Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uang

Oleh

image-gnews
Iklan

UANG, kata seorang penulis, adalah sebuah persekongkolan yang tak diucapkan. Kita tahu bahwa ia hanyalah selembar kertas, atau sepotong tembaga, atau sekeping timah. Kita bahkan tahu ia sering tak terlihat: menjelma sebagai sekadar jumlah, seakan sebuah benda khayal yang berpindah dari rekening ke rekening nun jauh di buku-buku bank. Tapi kita membuatnya begitu penting, sebab dengan uang bisa kita "sulap" sejumlah galon minyak jadi sejumlah suara demonstran, sebuah rumus obat jadi sekantong gandum, sebuah karya Rembrandt jadi sejumlah traktor.

Bahkan ia sanggup menghubungkan dua masyarakat yang amat berbeda untuk memenuhi impian yang sama—dan membuat sejarah. Satu kejadian di tahun 1930: sejak April tahun itu sampai April tahun berikutnya, seorang menteri keuangan AS, Andrew Mellon, yang juga seorang jutawan, menghabiskan sekitar tujuh juta dolar di Uni Soviet. Gunanya: membeli karya-karya pelukis terkenal dunia (antara lain Rembrandt, Titan, Velásquez, dan Botticelli) yang disita oleh pemerintah sosialis di Kremlin dari tangan para aristokrat yang sudah diusir atau dibunuh. Tujuh juta dolar: jumlah yang kira-kira sama dengan sepertiga nilai ekspor resmi Soviet ke AS di tahun 1930.

Tapi jual-beli itu baru lima tahun kemudian diketahui umum. Sang Menteri Keuangan AS merahasiakannya, sebab, menurut pembelaannya kemudian, ia merasa tak pantas untuk pamer bahwa ia menghabiskan jutaan dolar buat menghimpun karya seni tinggi di suatu masa ketika krisisekonomi baru menghantam negerinya dan ribuan orang tak punya kerja, bank bangkrut, dan rakyat jatuh miskin. Sebaliknya juga pemerintah Soviet akan tampak buruk karena membiarkan khazanah nasional yang begitu berharga—salah satu koleksi terpenting di dunia—dipindahkan ke tangan seorang asing. Seorang pedagang karya seni Inggris terkemuka kemudian mengecamnya, "Karya seni bukan sebuah komoditi. Orang tak dapat membeli sebuah lukisan seperti membeli segepok tembaga atau sebuah tambang timah."

Tapi benarkan demikian? Uni Soviet di tahun itu membutuhkan dana untuk membangun pabrik-pabrik baja di Magnitogorsk. Ketika Revolusi Oktober 1917 berhasil dan sebuah republik sosialisme berdiri, rezim baru mengambil alih koleksi besar seni rupa itu, bagian dari masyarakat feodal yang lama—mereka tak tahu harus diapakan. Maka mereka pun memutuskan untuk menjualnya. Seorang kurator museum Soviet membela keputusan itu: ah, ini cara sosialis untuk mengubah "permata menjadi traktor."

Kini orang tak perlu menyesali transaksi yang luar biasa itu. Andrew Mellon, karena takut dihukum sebagai penunggak pajak, kemudian menghibahkan koleksi berharganya itu kepada sebuah museum publik yang dibangun pemerintah. Dan cerita mendapatkan satu happy-ending.

Susan Buck-Morrs, yang menceritakan kembali kisah jual-beli itu dalam Dreamworld and Catastrophe, bukunya yang terbit tahun lalu, menyebutnya sebagai "a strange poetic justice": uang hasil kapitalisme—yang diambil dari keringat buruh Amerika—dipergunakan untuk membiayai pembangunan pabrik sosialis, yang pada gilirannya menaikkan nilai tenaga kerja Soviet. Dalam pada itu, khazanah budaya—yang dulu dimiliki secara pribadi oleh aristokrasi Rusia dan kemudian diambil alih menjadi kepunyaan negara Bolsyewik—melalui Kapitalis Andrew Mellon menjadi milik negara Amerika, dan sebab itu rakyat Amerika bisa menikmati sebuah kebudayaan milik masyarakat (bukan milik pribadi) dalam bentuk sebuah museum publik. Uang memang bisa membuat perjalanan yang ruwet dan tikungan yang tak disangka-sangka.

Perjalanan itu memang sering mencemaskan, sebab pada dasarnya ialah perjalanan dari benda-benda menjadi komoditi. Marx menggambarkannya dengan tajam ketika ia berbicara bagaimana komoditi jadi jimat, fetish, sesuatu yang bukan apa-apa sebenarnya tetapi dianggap begitu hebat. Prosesnya memang aneh. Ketika sebuah benda menjadi komoditi, ada yang lenyap dari dirinya. Lukisan Rembrandt dihentikan sifatnya yang unik dan tak terbandingkan, dan yang didapatkannya adalah sebuah nilai tukar—seperti halnya batu kali, tepung terigu, dan sandal jepit. Dan kapitalisme tak berhenti di situ. Kita tahu ia juga bisa mengkomodifikasi kenikmatan seksual, khotbah yang memikat, keputusan di pengadilan, dan suara di parlemen.

