Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Punakawan

Oleh

image-gnews
Iklan

Sehabis sebuah guncangan, datang gurau. Dalam wayang kulit, humor dipentaskan sehabis gorogorosetelah bumi terguncang dan langit bergetar hingga bintang nyaris padam dan gunung dan hutan tampak seakan-akan terbang. Adegan kalang-kabut itu segera diikuti bagian punakawan: Petruk, Gareng, Bagong, dan Semar muncul.

Dalam King Lear, Shakespeare juga menampilkan "the Fool" setelah raja tua itu secara dramatis meninggalkan istana dan hidup di padang rumput yang dingin. Atau si penggali kubur dalam Hamlet setelah Ophelia yang malang itu bunuh diri. Atau si penjaga pintu dalam Macbeth setelah Raja ditikam di kamar tamu.

Seperti para punakawan, tokoh-tokoh itu juga sering disamakan dengan badut. Tapi tak tepat. Ada yang tersirat lebih jauh dalam gurau mereka, setelah chaos dan destruksi: mereka tak cuma ingin disambut ketawa. Jan Kott, penelaah Shakespeare yang termasyhur itu, benar ketika ia mengatakan bahwa "the Fool", si Bodor dalam King Lear, hadir dalam tragedi itu sebagai penolakan terhadap semua yang lahiriah, hukum dan tatanan moral. Dengan kata lain, penolakan terhadap semua hal yang dikukuhkan raja-raja; si Bodor telah menyaksikan yang brutal dan didera nafsu di lingkungan istana. Maka baginya Lear, raja tua yang terusir itu, menggelikan; jauh di keluasan padang yang muram itu ia masih hendak menegakkan aura kekuasaannya yang fiktif. "Si Bodor tahu," tulis Kott, "satu-satunya kegilaan yang sejati adalah mengenali dunia sebagai sesuatu yang rasional."

Dengan kata lain orang akan lebih selamat bila tahu kehidupan di dunia adalah sesuatu yang tak rasionalsebuah pandangan yang mengandung protes dan kritik dari lapisan paling bawah. Sebab tatanan selamanya ditegakkan dengan cara membagi-bagi hal-ihwal di dunia, sementara hal-ihwal itu sebenarnya terus-menerus berubah, bergeser, bercampur. Ada yang dipaksakan dalam tiap tatanan; apa saja yang berbeda dianggap sesat atau kurang. Yang "normal" menyingkirkan yang "abnormal"padahal sesuatu dianggap "normal" hanya karena adanya yang "abnormal".

Petruk, Gareng, Bagong, dan Semar adalah tokoh-tokoh yang abnormal. Tubuh dan wajah mereka grotesk. Hidung Petruk panjang seperti lobak, hidung Gareng seperti sarung tinju, dan rahang Bagong seperti roda becak yang ketabrak. Semar yang berkuncungia sering dikatakan "bukan-pria-bukan-wanita"punya pantat yang menggelembung seperti balon yang gagal naik.

Kita tak pernah tahu asal-usul mereka. Yang pasti, mereka tak ada dalam Mahabharata. Yang pasti, mereka pengacau: mereka, seperti si Bodor menurut Kott, adalah sebuah penolakan. Yang mereka tolak, dan sekaligus mereka kacaukan, adalah rezim estetika yang berlaku. Mereka sebuah interupsi yang mengganggu apa yang disebut Ranciere sebagai "le partage du sensible": konsensus atau tatanan yang memisahkan dan membagi-bagi sesama (manusia, makhluk, hal-ihwal) dalam klasifikasi berdasarkan kemampuan berpikir, selera, dan sikaptentu saja sebagai bagian keinginan yang berkuasa.

Dalam rezim estetika itu, yang "halus" ditaruh di tempat yang diunggulkan. Yang "halus" ditandai keapikan aristokratik: anggun, gemulai, rapi, ramping (bukan kurus kering)tanda fisik dan kejiwaan orang yang tak harus bekerja di lingkungan yang keras dan kotor, cukup punya waktu senggang dan kekuasaan hingga tak perlu menyampaikan kehendak dengan suara tak sabar. Mereka juga orang-orang yang cukup gizi hingga biasa makan dengan kalem, tak tampak gelojoh.

Adapun mereka yang tak punya ciri-ciri itu dianggap hina, bahkan sebagai musuh: orang seberang, raksasa, atau Kurawa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jelas rezim estetik itu terkait dengan kekuatan dan posisi politik. Mahabharata adalah epos para pangeran di sebuah masyarakat yang ditata dengan klasifikasi yang yakin. Ketika epos itu berkembang di Jawa (mungkin di abad ke-7), klasifikasi dari India itu tak sepenuhnya diterima.

Mungkin para dalang, yang umumnya berasal dari luar pagar para bangsawan, menyusupkan sebuah protes. Wujudnya Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, makhluk yang tak elegan tapi perlu. Di tiap pagelaran dalang akan mengisyaratkan tak stabilnya rezim dan konsensus; gorogoro selalu terjadidan sejarah Jawa memang tak asing dengan guncangan-guncangan politik yang besar.

Sehabis gorogoro: gurau. Gurau sebenarnya sebuah interupsi, bahkan pengacauan, dalam bentuk lain. Sifatnya bertentangan dan sebab itu tak bisa dijinakkan. Ada yang agresif, ketika gurau itu menjadikan orang lain sasaran untuk ditertawai; tapi ada juga solidaritas, hingga orang bisa ketawa bersama-sama. Ada yang anarkistis dalam lelucon, tapi juga ada kehendak untuk memulihkan keadaan, misalnya dengan menghibur.

