Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bencana

Oleh

image-gnews
Iklan

BANJIR menghancurkan dusun-dusun, gunung memuntahkan lahar yang meringsek dan membunuh, gempa meremukkan kota, tsunami meluluh-lantakkan wilayah.

Begitu banyak orang mati, begitu luas kesengsaraan. Ketika semua ini terjadi di sebuah masa yang dikerumuni persoalan sosial-politik yang belum juga terpecahkan, orang pun mencoba mencari penjelasan dan kemudian merasa memperolehnya. Karena tiap bencana berarti penghancur-an, orang cenderung melihat di dalamnya ada "kekuasa-an" yang berhubungan di sebuah poros. Di ujung sana: kekuasa-an Tuhan atau alamdaya di luar kendali kita. Di ujung sini: kekuasaan manusia. Keduanya dipertautkan seakan-akan dalam satu sistem. Atau dicocok-cocokkan.

Hasilnya dua macam lelucontapi lebih baik saya menanggapinya dengan serius.

Yang pertama lelucon yang sengaja bercanda. Mendengar begitu banyak bencana terjadi di bawah kepresidenan Susilo Bambang Yu-dhoyono, seorang kemenakan yang tangkas mengirim sebaris sandek ke telepon genggam saya: "S-B-Y" = "Sering Bencana, Ya?". Tersirat dalam canda ini adalah kecenderungan umum yang melihat terjadinya bencana alam terkait dengan kekuasaan seorang presiden.

Yang kedua adalah pendapat yang lucu secara tak sengaja: ada orang yang percaya bahwa bencana alam hanya dapat diterangkan sebagai indikasi sikap Tuhan yang berkuasa di alam raya terhadap kekuasaan yang ada dari Sabang sampai Merauke. Di sini pun tampak kembali kecenderungan yang saya sebut tadi: bencana alam yang tak dapat diramalkan itu dianggap sebagai isyarat ada yang salah dalam kekuasaan manusia.

Orang-orang yang menganut penjelasan itu mungkin mengira mereka punya pandangan kosmis tentang hal-ihwal. Mereka tak menyadaridan sebab itu menggeli-kanbahwa pandangan "kosmis" itu ternyata sempit. Kom-pleksitas kehidupan, yang makin rumit oleh hal yang tak terduga-duga, telah mereka ringkus-dan-ringkas dan dilihat hanya sebagai akibat kekuasaan di satu poros.

Tapi memang tak gampang menghindari kecenderung-an itu. Imajinasi tentang poros kekuasaan itu telah lama mengendap di kepala manusia. Raja disebut "Gusti" seba-gaimana Tuhan disebut "Gusti". Yang bertakhta pun memakai nama "Amangkurat", "Mangkubumi", "Hamengku Buwono", "Paku Alam", "Paku Buwono", "Cakraningrat", dan lain-lain: sebuah sugesti bahwa ada hubungan yang lempang antara kekuasaan atas planet Saturnus dan ke-kuasaan atas Kabupaten Sleman.

Imajinasi itu tak hanya terdapat di Jawa, Madura, atau Bali. Di mana-mana, kerajaansebuah tata duniawise-ring dianggap sebagai representasi (atau bayangan) tata kosmis. "Tuhan di langit di atas segalanya," begitu ter-tera dalam satu maklumat Mongolia, " di bumi ini Jengis Khan-lah satu-satunya Baginda."

Di Eropa, jauh dari Mongolia, Eusebius dari Caesarea mem-bayangkan poros yang mirip: baginya, daulat Raja Konstantin adalah semacam stand-in monarki surga, dan pax Romana adalah kekuasaan yang menyiapkan keraja-an Tuhan. Gambaran ini berlanjut sampai awal zaman mo-dern Eropa, sebagaimana diuraikan Ernst Kantorowicz dalam The King's Two Bodies: raja seakan-akan punya dua tubuh; ia diperlakukan sebagai pribadi yang fana tapi juga penguasa yang kekal dan supernatural.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian revolusi terjadi. Di Inggris dan di Prancis kepala raja dipenggal di depan orang ramai. Tubuhnya terpotongseakan-akan dicopot pula bagian yang melambangkan sisinya yang abadi. Demokrasi lahir. Di Amerika Serikat sistem ini dikukuhkan Lincoln dengan kalimat yang termasyhur: "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat".

Sejak itu penguasa yang mana pun kehilang-an keniscayaan dan kekekalan. Sejak itu praktis siapa saja punya kemungkinan berada di takhta, dan tentu saja tak dengan sendiri-nya dan tak untuk selama-lamanya.