Dalam arti tertentu, di sana terjadi sejenis kekerasan: ketika yang lain dari yang lain dilanda habis oleh suatu dorongan yang deras untuk membuat agar semuanya bisa dipersamakan, dengan nilai tukar, dan merupakan sesuatu yang berarti hanya dalam pasar orang ramai. Karena dalam proses itu apa yang indah dan nikmat bagi si A dianggap bisa dihitung, dan dengan itu pula diasumsikan bisa indah dan nikmat bagi si B dan entah berapa orang lain. Sadar atau tak sadar, pelan atau cepat, hidup pun diintegrasikan ke dalam apa yang disebut Adorno "sebuah totalitas, yang didominasi oleh kuantifikasi," sebuah hidup yang "memusuhi perbedaan kualitatif."

Hidup seperti itu akan seperti papan plywood yang telah dirampat, rata dan tak pernah mendalam. Dengan itu, harga-harga pun ramai bekerja di dalam kepala manusia—sebutir kepala yang tak lagi spesial. Dan orang pun akan diam atau ia akan bergerak karena angka-angka itu, yang tiap kali menghardik. "Money doesn't talk; it swears," kata lagu Bob Dylan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

2 menit lalu

Mooryati Soedibyo. TEMPO/Tony Hartawan
Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.


Disebutkan Dalam Putusan MK, Ini 11 Keuntungan Dissenting Opinion

3 menit lalu

Suasana sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024. Dari 8 hakim MK, 5 hakim memutuskan menolak seluruh permohonan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan oleh passion Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Disebutkan Dalam Putusan MK, Ini 11 Keuntungan Dissenting Opinion

Dissenting opinion yakni wujud asas kebebasan hakim. Tepatnya, kebebasan dari sesama hakim dalam menyatakan pendapat berdasarkan dalil-dalil yang kuat


PDIP Sebut Rezim Hukum Gugatan Pencalonan Gibran ke PTUN Beda dengan Sengketa Pilpres MK

9 menit lalu

Ketua tim hukum PDI Perjuangan Gayus Lumbuun (ketiga kanan) memberikan keterangan pers usai mendaftarkan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta Timur, Selasa, 2 April 2024. Gugatan tersebut ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), terkait perbuatan melanggar hukum oleh kekuasaan pemerintahan (onrechmatige overheidsdaad) dalam hal ini utamanya adalah KPU pada Pemilu 2024, khususnya pemilihan presiden. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
PDIP Sebut Rezim Hukum Gugatan Pencalonan Gibran ke PTUN Beda dengan Sengketa Pilpres MK

Tim Hukum PDIP menggugat KPU ke PTUN atas dugaan perbuatan melawan hukum saat menerima pencalonan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.


Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

9 menit lalu

Warga Palestina menerima kantong tepung yang didistribusikan oleh UNRWA di Rafah, di selatan Jalur Gaza 21 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.


Mengenal Terowongan Juliana yang Populer setelah Muncul di Film Siksa Kubur

14 menit lalu

Terowongan Juliana (Kemendikbud.go.id)
Mengenal Terowongan Juliana yang Populer setelah Muncul di Film Siksa Kubur

Terowongan Juliana merupakan konstruksi yang unik dengan tikungan di bagian tengahnya, dulunya merupakan jalur kereta api.


Album Baru Taylor Swift The Tortured Poets Department: Sebuah Amalgamasi

19 menit lalu

Taylor Swift tampil dalam konser
Album Baru Taylor Swift The Tortured Poets Department: Sebuah Amalgamasi

Ada Daddy I Love Him di album ini yang menandai kembalinya Taylor Swift country, dalam beberapa hal, termasuk penulisan lagu dongeng dan riff gitar.


Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

19 menit lalu

Ilustrasi belanja atau pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Cosmin Serban
Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli


Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

22 menit lalu

Pakar hukum tata negara yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar saat di Bandung, Jumat 23 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

Pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar menilai putusan MK yang akhirnya memenangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran telah menyisakan pekerjaan rumah cukup berat.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

29 menit lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Sedang hingga Lebat Mendominasi, Waspadai Petir di Sejumlah Wilayah

Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan BMKG dilanda hujan pada Rabu, 24 April 2024


SC Heerenven Izinkan Nathan Tjoe-A-On Bela Timnas Indonesia U-23 hingga Sisa Piala Asia U-23

30 menit lalu

Pemain timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On (nomor punggung 14) saat pertandingan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 21 Maret 2024. Kredit: Tim Media PSSI.
SC Heerenven Izinkan Nathan Tjoe-A-On Bela Timnas Indonesia U-23 hingga Sisa Piala Asia U-23

Nathan Tjoe-A-on dapat kembali memperkuat Timnas Indonesia U-23 pada perempat final Piala Asia U-23 2024 menghadapi Korea Selatan.