Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alien

Oleh

image-gnews
Iklan

Dari petak sawah di desa di Sleman itu, kita tak terkejut lagi. Orang berbicara dengan yakin tentang makhluk angkasa luar yang barusan berkunjung. Sebuah lingkaran terbentuk secara misterius di atas padi yang hijau, dan orang tak segera menduga, jangan-jangan ada mahasiswa pintar yang iseng dari kampus UGM yang membuatnya. Yang kita bayangkan adalah makhluk dari ribuan tahun cahaya jauhnya, yang kita namai dengan bahasa asing: alien.

Ada yang berubah sebenarnya: kini Sleman, Yogyakarta, Jawa, Indonesia, bahkan dunia, telah kita terima sebagai sesuatu yang dengan wajar bersentuhan dengan sesuatu yang berbeda. Bahkan mungkin sama sekali berbeda. Bahkan tak kita ketahui seberapa jauh "sesuatu" itu bisa kita bandingkan dengan diri kita, dan bisakah alien itu kita kenali.

Ini 2011: kita hidup di era pasca-Flash Gordon. Tokoh fiktif ini, yang telah dikenal akrab oleh beberapa generasi Indonesia, kini kian jauh dari kenangan. Ada masanya film yang dibintangi Buster Crabbe, yang dibuat pertama kali pada 1936, beredar di gedung-gedung gambar-hidup yang dikunjungi kakek-nenek dan ayah-ibu kita. Di waktu kecil, saya menontonnya di sebuah gedung berdinding seng di kota kami, dan anak-anak kampung dengan antusias mengisahkan kembali petualangan si Flash: sang jagoan terbang bersama "istrinya" (sebenarnya pacarnya, Dale Arden) dan "ayah"-nya (sebenarnya Dr Zarkov, ilmuwan setengah gila penemu pesawat ruang angkasa yang menculik Flash dan Dale)satu indikasi betapa dekatnya para penonton udik itu dengan fantasi Hollywood.

Tapi tampak juga, di masa lalu itu tempat & waktu kita telah membentuk lensa mata kita untuk melihat kehidupan di luar. Imajinasi kita datang dari kampung tradisional, di mana tokoh cerita berhubungan sebagai keluarga ("istri", "ayah"). Imajinasi Alex Raymond, yang dengan goresan gambarnya yang apik dan saksama memulai komik yang kemudian dijadikan film itu, juga tak berbeda mendasar dari yang di benak anak kampung tetangga saya. Pada awal 1930-an itu, Raymond, orang New York yang pernah bekerja sebagai kerani di Wall Street, menggambarkan penghuni planet Mongo (dengan Kaisar Ming yang kejam sebagai penguasa) mirip orang Cina yang mungkin ia lihat di Canal Street. Era Flash Gordon adalah masa ketika geografi dan sejarah manusia kita percayai sebagai satu-satunya paradigma.

Empat dasawarsa setelah itu, film Close Encounters of the Third Kind menandai sebuah perubahan: antroposentrisme itu telah ditinggalkan. Steven Spielberg tak lagi menampilkan satu epik. Ia tak mengulangi tema yang seru tentang seorang lulusan Yale berambut pirang sebagai adijawara yang melawan si "asing" jahat yang berkulit kuning. Spielberg mendasarkan ceritanya pada teori pakar UFO Allen Hynek, seorang astrofisikawan dari Northwestern University, yang menyebut makhluk lain itu animate being, yang bukan dengan sendirinya extraterrestrial atau dari luar bumi. Hynek bahkan tak memakai kata alien. Dalam Close Encounters, makhluk-makhluk itu praktis tak dapat digambarkan: mereka liyan yang sepenuhnya liyan. Mereka ada bukan sebagai bagian dari permusuhan yang kita bikin dengan galaksi lain.

Film Spielberg adalah gema zamannya. Ia dibuat ketika Perang Vietnam telah menimbulkan rasa muak dan marah kepada keyakinan, narsisme, dan paranoia Amerika. Dalam Close Encounters, sebagaimana kemudian dalam film E.T., tak ada lagi motif dari masa Flash Gordon, apalagi dari masa Buck Rogers (di awal 1930-an juga), sebuah cergam dengan khayal tentang bangsa "Merah Mongol" yang menyerang Amerika kelak di pertengahan abad ke-21. Sebagai kontras, satu kalimat tercantum pada poster film Spielberg, tanpa kecemasan: "We are not alone."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menarik bahwa Spielberg datang dengan kalimat itu setelah bertahun-tahun orang di mana pun dirongrong kecemasan kepada alien, baik dalam arti "E.T." maupun dalam arti orang yang datang dari "luar". Tampaknya kesadaran bahwa "kita tak sendirian" selalu diinterupsi dengan keras oleh rasa waswas yang menganggap egosentrisme sebagai kedaulatan. Seabad sebelum Kopernikus, manusia sebenarnya sudah sampai ke satu kesimpulan: bukan saja bumi terselip di antara jutaan galaksi, tapi juga bahwa bumi bukan lagi pusat-dan bahwa di alam semesta, tak ada yang disebut pusat.

