Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kembang

Oleh

image-gnews
Iklan

Mao Zedong tiba-tiba berbicara tentang kembang krisan. "Tahukah tuan, apa sebutan kembang krisan di Pameran Hangzhou belakangan ini? Sang penari mabuk, kuil tua di bawah matahari senja, sang pencinta yang membedaki sang kekasih."

Andre Malraux mencatat kata-kata itu dalam Antimemoires, di bagian ketika ia mengenang pertemuannya dengan para pemimpin Cina pada tahun 1960-an.

Hari itu Mao rupanya hendak mengumpamakan masyarakat sebagai kembang krisan, sebuah organisme yang tak sederhana. Masyarakat adalah wilayah di mana "penari" dan "mabuk", dua hal yang tak pas, bisa terjadi di satu wadah: "Bukan mustahil kedua tendensi itu hadir, dan banyak konflik yang tersimpan," katanya.

Perumpamaan, atau kiasan, adalah bagian yang wajar dalam percakapan Mao; ia penyair. Dengan kiasan, satu ide ("masyarakat") ditampilkan sebagai sesuatu yang bisa ditangkap pancaindra, dalam wujud imaji: "penari mabuk", "kuil tua". Dengan kiasan, satu ide dianggap akan bisa lebih terbayangkan.

Tapi puisi dan kiasan juga bisa membuat sebuah konsep tak stabil acuannya. "Penari mabuk, kuil tua di bawah matahari, sang pencinta yang membedaki kekasih". Mao memilih imaji-imaji itu (jika kita percaya kepada kutipan Malraux), dan dengan itu memang orang bisa tak pasti tentang bagaimana seharusnya memahami sebuah "masyarakat".

Mungkin karena Mao tahu: sebuah masyarakat memang sesuatu yang tak mudah dirumuskan. Sebuah masyarakat selamanya kompleks, rumit hubungan-hubungannya, beraneka tendensinya, dan tak mandek. Hanya pikiran kita yang menangkapnya sebagai satu organisme yang tersusun.

Mao seorang Marxis. Ia bisa melihat, dalam tiap hal yang bisa diidentifikasikan"masyarakat Cina" atau "kembang krisan"ada yang luput dari identifikasi itu. Katanya kepada Malraux: "Tuan telah melihat satu sisi. Sisi yang lain mungkin lepas dari penglihatan."

Ia memang berakar dalam tradisi Materialisme; ia menampik pemikiran Idealis. Materialisme melihat dunia, apalagi sejarah, sebagai arus yang tak konsisten, yang bahkan tak cuma punya dua sisi. Sisi itu tak terhingga. Manusia kemudian memberinya bentuk, merumuskan, dan mengarahkan. Tapi dialektika ini tak pernah tuntas.

Sebaliknya, bagi filsafat Idealis, dunia adalah perwujudan dari Ide yang utuh dan abadi. Apa yang ada ("masyarakat Cina") dianggap sudah dicetak dengan esensi yang tetap. Idealisme percaya bahwa kesadaran manusia yang rasional, seakan-akan didukung oleh kekuatan sabda yang transendental, bisa membentuk apa-yang-ada. Bentuknya konsep-konsep. Dengan konsep itu aku merengkuh dan memasukkan dunia ke dalam diriku. Idealisme mirip kegairahan pikiran yang mengremus dunia: "Idealismus als Wut," kata Adorno, pemikir yang menunjukkan cacat besar filsafat ini.

Dalam menampik pemikiran Idealis, kecenderungan puitik Mao bertemu dengan pandangan Marxisnya. Seorang Idealis akan mengatakan, "Aku berpikir, maka aku ada." Seorang Marxis, "Aku ada, maka aku berpikir." Pikiran lahir dari hidup yang dialami, dari tubuh, benda, dan bahasa. Maka Marxisme Mao bersentuhan dengan realitas yang konkret. Malraux mengutipnya: "Tak ada Marxisme yang abstrak. Hanya ada Marxisme yang konkret, yang disesuaikan dengan kenyataan Cina, dengan pohon-pohon yang telanjang, sebagai telanjangnya rakyat yang sibuk memakannya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pohon-pohon yang telanjang.