Tapi tak berarti imaji tentang poros kekuasa-an tak mengambil bentuk yang lain. Ia bahkan masih menampakkan jejak yang-transendental, yang melampaui yang-sementara dan setempat. Kata "rakyat" sendiri bergerak maknanya; terkadang berarti "orang biasa" yang hiruk-pikuk dan bisa salah, terkadang semacam kekuatan mitologis yang dahsyat dan suci, acap kali ditulis dengan huruf "R".

Namun bagaimanapun bentuknya dalam retorika, tiap poros kekuasaan pada akhirnya patah: ia tak akan menyambung yang-transendental dengan yang-tidak. Banjir yang menghancurkan dusun-dusun, gunung yang memuntahkan lahar, gempa yang meremukkan kota, tsunami yang meluluh-lantakkan wilayahsemua itu menunjukkan ada yang tak bersambungan: kekuasaan yang satu ("alam" atau "Tuhan") lepas dari kekuasaan yang lain ("republik", "negara", juga "rakyat").

Juga kekuasaan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan sebab-musabab gempa, tapi ia tak akan dapat sepenuhnya menjelaskan kenapa Si Fulan (dan bukan Si Badu) yang kebetulan berada di satu tempat tewas. Kematian adalah kesunyian masing-masing, dan tentang itu "rumus ilmu pasti yang penuh janji", seperti disebut dalam salah satu sajak Subagio Sastrowardoyo, berhenti.

Ada le riel, kata Lacan: ada yang selalu luput dari wacana dan tak dapat diutarakan dalam tata simbolik. Ia menghantui kitamisalnya ketika di depan bayi yang baru lahir kita terkesima, tak tahu dari mana nyawa itu datang dan apa yang akan terjadi pada si orok kelak. Atau ketika malapetaka mara begitu rupa dan kita berseru "Allahu Akbar!".

Sebutlah itu rasa gentar: sebuah perasaan ketika kita tahu bahwa tak ada yang menyambung kekuasaan manusia de-ngan yang di luarnya. Tapi bukankah itu yang menyebabkan kitarakyat, raja, ulama, ilmuwanberendah-hati? Banjir yang menghancurkan dusun-dusun, lahar yang mengancam dari Merapi. Aneh atau tidak, dari bencana kita bisa kembali berpikir tentang kebersamaan dan demokrasi.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ditekuk Everton, Manchester United Kalahkan Sheffield

13 menit lalu

Logo Liga Inggris. (Reuters/Tempo)
Hasil, Top Skor, Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ditekuk Everton, Manchester United Kalahkan Sheffield

Hasil Liga Inggris pada Kamis dinihari, 25 April 2024: Liverpool kalah dari Everton, sedangkan Manchester United mengalahkan Sheffield United.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

19 menit lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

20 menit lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (ke-3 dari kanan) mengadakan pertemuan dengan Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Senin (25 Maret 2024). Pertemuan tersebut membahas kesiapan pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024. (ANTARA/Livia Kristianti)
Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air


KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

20 menit lalu

Kepala Kantor Pajak Madya Jakarta Timur, Wahono Saputro,  seusai memenuhi panggilan tim Direktorat PP Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara KPK, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Wahono Saputro, diperiksa untuk permintaan klarifikasi terkait harta kekayaan dalam LHKPN miliknya, yang telah dilaporkan ke KPK pada 7 Februari 2022 sebesar Rp.14,3 miliar. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.


Hasil Coppa Italia 2023-2024: Singkirkan Fiorentina, Atalanta Susul Juventus ke Final

45 menit lalu

Pemain Atalanta melakukan selebrasi. Action Images via Reuters/Lee Smith
Hasil Coppa Italia 2023-2024: Singkirkan Fiorentina, Atalanta Susul Juventus ke Final

Kemenangan dramatis 4-1 atas Fiorentina mengantarkan Atalanta ke final Piala Italia (Coppa Italia) untuk menghadapi Juventus.


Laporan Nurul Ghufron terhadap Albertina Ho Dinilai Alihkan Isu Kasus Sendiri di Dewas KPK

50 menit lalu

Seorang pegawai KPK Yudi Purnomo berjalan keluar sambil membawa peralatan pribadi dari meja kerjanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis 16 September 2021. KPK memberhentikan 57 pegawai yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) saat alih status menjadi ASN per 30 September 2021. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Laporan Nurul Ghufron terhadap Albertina Ho Dinilai Alihkan Isu Kasus Sendiri di Dewas KPK

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menyayangkan adanya pelaporan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terhadap Anggota Dewas KPK Albertina Ho.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

50 menit lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Musim Panas Tiba: Berikut Tips Merawat AC Mobil

54 menit lalu

Ilustrasi AC Mobil. (Antara)
Musim Panas Tiba: Berikut Tips Merawat AC Mobil

Debu dan kotoran yang menempel dapat mengganggu kinerja AC mobil, mengakibatkan udara yang dihasilkan tidak cukup dingin.


Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

1 jam lalu

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej
Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 jam lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.