Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wu-Xia

Oleh

image-gnews
Iklan

-- Kepada Amien Rais

Seandainya saya dalam peran Anda sekarang, seandainya saya ada di pucuk sebuah lembaga tertinggi negara, saya akan jeda dari adu siasat dan kata-kata. Saya akan menonton Crouching Tiger, Hidden Dragon. Dan saya akan kembali dari bioskop—dari adegan perkelahian yang tangkas dan fantastis itu—seraya berpikir: pada akhirnya bukan jatuhnya seorang musuh yang menyebabkan kita menang.

Sebab apa arti menang? Apa arti kalah? Pada akhirnya, Li Mu Bai, pendekar pedang yang ulung itu, memang berhasil membunuh si Rubah Giok,perempuan gagah yang telah mengkhianati sang guru. Pada akhirnya Mu Bai menuntut balas, suatu hal yang diam-diam dikehendakinya, juga ketika ia menyatakan bahwa ia akan meninggalkan pedang. Pada akhirnya pertemuan terjadi, hampir secara kebetulan, dan pertempuran tak terelakkan. Si Rubah Giok rubuh. Tapi apa lacur: ia telah sempat melontarkan sebatang jarum beracun ke arah Mu Bai. Jarum itu menusuk lehernya. Pelan-pelan ia pun tewas. Ia juga sesuatu yang harus hilang setelah klimaks.

Dalam arti tertentu ia kalah: ia gagal untuk bertahan hidup dari racun itu. Ia memang telah membunuh si Rubah Giok. Tapi akhirnya penjahat itu tak tampil dengan keji; di saat ajalnya, kita jadi tahu bahwa wanita pesilat ini pada dasarnya seorang yang hidup dengan hati kecewa: seorang yang menyayangi Jen, gadis bangsawan yang berbakat itu, tapi seorang yang juga sakit hati kepadanya. Dalam pedih oleh luka, lumpuh dan kalah, ia mengulurkan tangan kepada perempuan muda yang telah dilatihnya bertahun-tahun tapi juga akhirnya ingin dibunuhnya itu: "Jen, satu-satunya keluargaku, satu-satunya musuhku."

Apa arti kalah? Li Mu Bai dalam arti yang lain justru menang. Sejak semula, suspens cerita ini bukan terletak dalam adegan silatnya. Keunggulan suspensnya terletak justru dalam "laku menahan diri". Mu Bai, diperankan oleh Chow Yun Fat, praktis tidak seperti tokoh film silat yang lazim: ia tak mengayunkan pedang di baris terdepan. Yang lebih muncul adalah teman seperjuangannya, wanita yang dicintainya, Yu Shu Lien. Juga Jen, anak gubernur yang ternyata memiliki "macan yang merunduk, naga yang sembunyi" dalam dirinya: sebuah bakat bersilat yang luar biasa, yang sudah terlatih sampai jauh. Dibandingkan dengan kedua perempuan itu, Mu Bai hadir mirip bayang-bayang.

Tapi dengan menahan diri itu ia menunjukkan bagaimana, dari tenaga tempur seorang pendekar ulung, tiap gerak adalah ibarat bukan gerak. "Siapa yang bersijingkat tak akan dapat berdiri," begitulah tertulis dalam kitab pertama Tao te-ching. Mungkin sebab itu sutradara Ang Lee menampilkan tiap adegan perkelahian dalam filmnya mirip sebuah nomor balet: elegan, gemulai, tanpa gocohan brutal. Tiap hantaman menunjukkan satu detachment antara rasa dan sasaran. Maka kita pun melihat dengan takjub adegan perang tanding di atas pucuk-pucuk bambu rimbun yang lentur itu: sebuah pameran kecanggihan ginkang yang telah menjadi sebuah koreografi yang cantik.

Maka Crouching Tiger sebenarnya sebuah cerita cantik tentang menahan diri. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya, Mu Bai tak menuntut apa-apa dari cintanya yang dalam dan sia-sia kepada Shu Lien. Memang ada yang melodramatis dalam bagian cerita ini, tapi ada yang konsisten dalam sikap tanpa pamrih itu: "Aku lebih baik jadi roh yang terkutuk yang mengembara di sampingmu, ketimbang memasuki surga tak bersama kamu," bisiknya, dengan bibir melemah, kepada Shu Lien, beberapa menit sebelum napas terakhirnya habis. Ia ingin memberikan segalanya yang terbaik, sampai saat penghabisan, kalau ia bisa.

Memberikan, melepas: juga ia tak mengharapkan kemenangan ketika ia menghadapi Jen, gadis 19 tahun yang panas dan penuh petualangan itu. Sembari menangkis sambaran pedang pesilat muda itu, Mu Bai bahkan mengaguminya, dan mengundangnya untuk jadi muridnya—sesuatu yang oleh orang lain bisa ditafsirkan sebagai siasat seorang lelaki yang berahi belaka, seorang lelaki yang ingin mendapat, bukan memberi.