Tapi, apa boleh buat, Mao bukan hanya penyair. Ia pemimpin revolusi yang harus menaklukkan: mengalahkan musuh, gua-gua Yenan, arus Sungai Yangtze, kemiskinan dan ketidakadilan di dusun-dusunbahkan, kemudian, dalam "Revolusi Kebudayaan", menghancurkan markas besar Partai Komunis Cina sendiri. Ia harus mengukuhkan diri sebagai Subyek (dengan "S") yang mengremus obyek-obyek, melulur liyan.

Untuk itu, Mao membuat doktrin yang mengukuhkan dirinya. Cetusan pikirannya dicetak dalam "Buku Merah". Berjuta-juta orang harus menghafalkannya. Di masa "Revolusi Kebudayaan", para "Pengawal Merah" bahkan berlomba menghafal buku itu terbalik dari huruf terakhir ke pagina depan. Ada petani yang percaya, dengan membaca "Buku Merah" di dekat pohon limaunya, tanaman itu akan berbuah cepat.

Di situ semangat Materialisme mati. Benda-benda konkret dianggap bisa dikuasai pikiran sang Ketua. Sang Ketua seakan wujud transendental, di luar dunia yang rumit, di atas organisme apa pun.

Mao wafat 1976. Tapi ia roh agung yang tak bisa mati. Minggu ini Partai Komunis Cina berumur 90 tahun. Partai itu tetap mengutip Sabdanyaseakan-akan untuk menebus dosa Cina yang kini menempuh jalan kapitalisme yang dulu dikutuk. Marxisme jadi agama. Seperti agama lain, ia punya penafsir baru dan juga kaum munafik. Seperti agama lain, Marxisme Cina yakin: "Pada mulanya adalah Sabda," dan dari sabda terjadilah dunia.

Dengan kata lain, hidup bergantung pada Sabda, tunduk pada Kata. Kata tak lagi datang dari hidup yang dijalani, hidup yang kompleks, yang berubah dan tak terumuskansesuatu yang dulu bisa dicitrakan sebagai "penari mabuk, kuil tua di bawah matahari". Kini, Kata seakan-akan berdiri sendiri. Berwibawa, tapi beku. Ia mantra, juga berhala.

Tak mengherankan bila kini penguasa Cina bisa cemas dengan "melati". Setelah "Revolusi Melati" merebak di dunia Arab, dan kata itu muncul di kalangan mereka yang menuntut demokrasi di Cina, kata "melati" dihapus bahkan dari lagu Mo Li Hua. Tak cuma itu: para petani Daxing tak bisa menjual kembang yang disebut demikian.

Syahdan, ada yang berubah. Dulu "krisan" terbit dalam jiwa kreatif yang berpuisi. Kini "melati" jadi teror bagi jiwa yang takluk, yang menganggap Kata makhluk sakti, asing, tanpa bumi.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies dan Ganjar Minta Pemilu Ulang, Otto Hasibuan: Berpotensi Krisis Ketatanegaraan

2 menit lalu

Sebanyak 45 orang anggota Tim Hukum Prabowo-Gibran mendatangi Mahkamah Konstitusi untuk mengajukan permohonan sebagai pihak terkait dalam sengketa hasil Pilpres pada Senin malam, 25 Maret 2024. Sejumlah tokoh tampak hadir, di antaranya Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, O.C. Kaligis, hingga Hotman Paris. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Anies dan Ganjar Minta Pemilu Ulang, Otto Hasibuan: Berpotensi Krisis Ketatanegaraan

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan, merespons soal permintaan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam sengketa Pilpres.


