Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perempuan

Oleh

image-gnews
Iklan

Seorang istri guru ditangkap polisi di Tangerang. Ia berada di jalan sekitar pukul tujuh malam. Ia harus membuktikan dirinya bukan pelacur. Peraturan Daerah mengharuskan itu. Tuan-Tuan yang berkuasa di Tangerang tampaknya berpendapat, tiap perempuan yang berada di luar rumah dalam remang itu perlu dicurigai sebagai "jalang".

Bisakah Tuan-Tuan itu memperkirakan, kini "kaum pe-rempuan di Tangerang dicengkeram ketakutan"?

Tapi mereka mungkin tak mengacuhkan pernyataan Forum Solidaritas Perempuan Banten, 22 Maret 2006 itujuga tak membayangkan para ibu yang cemas bila anak mereka pulang terlambat dari kursus pada malam hari dan saudara mereka kembali dari pabrik setelah senja.

Mungkin Tuan-Tuan itu akhirnya akan menjawab (de-ngan dukungan Majelis Ulama): perempuan memang harus ting-gal di rumah, "dilindungi". Tuan-Tuan itu pasti bukan kelas bawah yang perlu dapat tambahan penghasilan dari upah istri yang jadi pemijat, penunggu kios rokok atau bakul jamu. Lagi pula ayat suci bisa dikutip, sebagaimana di Arab Saudi Quran dan Hadis dikutip untuk memutuskan: per-empuan tak boleh berpakaian lain selain purdah, per-em-puan tak boleh menyetir mobil, dan tentu saja tak boleh jual jamu....

Perempuan selalu dekat dengan dosaitulah mungkin pi-kir Tuan-Tuan di Tangerang, seraya mendengar agama berbicara.

Tentu saja agama yang datang dari Timur Tengah.

Saya tak tahu persis kenapa di sana perempuan selalu di-tilik demikian. Mungkinkah karena sebuah pengalaman, yang kemudian jadi paradigma, juga metaforayaitu dahsyatnya gurun pasir?

Siapa tahu. Sebab, ada seorang tua bernama Apa Sisoes. Ia seorang biarawan di Mesir abad ke-4.

murid Apa Sisoes itu berkata kepadanya, "Bapa, Bapa telah tua. Mari kita pindah sedikit ke dekat tanah yang te-lah dihuni." Orang Tua itu menyahut, "Di mana tak ada per-em-puan, ke tempat itulah kita harus pergi." Murid itu pun berkata kepadanya, "Tempat apa lagi yang tak ada perempuannya, kecuali gurun pasir?" Dan Orang Tua itu berkata, "Bawa aku ke gurun pasir."

Kisah itu diceritakan kembali oleh Peter Brown, guru besar sejarah di Universitas Princeton, dalam The Body and Society, sebuah paparan penting tentang iman dan seksuali-tas, ketika perempuan ditampilkan sebagai sumber godaan yang tak habis-habisnya pada masa awal agama Kristenketika seorang biarawati yang menepuk kaki bapa uskup yang sepuh dan sakit sudah bisa dianggap merangsang untuk bersetubuh.

Maka tak mengherankan bila di Mesir masa itu ada se-orang rahib yang mencelupkan jubahnya ke bangkai seorang perempuan yang sudah membusuk; ia berharap, bau baseng itu tak akan membuatnya mau berfantasi tentang wanita.

Bahkan ada seorang calon biarawan yang menggendong ibu-nya yang tua menyeberangi sungai seraya membungkus ta-ngannya dengan kain, sebab ia tak mau bersentuhan de-ngan kulit ibunya sendiri. "Daging semua perempuan ada-lah api."

Perempuan adalah apidaya yang bisa merusak, bagian dari "dunia", begitulah waktu itu ada petuah agama yang ber-kata. Wanita harus dijauhi dan dijauhkan. Ia tak termasuk "gurun pasir".

"Gurun pasir", bentangan alam yang garang itu, waktu itu punya makna tersendiri. Gurun pasir, dalam catatan Brown, "muncul sebagai tempat yang tak tertandingi dalam he-ro-isme Kristen". Di sanalah laki-laki bisa hidup keras dan khusyuk melatih diri bebas dari nafsu apa pun. Dalam ke-khusyukan itu, batas harus tegas antara "gurun pasir" dan "dunia".

Maka ketika dunia diliputi "dosa", di gurun ituterbentang dari tepi Danau Maryt sampai ke arah Iskandariah, terutama di Wadi Natrntinggallah ratusan apotaktikoi, "para penampik" yang tak menghendaki hidup dengan pan-ca-indra yang mencicipi nikmat bumi.

Penampikan itu tentu saja akhirnya tak hanya terbatas di gurun pasir, dan juga tak hanya di Mesir. Bahkan sejak abad ke-2, para alim Masehi memandang perempuan seba-gai pangkal kematian. Di bawah pengaruh ajaran Tatian, pel-bagai kelompok Gereja Kristen Suriah meyakininya.

dan mereka bilang, Juru Selamat sendiri berkata: "Aku datang untuk membatalkan kerja perempuan".

