Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Juli

Oleh

image-gnews
Iklan

Juli 1776 dan Juli 1789: penanda waktu yang penting dalam sejarah, ketika kita mengingat sebuah optimisme yang mungkin berlebihan. Revolusi Amerika dan Prancis (dan satu abad lebih kemudian Revolusi Rusia) tak akan tercetus andai kata sejumlah orang tak yakin penuh bahwa mereka, sebagai layaknya manusia, mampu mengubah sejarah.

Tapi setelah itu

Setelah Juli dan tahun itu berlalu, lewat satu periode lain, optimisme pun tergerus. Revolusi ternyata tak membuat manusia sepenuhnya bebas, berkeadilan, berpunya, berbahagiadan orang tak jarang melihat kembali perubahan besar itu dengan muram. Sinisme beredar. Revolusi seakan-akan berawal dengan sebuah ilusi di cermin. Revolusi seakan-akan bermula dari anggapan yang berlebihan tentang kehebatan manusia dan sebab itu kemerdekaan adalah hak dan kemerdekaan itu mungkin.

Napoleon, opsir pasukan Revolusi Prancis yang hebat itu, kemudian meninggalkan cita-cita Juli 1789. Pada suatu hari ia mengangkat diri jadi maharaja dan mengatakan bahwa bukan hasrat kemerdekaan yang mendorong manusia menggerakkan revolusi. Yang membuat revolusi, katanya, adalah "kekenesan", la vanite. Kemerdekaan, itu hanya dalih.

Kadang-kadang sinisme memang terdengar cerdas, seperti gugatan yang menusuk: benarkah kita sebenarnya tak cuma sedang berpose, kenes, mengira kita bisa berubah, bisa berbuat baik untuk orang banyak, dengan atau tanpa revolusi? Padahal tidak?

Harus saya tambahkan: pertanyaan itu (kita juga sering mendengarnya di Indonesia pasca-Reformasi) tak hanya ungkapan sinisme. Pertanyaan ini menandai zaman yang konservatif kini. Dalam beragama, dalam perilaku dan hubungan berkeluarga, banyak orang melihat perubahan sebagai langkah ke malapetaka.

Harus pula saya tambahkan: tak semuanya cuma karena konservatisme. Ada sebab lain: semacam relativisme. Bila perempuan ditindas di sebuah tempat, sikap ini akan menerima penindasan itu dengan mengatakan bahwa nilai-nilai orang lain tak bisa kita ubah dengan nilai-nilai kita. Politik dewasa ini sering mendesakkan agar kita menghargai kearifan lokal, identitas-identitas yang berlainan, atau keunikan sebuah kaum. Yang tak disadari, sikap ini bisa berakhir dengan politik yang, seperti sikap konservatif, tak menghendaki transformasi.

Seakan-akan tak ada konflik dalam sejarah. Seakan-akan tak ada dialektik, seakan-akan perbedaan dalam hidup ibarat dua sisi rel kereta api yang sejajar, tak bertaut, maka tak akan bertabrakan.

Dengan pandangan itu orang lupa, bahkan sebatang rel pun sebuah entitas yang tak permanen. Ia terdiri atas zat yang berubah. Dalam tiap perubahan terjadi konflik.

Terutama ini berlaku pada manusia. Mereka yang percaya manusia tak berubah adalah mereka yang percaya bahwa manusia dibentuk oleh kodrat yang tetapsementara dalam tubuh, tiap saat sel berganti, napas tak pernah menghirup oksigen yang sama, ingatan baru selalu datang menumpuk mengubah apa yang ada di bawah sadar.

Kita memang perlu diingatkan bahwa, untuk meminjam dari Alain Badiou, yang ada hanyalah "tubuh dan bahasa-bahasa". Dengan kata lain, diperlukan satu pendekatan seorang materialis yang menampik bahwa ada ide abadi yang membentuk dunia, seorang materialis yang melihat perubahan sebagai hal yang niscaya: tubuh tak bisa tetap. Juga bahasayang terbentuk dari interaksi sosial di suatu masa di suatu tempat dan diungkapkan melalui badanbukanlah bangunan yang selesai dalam satu gramatika.

Tapi persoalannya: apa yang terjadi dalam perubahan?

Kita ingat kaum konservatif. Mereka akan mengatakan bahwa yang terjadi hanya ilusi yang riskan. Tapi sebaliknya ada kaum antikonservatif yang mengatakan bahwa perubahan tak ada jika bukan sesuatu yang radikal. Revolusi dipertentangkan dengan evolusi. Dunia harus diciptakan barudan tiap sisa dari dunia yang lama akan dilihat sebagai tanda kesia-siaan ikhtiar transformasi. Walhasil: sejenis gugatan yang mirip sinisme lama, yang mungkin akan menghalalkan sinisme setua Napoleon: para pembaharu hanya dianggap orang-orang kenes, selama tak ada reformasi yang radikal.