Nicolaus Cusanus menulis Apologia doctae ignorantiae pada 1440. Seperti diuraikan dengan bagus oleh Karsten Harries dalam Infinity and Perspective, Cusanus menunjukkan bahwa bumi bak "sebuah roda di dalam sebuah roda dan sebuah lingkaran dalam sebuah lingkaran"yang tak punya pusat ataupun batas yang melingkunginya. Dan bumi itu bukan terra firma. Ia bergerak seperti kapal yang berlayar entah ke mana.

Di masa ketika bumi dianggap sebagai pusat jagat raya, pendapat ini bahkan lebih radikal ketimbang kosmologi Kopernikus dan Kepler yang datang kemudian, yang masih yakin ada satu pusat: matahari. Bagi Cusanus, anggapan adanya satu pusat hanyalah sebuah ilusi.

Empat ratus tahun kemudian Nietzsche melukiskan ilusi itu dengan perbandingan yang dramatis. Sejarah dunia yang berabad-abad itu sebenarnya cuma satu menit saja dalam usia alam semesta dan bumi hanya satu bintang nun jauh di pojok bentangan yang tanpa batas itu. Meskipun demikian, di bintang itu dengan congkak manusia menemukan "Kebenaran" yang abadi. Padahal menit itu akan lewat, bintang itu membeku, dan hewan congkak itu musnah.

Mungkin bersama Cusanus dan Nietzsche kita perlu menengok lingkaran Sleman. Siapa pun yang membuatnya, kita tahu: kita tak sendirian, tapi juga kita akan kalah dalam permainan monopoli alam semesta. Meskipun kita bilang, "Tuhan kita bersama kita."

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

2 menit lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan arahan di Rapat Kordinasi Nasional Penanggulangan Bencana di Pullman Grand Central, Bandung, Jawa Barat, 24 April 2024. Dalam arahannya, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan agar dilakukan pemetaan resiko bencana secara valid serta menyusun dan merencanakan skema pembiayaan penanggulangan bencana untuk mengatasi kesenjangan anggaran penanggulangan bencana di daerah. TEMPO/Prima mulia
Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Presiden dibantu Wakil Presiden. Presiden juga dibantu para menteri. Lalu, apa bedanya Wapres dengan menteri?


AC Milan akan Mengakhiri Kerja Sama dengan Stefano Pioli, Simak Perjalanan Kariernya

3 menit lalu

Stefano Pioli. REUTERS
AC Milan akan Mengakhiri Kerja Sama dengan Stefano Pioli, Simak Perjalanan Kariernya

Stefano Pioli akan tersingkir dari AC Milan pada akhir musim


Gibran Tak Ada dalam Daftar Satya Lencana, Bobby Nasution Tetap Terima Penghargaan dari Mendagri

6 menit lalu

Calon Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka blusukan ke Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu, 24 April 2024. Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Gibran Tak Ada dalam Daftar Satya Lencana, Bobby Nasution Tetap Terima Penghargaan dari Mendagri

Gibran sebelumnya diagendakan menerima Satya Lencana bersama Bobby Nasution.


IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

7 menit lalu

Warga berolahraga di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Hari bebas kendaraan bermotor atau cara free day (CFD) masih ditiadakan di DKI Jakarta usai Lebaran 2024. Namun, sejumlah warga masih terlihat meramaikan kawasan Bundaran HI. TEMPO/Subekti.
IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.


Kelebihan dan Kekurangan Pisah Harta Seperti yang Dilakukan Harvey Moeis dan Sandra Dewi

11 menit lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Kelebihan dan Kekurangan Pisah Harta Seperti yang Dilakukan Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Perjanjian pisah harta seperti yang dilakukan Sandra Dewi dan Harvey Moeis memiliki kelebihan dan kekurangan.


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

11 menit lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

13 menit lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Respons PDIP-NasDem-PKS soal Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo

14 menit lalu

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu tiba di NasDem Tower bersama jajaran Partai NasDem dan PKS dalam konferensi pers usai pertemuan kedua partai di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Respons PDIP-NasDem-PKS soal Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo

Bagaimana sikap PDIP, NasDem, dan PKS usai Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih? Akan jadi koalisi atau oposisi?


Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

26 menit lalu

Presiden Joko Widodo menjenguk Luhut Binsar Pandjaitan di Singapura. FOTO/Instagram
Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

28 menit lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.