Tapi bagaimana mungkin? Bahkan Mu Bai membiarkan pedangnya yang masyhur itu, "Suratan Hijau", terlempar ke dalam jeram. Ia takmemerlukannya lagi. Begitu angkuhkah ia, hingga ia tak butuh senjata yang piawai, tak butuh pula cinta yang terpenuhi dan kemenangan yang telak? Mungkin bukan angkuh; tapi, sekali lagi, satu detachment, satu sikap yang melepaskan diri dan mengambil jarak batin dari pamrih, ambisi, kemenangan perang, dan dunia benda….

Kini mungkin Anda akan bertanya: apa guna semua celotehan ini? Bagaimana bisa seorang yang berada di pergulatan politik disamakan denganseorang pendekar dalam cerita-cerita wu-xia?

Saya ingin menjawab: bisa saja—bagi seseorang yang menyukai cerita silat. Memang medan politik bukan medan para johan dan pendekar. Tapi politik bisa mengambil tamsil dari cerita yang ditulis oleh Wang Du Lu di tahun 1930-an ini: kemenangan diri adalah kalahnya diri, bahkan sebelum seseorang mengangkat pedang. Gerak adalah bukan gerak, kehadiran adalah bayang-bayang, dan melepas adalah mendapatkan.

Tidakkah Anda merasa, Mas Amien, bahwa Anda sering tak mengerti tamsil itu?

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Sengketa Pilpres 2024, Tim Hukum Anies-Muhaimin Paparkan Kampanye Terselubung Jokowi

3 menit lalu

Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan pangan atau bansos beras kepada masyarakat penerima manfaat di Kompleks Pergudangan Bulog Kampung Melayu, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Foto Sekretariat Presiden
Sengketa Pilpres 2024, Tim Hukum Anies-Muhaimin Paparkan Kampanye Terselubung Jokowi

BW menduga Jokowi melakukan praktik kampanye terselubung dan sekaligus menggerakkan berbagai sumber daya dipemerintahan sebagai modus operasi.


Bamsoet Tegaskan Pentingnya 'Kepemimpinan Berkelanjutan' dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

15 menit lalu

Bamsoet Tegaskan Pentingnya 'Kepemimpinan Berkelanjutan' dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Bambang Soesatyo menuturkan gagasan Indonesia Emas 2045 adalah sebuah visi ideal dan cita-cita luhur yang tidak mungkin bisa digapai secara instan.


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

20 menit lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


Pastikan Keamanan Warga Arus Mudik, Polri Susun Skema Operasi Ketupat 2024

21 menit lalu

Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Kesiapan Operasi Ketupat 2024 Tingkat Menteri di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin 25 Maret 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Pastikan Keamanan Warga Arus Mudik, Polri Susun Skema Operasi Ketupat 2024

Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan, operasi ketupat akan berlangsung kurang lebih selama 13 hari, dimulai sejak 4 April hingga 16 April 2024.


Korban TPPO Ferienjob UNJ: Mahasiswa Dilarang Beli Tiket Sendiri

26 menit lalu

Kampus UNJ.  Foto : UNJ
Korban TPPO Ferienjob UNJ: Mahasiswa Dilarang Beli Tiket Sendiri

Muchlis korban TPPO Ferienjob mahasiswa di UNJ. Dia pinjam duit orang tua untuk ke Jerman. Ada perintah beli tiket harga mahal di travel Purnama.


Pertamax Palsu Bikinan SPBU Nakal, Ini Tips Cek Kualitas dan Kemurnian BBM

50 menit lalu

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko (kiri) dan Dirtipidter Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan) memperlihatkan barang bukti BBM pertamax yang asli dan palsu (dioplos) di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty
Pertamax Palsu Bikinan SPBU Nakal, Ini Tips Cek Kualitas dan Kemurnian BBM

Polisi mengungkap kasus pemalsuan bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax di Tangerang, Jakarta Barat dan Kota Depok


Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

56 menit lalu

Paro Taktsang atau Tiger's Nest di Bhutan (Pixabay)
Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

Program ini diluncurkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya dan tradisi unik Bhutan.


Jenis Pakaian yang Tidak Disarankan untuk Perjalanan dengan Pesawat

57 menit lalu

Ilustrasi makan di pesawat/Emirates
Jenis Pakaian yang Tidak Disarankan untuk Perjalanan dengan Pesawat

Jika legging atau celana yoga tidak disarankan, dia membagikan bahan-bahan pakaian yang cocok untuk perjalanan dengan pesawat.


Ngabuburit di Hai Ramadan di Dubai, Melihat Pertunjukan Tradisi dan Ikut Workshop Seru

57 menit lalu

Pertunjukan Rashid dan Latifa di arena Hai Ramadan Dubai yang hadir 11 Maret hingga 14 April 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Ngabuburit di Hai Ramadan di Dubai, Melihat Pertunjukan Tradisi dan Ikut Workshop Seru

Dari workshop, cerita nabi, sampai tradisi meriam Ramadan dapat ditemukan pengunjung Hai Ramadan di Dubai.