Tapi yang tragis, atau mungkin juga tak tragis, dalam sejarah adalah bahwa manusia tak bisa membangun dunia dari nihil. Yang berbicara "kun fayakun" hanya Tuhan. Saya suka mengulang Marx: manusia membuat sejarah, tapi membuatnya dalam kondisi yang tak ditentukannya sendiri. Transformasi sosial, sebagaimana transformasi tubuh, tak datang dari simsalabim transendental. Langkah baru adalah langkah baru, tapi dengan bekas lumpur, pasir, dan debu yang menempel pada kaki dari pergulatan kemarin petang.

Yang penting adalah, dengan bekas-bekas itu, kita tak lupa bahwa ada subyek yang membawa kabar lain: bukan kekenesan yang mendorong perubahan, melainkan rasa sakit manusiawi yang dicekik ketidakadilanyang membuat keadilan begitu jelas meskipun tak datang dari wasiat purba ataupun dari ensiklopedia.

Di saat itu, perubahan bisa disebut membawa sesuatu yang radikal barusatu "instan" ala Bachelard: hasil dari penampikan total yang tergerak untuk menjangkau yang mustahil. Yang mustahil itu adalah kebaruan yang menggugah. Ia membangkitkan kita di malam gelap yang tanpa tidur.

Ketika fajar tiba, kita memang akan melihat yang tak tercapai masih banyak. Yang masih harus dihancurkan akan selalu ada. Namun yang telah tercapai bukannya tanpa makna. Revolusi yang melahirkan emansipasibetapapun tak utuh dan tak stabilnya itumemberi bekal untuk mengilhami transformasi baru. Revolusi Juli, Oktober, Agustus, dan lain-lain yang tak tercatat: masing-masing isyarat bahwa sinisme adalah putus asa. Putus asa yang keliru.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mulai Perjuangan di Proliga 2024 Hari Ini, Jakarta LavAni Allo Bank Targetkan Hat-trick

5 menit lalu

Bogor LavAni. FOTO/wikipedia.org
Mulai Perjuangan di Proliga 2024 Hari Ini, Jakarta LavAni Allo Bank Targetkan Hat-trick

Klub bola voli putra Jakarta LavAni Allo Bank akan berlaga di Proliga 2024 dengan tekatd untuk meraih gelar juara tiga musim berturut-turut.


Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

11 menit lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.


Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo

17 menit lalu

Mantan calon wakil presiden sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyambut kedatangan presiden terpilih Prabowo Subianto di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyampaikan delapan agenda perubahan partainya ke presiden terpilih Prabowo Subianto.


Prabowo dan Cak Imin Ingin Gerindra-PKB Bekerja Sama setelah Pilpres Usai

29 menit lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyampaikan keterangan pers usai bertemu di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Prabowo dan Cak Imin Ingin Gerindra-PKB Bekerja Sama setelah Pilpres Usai

Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Kantor DPP PKB, membahas kerja sama ke depan pada Rabu, 24 April 2024


Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

33 menit lalu

Ilustrasi awan mendung/cuaca buruk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

Berikut prediksi cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari pagi ini sampai malam nanti.


Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

34 menit lalu

Kapolres Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit menanyai RM, tersangka pembunuhan Serlina, 22, yang jasadnya ditemukan di sebuah parit di Kabupaten Sukoharjo, Senin, 22 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

Para tersangka sepakat akan menjalankan rencana pembunuhan terhadap wanita itu saat malam takbiran.


Usai Ditetapkan Presiden-Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Temui Jokowi Selama Dua Jam

38 menit lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Usai Ditetapkan Presiden-Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Temui Jokowi Selama Dua Jam

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menemui Presiden Joko Widodo alias Jokowi selama dua jam, pada Rabu malam, 24 April 2024.


Jadwal Proliga 2024 Dimulai Kamis Ini 25 April: Lavani dan Bandung Bjb Tampil, Megawati Hangestri Juga Beraksi

40 menit lalu

Atlet voli putri Indonesia Megawati Hangestri. TEMPO/Randy
Jadwal Proliga 2024 Dimulai Kamis Ini 25 April: Lavani dan Bandung Bjb Tampil, Megawati Hangestri Juga Beraksi

Kompetisi bola voli profesional Indonesia, Proliga 2024, akan mulai bergulir mulai hari ini, Kamis, 25 April 2024. Megawati Hangestri tampil.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

44 menit lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan Malam Ini: Bagaimana Perasaan Shin Tae-yong Menghadapi Negara Sendiri?

55 menit lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan Malam Ini: Bagaimana Perasaan Shin Tae-yong Menghadapi Negara Sendiri?

Timnas U-23 Indonesia menghadapi Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024 Kamis malam ini. Shin Tae-yong menghadapi negara sendiri.