Jokowi Utamakan Negosiasi Saham Freeport sebelum Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat

7 menit lalu

Tambang Freeport. Istimewa
Jokowi Utamakan Negosiasi Saham Freeport sebelum Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat

Presiden Jokowi mengutamakan negosiasi saham Freeport sebelum memberi perpanjangan izin ekspor kosentrat.


Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

13 menit lalu

Presiden Jokowi ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.


Pemerintah Naikkan Dana Peremajaan Sawit Rakyat Menjadi Rp 60 Juta

15 menit lalu

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qalbi dan jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat, di Jakarta, pada Selasa, 5 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Pemerintah Naikkan Dana Peremajaan Sawit Rakyat Menjadi Rp 60 Juta

Pemerintah naikkan dana peremajaan sawit rakyat menjadi Rp 60 juta. Berlaku mulai Mei tahun ini.


Ferienjob Program Resmi di Jerman, Bareskrim Ungkap Kejanggalannya Saat Ditawarkan ke Universitas di Indonesia

19 menit lalu

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro, berbicara terkait perkembangan penyidikan kasus Panji Gumilang di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Juli 2023. Tempo/Eka Yudha Saputra
Ferienjob Program Resmi di Jerman, Bareskrim Ungkap Kejanggalannya Saat Ditawarkan ke Universitas di Indonesia

Bareskrim mengungkap sejumlah kejanggalan dalam penawaran program ferienjob ke sejumlah universitas di Indonesia. Diduga TPPO.


Jadi Daya Tarik Wisman, Batam Wonderfood & Art Ramadhan akan Ditutup Menparekraf Sandiaga Uno

20 menit lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menangapi terkait overtourism Bali dalam kunjungan kerjanya di Batam, Selasa, 2 Januari 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Jadi Daya Tarik Wisman, Batam Wonderfood & Art Ramadhan akan Ditutup Menparekraf Sandiaga Uno

Batam Wonderfood & Art Ramadhan dikunjungi banyak wisatawan mancanegara seperti Korea Selatan, Malaysia, Turki, Thailand


Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Kedua Timnas Indonesia U-16, Bhayangkara FC Mendominasi

22 menit lalu

Pelatih Timnas U-16 Nova Arianto (kiri) memberikan instruksi kepada pemain saat pemusatan latihan di Lapangan B, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Senin, 19 Februari 2024. Pemusatan latihan tersebut dipersiapkan untuk mengikuti gelaran Piala AFF U-16 dan kualifikasi Piala Asia U-17. ANTARA/M Risyal Hidayat
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Kedua Timnas Indonesia U-16, Bhayangkara FC Mendominasi

Nova Arianto resmi memanggil 36 pemain untuk mengikuti seleksi tahap kedua Timnas Indonesia U-16 atau Timnas U-16.


Bos Hamas Sebut Indonesia, Ajak Muslim Dunia Rebut Masjid Al Aqsa

23 menit lalu

Mohammed Deif
Bos Hamas Sebut Indonesia, Ajak Muslim Dunia Rebut Masjid Al Aqsa

Salah satu bos Hamas mengajak umat Muslim di seluruh dunia bersatu mempertahankan Masjid Al Aqsa, termasuk dari Indonesia.


Pertumbuhan PDB Diprediksi Meningkat Menjadi 5,7 Persen Tahun Ini

24 menit lalu

Gedung bertingkat di area pusat bisnis Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan defisit APBN 2024 akan melebar ke kisaran 2,8 persen dari target yang telah ditetapkan pada tahun ini di kisaran 2,29 persen dari produk domestik bruto. TEMPO/Tony Hartawan
Pertumbuhan PDB Diprediksi Meningkat Menjadi 5,7 Persen Tahun Ini

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi bakal naik menjadi 5,7 persen tahun ini.


Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

24 menit lalu

Anggota Komunitas Save Pesut Mahakam Hanson saat melakukan evakuasi bangkai pesut yang ditemukan di Sungai Mahakam, Desa Rantau Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kukar, 26 Maret 2017. FIRMAN HIDAYAT/SAPRI MAULANA
Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.