Dengan paradoks itulah gurau para punakawan berperan. Bahkan sesekali diciptakan kisah dengan satire yang radikal: dalam lakon Taliputro-Taliputri, Petruk dan Gareng mengalahkan para dewa.

Tentu saja akhirnya para demos itu kembali ke bawah. Sebuah gurauan hanya efektif bila tak berkepanjangan. Tiap penonton wayang tahu, para punakawan tak berencana mengubah nasib. Tak ada seruan pembebasan dari dan untuk para Petruk. Bahkan tiap kali Semar akan memulihkan keadaan; ia akan menghentikan pengacauan mereka dengan petuah-petuah. Bukankah ia dewa Ismaya yang mengambil wujud manusia yang mengabdi: sang penegak tata itu juga pelayan tata?

Tapi mungkin inilah "hiburan": sebuah emansipasi sejenak. Saat-saat egaliter terjadi ketika si hamba tampil tak terkait pada rezim apa pun, bahkan mengolok-olok si majikan. Siapa tahu yang sejenak itu bisa juga memberi inspirasi.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran buat Pengendara di Jalan saat Terjadi Gerhana Matahari

8 menit lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
Saran buat Pengendara di Jalan saat Terjadi Gerhana Matahari

Para pengendara yang sedang berada di jalan diimbau untuk berhati-hati bila saat terjadi gerhana matahari. Berikut yang perlu dilakukan.


Mengapa Program Magang Mahasiswa Seperti Ferienjob di Jerman Bisa Dikategorikan TPPO?

16 menit lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Mengapa Program Magang Mahasiswa Seperti Ferienjob di Jerman Bisa Dikategorikan TPPO?

Tempo meminta pendapat Polri dan Kontras mengapa pengiriman mahasiswa magang ke Jerman seperti ferienjob bisa dikenai pasal TPPO?


Fakta Menarik Beauty and Mr Romantic, Drama Korea yang Punya 50 Episode

17 menit lalu

Beauty and Mr Romantic dibintangi Im Soo Hyang dan Ji Hyun Woo. Dok. Vidio
Fakta Menarik Beauty and Mr Romantic, Drama Korea yang Punya 50 Episode

Raih rating tinggi di Korea Selatan, Beauty and Mr Romantic akan hadir dengan 50 episode dan mulai tayang 30 Maret 2024 di Vidio.


Tips Persiapan Mudik untuk Ibu Hamil

18 menit lalu

Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco
Tips Persiapan Mudik untuk Ibu Hamil

Ibu hamil perlu lakukan persiapan mudik ini.


Bantah Otto Hasibuan, Tim Hukum Ganjar-Mahfud Sebut Pilpres 2024 Masih Memungkinkan Digelar Ulang

22 menit lalu

Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo berbincang dengan kuasa hukum Todung Mulya Lubis saat mengikuti Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 atas gugatan Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 tertanggal 20 Maret 2024, sepanjang mengenai pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 di Gedung Mahkamah Kontitusi, Jakarta, Rabu 27 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Bantah Otto Hasibuan, Tim Hukum Ganjar-Mahfud Sebut Pilpres 2024 Masih Memungkinkan Digelar Ulang

Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis optimistis pemungutan suara ulang Pilpres 2024 sangat mungkin dilakukan.


Airlangga Sebut Penyerapan Dana Peremajaan Sawit Rakyat di Bawah 30 Persen

23 menit lalu

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, saat ditemui di area acara Peresmian Pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, pada Kamis, 15 Februari 2024 di JIExpo Convention Center & Theater, Jakarta Utara. TEMPO/Adinda Jasmine
Airlangga Sebut Penyerapan Dana Peremajaan Sawit Rakyat di Bawah 30 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Penyerapan Dana Peremajaan Sawit atau PSR masih rendah.


Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati dan Kelanjutan Hak Angket yang Makin Redup

24 menit lalu

Prabowo Subianto bersama Megawati Sukarnoputri saat menyaksikan pertandingan Pencak Silat di Padepokan Silat TMII, Jakarta Timur, Rabu 29 Agustus 2018. Ryan Dwiky Anggriawan/TEMPO
Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati dan Kelanjutan Hak Angket yang Makin Redup

Puan Maharani melempar sinyal bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo pasca-Pemilu 2024 bisa saja terjadi.


Buka Puasa di Burj Khalifa Dikelilingi Pemandangan Spektakuler

25 menit lalu

Suasana buka puasa di Burj Khalifa Dubai, Sabtu, 23 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Buka Puasa di Burj Khalifa Dikelilingi Pemandangan Spektakuler

Sambil menantikan waktu berbuka puasa, pengunjung bisa menikmati pemandangan spektakuler di sekitar Burj Khalifa.


Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

27 menit lalu

Ilustrasi pedagang daging dan harga daging. getty images
Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendatangi pasar daging dan rumah pemotongan hewan (RPH), Kamis, 28 Maret 2014.


Sopir GrabCar Diduga Aniaya, Memeras, hingga Berniat Menculik Penumpangnya, Grab Indonesia Evaluasi SOP Layanan Konsumen

28 menit lalu

Grab Indonesia meluncurkan 20 unit taksi listrik merek Hyundai bertipe  Hyundai IONIQ EV di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin, 27 Januari 2020. Peluncuran itu dihadiri oleh Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dan President Director of Hyundai Motor Indonesia Sung Jo Ha. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Sopir GrabCar Diduga Aniaya, Memeras, hingga Berniat Menculik Penumpangnya, Grab Indonesia Evaluasi SOP Layanan Konsumen

Direktur Operasi Grab Indonesia Regional Jabodetabek Tyas Widyastuti menyatakan masih melakukan investigasi internal perihal dugaan upaya penculikan, pemerasan, dan penganiayaan oleh mitra sopir Grab terhadap penumpangnya.