"Perempuan" di situ ditafsirkan sebagai hasrat seksual, "kerja" diartikan kelahiran dan maut. Demikianlah dengan waswas komunitas Kristen yang terserak sampai ke kaki-kaki bukit Iran memandang "dunia": kelahiran, perempuan, kematian.

Tapi tak hanya mereka sebenarnya. Juga dari sekitar gu-run pasir Timur Tengah, agama Yahudi mengawali rasa was-was itu. Aliran ortodoksnya menggariskan kol isha yang me-larang lelaki mendengarkan perempuan menyanyi. Ada yang hanya mengharamkan mereka menyaksikan pertunjukan nyanyi yang "sugestif". Ada yang lebih ketat: mereka me-larang lelaki mendengarkan suara perempuan bahkan dalam rekaman.

Dan tak cuma itu. Dalam komunitas Yahudi ortodoks zaman modern sekalipun, perempuan tak boleh berbaju tanpa lengan, memakai blouse dengan potongan kerah rendah. Celana ketat dilarang. Lutut harus ditutupi. Halacha, sya-riat Yahudi, mengharuskan perempuan yang sudah menikah menutup rambutnya.

Saya tak tahu, kenapa dari sekitar gurun pasir Tuhan ber-titah agar perempuan diperlakukan demikian. Kenapa di Bali, misalnya, tidak? Mungkinkah karena di sini tak berlaku paradigma "gurun pasir": para pertapa tak mengalami alam yang kosong dan garang, melainkan hutan tropis yang semarak, gua yang dirias pohon dan rumpun, akar dan kembang, bunyi burung dan biru gunung? Dengan kata lain: sebuah "dunia", di mana yang indrawi tak ditampik, hingga pertapaan bukanlah tempat apotaktikoi? Dalam cerita wa-yang, di situ malah lahir kesatria Bambang Sumantri dan gadis Shakuntala yang gemulai.

Apa pun sebabnya, di kesunyian hidup brahmana dan resi tak tampak rasa waswas kepada "dunia", kepada perempu-an. Di sana, tafakur adalah bersyukur.

Tapi itu dulu. Siapa tahu kita telah berubah, dan Tuan-Tuan Tangerang lebih suka paradigma baru: "padang -pasir".

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

42 detik lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


TKN Sebut Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi Saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

9 menit lalu

Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Sufmi Dasco Ahmad memberikan keterangan pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis, 30 November 2023. TKN Prabowo-Gibran meminta agar tidak ada lagi yang menuding pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres cacat hukum. TEMPO/M Taufan Rengganis
TKN Sebut Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi Saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

Menurut Dasco, Prabowo juga berpesan kepada para pendukungnya untuk mempercayakan hasil putusan sengketa PHPU Pilpres 2024 ke hakim MK.


Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

15 menit lalu

Alibaba. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 menit lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Progres Bandara VVIP IKN 15 Persen, Dijamin Bisa Dipakai saat HUT RI Tahun Ini

31 menit lalu

Desain Bandara VVIP di IKN. Foto: Istimewa
Progres Bandara VVIP IKN 15 Persen, Dijamin Bisa Dipakai saat HUT RI Tahun Ini

Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Danis Sumadilaga mengatakan Bandara VVIP IKN bisa digunakan pada 17 Agustus 2024.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

37 menit lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

38 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

Gunung Ruang salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara. Gunung ini mengalami letusan eksplosif terbaru dalam kurun waktu 22 tahun terakhir


Hari Ini Mangkir Karena Sakit, Bupati Siodarjo Gus Muhdlor Akan Kembali Dipanggil KPK Pekan Depan

40 menit lalu

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali melakukan orasi di parkir selatan Ponpes Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 1 Februari 2024. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Hari Ini Mangkir Karena Sakit, Bupati Siodarjo Gus Muhdlor Akan Kembali Dipanggil KPK Pekan Depan

KPK akan kembali memanggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor untuk pemeriksaan sebagai tersangka pekan depan.


Usai Jokowi dan Prabowo, Tony Blair Temui Airlangga Bahas Geopolitik hingga Transisi Energi

45 menit lalu

Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair mendatangi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Juli 2023. Pertemuan yang dilakukan secara tertutup itu membahas perkembangan kemajuan teknologi Artificial intelligence atau AI untuk merevolusi sistem birokrasi pemerintahan hingga dukungan terhadap pembangungan IKN. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Usai Jokowi dan Prabowo, Tony Blair Temui Airlangga Bahas Geopolitik hingga Transisi Energi

Tony Blair menemui Airlangga Hartarto membahas isu geopolitik, transisi energi, hingga inklusivitas keuangan.


Soal Dugaan Match Fixing Laga Bhayangkara FC vs Persik Kediri di Liga 1, Ini Kata Erick Thohir

51 menit lalu

Ketum PSSI Erick Thohir. PSSI.org
Soal Dugaan Match Fixing Laga Bhayangkara FC vs Persik Kediri di Liga 1, Ini Kata Erick Thohir

Erick Thohir mengirim surat ke Komite Disiplin PSSI menanggapi laporan dugaan match fixing di laga Bhayangkara FC vs Persik Kediri.