, yang men-janjikan kembalinya Imam Mahdi ke dunia. Dengan kata lain, sebuah kerinduan pada keadilan dan kebaikan yang tak tepermanai.

Dunia memang tempat yang telah kehilangan- itu, seba-gaimana ia kehilangan Yang Kudus.- Di sini eskatologi Syiah lebih dramatis ke-tim-bang ganjaran surga di akhirat nanti yang di-kenal- kaum Sunni. Mereka yang percaya sang Imam adalah keadilan dan kebaikan yang ber-sembunyi- akan mudah terbuka pada kemung-kinan: tiap detik adalah "pintu sempit lewat ma-na Sang Messiah mungkin datang", untuk memakai kata-kata Walter Benjamin. Kebaik-an dan keadilan bukan sesuatu yang bisa diramalkan, mungkin mustahil dipenuhi, tapi ke-duanya bukan hal yang asing; keduanya bagian dari kemungkin-an saat ini, meskipun artinya selalu luput dirumuskan. Personifikasinya adalah sang Imam yang selalu ditunggu.

Bahwa Imam ke-12 dikabarkan menghilang di Samarra,- itulah misteri ketak-hadiran. Sang Adil raib tapi tak mati-mati; ia gaib. Memang ketak-hadiran itu bisa disulap jadi kehadiran, dalam bentuk kekuasaan yang meng-klaim di-rinya "adil" dan "benar". Konon Khalif al-Mutawakkil- yang secara bengis hendak menegakkan Islam sering naik keledai mendaki tangga spiral menara masjidnya; ia hendak bicara dengan Tuhan. Padahal Tuhan adalah ketak-hadiranyang menunjukkan bahwa "Yang Baik" sungguh melebihi "yang ada".

Hanya mereka yang tahu bahwa "Yang Baik" tak bisa se--penuhnya diwakili yang "ada"hanya merekalah yang ingat bahwa kekuasaan politik dan ajaran selalu ada di ambang ketakaburan.

Tak berarti seorang Syiah yang berkuasa dengan sendi-rinya bebas dari ketakaburan itu. Tapi sejarah kaum Syi-ah dimulai dengan perasaan sebuah minoritas yang dika-lah-kan: mereka mukminin yang tafsirnya atas Quran di--tampik oleh yang berkuasa, kaum yang kehilangan dan merindukan "Yang Baik" dan "Yang Adil", dan yang da-lam penantian itu tak henti-hentinya terancam.

Bom di kompleks makam suci itu sekali lagi mengingatkan kita: Maut menunggu di Samarra, manusia tak berdaya, dan sebab itu keadilan sangat berarti.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

57 detik lalu

Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

Hong Kong, sebuah kota yang memikat dengan perpaduan antara budaya tradisional dan kemajuan modern, menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi seluruh anggota keluarga.


Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur

8 menit lalu

Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) meresmikan peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0 pada Kamis, 28 Maret 2024, di Jakarta.


Risma, Luhut hingga Erick Thohir Tak Tampak dalam Buka Puasa bersama Jokowi dan Menteri

10 menit lalu

Presiden Jokowi satu meja dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat mendengarkan kultum Wapres Ma'ruf Amin sebelum buka puasa bersama di Istana Negara, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Risma, Luhut hingga Erick Thohir Tak Tampak dalam Buka Puasa bersama Jokowi dan Menteri

Sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju tidak mengikuti buka puasa bersama Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 28 Maret 2024. Siapa saja?


5 Hal Mengenai Kecelakaan di Jembatan Baltimore

16 menit lalu

Bagian dari jembatan Francis Scott Key yang runtuh setelah ditabrak kapal kontainer Dali di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Insiden ini menyebabkan sebagian besar Jembatan Francis Scott Key runtuh yang menyebabkan beberapa kendaraan yang melintasi terperosok ke Sungai Patapsco. U.S. Army Corps of Engineers/Handout via REUTERS
5 Hal Mengenai Kecelakaan di Jembatan Baltimore

Jembatan Francis Scott Key ditabrak Kapal Kargo Dali di sepanjang Interstate 695, Baltimore, Maryland pada Selasa, 26 Maret 2024


Tonny Harjono Disebut Jadi Calon Kuat KSAU Pengganti Fadjar Prasetyo

16 menit lalu

Marsdya Tonny Hardjono. wikipedia.org
Tonny Harjono Disebut Jadi Calon Kuat KSAU Pengganti Fadjar Prasetyo

Marsdya Mohamad Tonny Harjono disebut-sebut merupakan calon kuat pengganti Fadjar Prasetyo sebagai KSAU.


Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

22 menit lalu

Foto udara permukiman warga terendam banjir di samping Sungai Wulan yang tanggulnya jebol di permukiman yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

Peneliti BRIN menepis kemungkinan Selat Muria akan terbentuk lagi dalam waktu dekat.


Alasan Polda Metro Jaya Hentikan Kasus Aiman Witjaksono

27 menit lalu

Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono saat menghadiri sidang Praperadilan soal penyitaan barang bukti ponsel dalam kasus dugaan 'Polisi Tak Netral' di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. Hakim tunggal menolak seluruh gugatan praperadilan yang diajukan Aiman Witjaksono soal penyitaan ponsel dalam kasus dugaan 'polisi tak netral' dan menyatakan penyitaan ponsel itu tetap sah. TEMPO/M Taufan Rengganis
Alasan Polda Metro Jaya Hentikan Kasus Aiman Witjaksono

Polda Metro Jaya menegaskan penghentian kasus Aiman Witjaksono tak bernuansa politis menyusul rampungnya Pilpres 2024.


6 Poin Tanggapan Tim Pembela Prabowo-Gibran di Sidang Sengketa Pilpres 2024

32 menit lalu

Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Yusril Ihza Mahendra (kiri) dan Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran Otto Hasibuan (kanan) menunjukan surat permohonan setelah mendaftarkan diri sebagai pihak terkait dalam gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Tim Pembela Prabowo-Gibran yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra mendaftarkan diri untuk menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di MK. ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso
6 Poin Tanggapan Tim Pembela Prabowo-Gibran di Sidang Sengketa Pilpres 2024

Tim Pembela Prabowo-Gibran memohon kepada MK untuk menolak permohonan yang diajukan oleh pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.


Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

40 menit lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.


Serba Gratis di Event Honkai: Star Rail di Senayan Park

46 menit lalu

Gerbang masuk event Honkai: Star Rail di Senayan Park, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Maret 2024 | TEMPO/Reza Maulana.
Serba Gratis di Event Honkai: Star Rail di Senayan Park

Hoyoverse menggelar event game mobile Honkai: Star Rail di Senayan Park hingga Sabtu, 30 Maret 2024.