Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gerhana

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Gerhana bulan semalam istimewa. Orang menyerbu pantai menyaksikan gerhana di atas air. Saya tetap di kampung, bulan terbit di lereng gunung.

"Ya, istimewa karena tidak larut malam. Apakah suasananya meriah?" tanya Romo Imam, begitu saya usai menceritakan fenomena alam itu lewat telepon.

"Meriah? Ya, biasa saja. Ada orang yang menatap langit, ada yang asyik di kamar menonton sinetron. Maklum, di kampung, tak satu pun yang memotret, wong mereka tak paham apa indahnya gerhana."

"Ada yang memukul kentongan? Ada yang melemparkan air ke atap rumah, melakukan ruwatan dengan membersihkan diri dari air yang jatuh dari atap?"

Saya tercenung sejenak. "Tak ada. Itu kan cerita setengah abad lalu, ketika saya bocah. Bahkan saya ingat memukul baskom keras-keras. Kata Ibu, bulan dicaplok Kala Rawu, raksasa jahanam, jadi perlu diusir dengan bunyi-bunyian keras, ha-ha-ha?."

Romo ikut tertawa. "Tradisi leluhur kita di Jawa dan Bali sudah tak berbekas," katanya. Saya jawab, "Ya, karena itu dongeng konyol."

"Tapi Kala Rawu masih ada, banyak orang menjadikan fenomena alam itu sebagai saat yang baik untuk membersihkan rohani, ya, semacam ruwatan di masa lalu," kata Romo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya tak merespons. "Kala itu artinya waktu," ujar Romo. "Rawu itu malam atau gelap. Pada saat sinar menyejukkan ditutupi oleh kegelapan, ketika itu orang semestinya meruwat diri dengan melakukan introspeksi, apa sebenarnya yang salah. Ini harus diketahui agar kegelapan bisa diusir dan sinar kembali muncul."

"Waduh, saya tak paham," kata saya. Romo melanjutkan, "Ya, kita ambil contoh gampangan. Presiden SBY sudah berjanji akan menjadi orang terdepan memberantas korupsi. Ketika rakyat berdemo di istananya menuntut koruptor ditindak tegas, kan mestinya SBY keluar dan berseru, 'Ayo, kita sama-sama memerangi koruptor.' Jadi tak perlu ada orang bakar diri. Ketika Menteri Hukum ingin membuat jera koruptor dengan menghapus remisi dan bebas bersyarat, anggota DPR seharusnya mendukung. Tapi kok malah tidak, bahkan mencecar Menteri, hanya karena teman anggota DPR itu sedang ditahan dengan status koruptor. Ketika rumah Anas Urbaningrum mau disegel massa antikorupsi, Anas kan semestinya keluar, lalu mengajak massa: 'Ayo kita ke KPK, periksa saya, pertemukan saya dengan Nazaruddin, siapa yang benar dan siapa yang ngaco.'"

"Ada kegelapan yang menutupi sinar baik," kata Romo lagi. "Sinar baik itu katakanlah tekad memberantas korupsi. Dari Presiden, Menteri, wakil rakyat, hingga mahasiswa semuanya bertekad memberantas korupsi. Tapi, begitu koleganya jadi koruptor, mereka langsung membela. Sebenarnya mereka itu betul-betul antikorupsi atau tidak?"

"Sekarang semua orang bilang antikorupsi. Koruptor dimiskinkan, buatkan 'kebun koruptor', usut skandal Century, seret pengemplang pajak, tangkap Angelina, tangkap Muhaimin, eh, malah Nazaruddin didukung. Ini kan terbalik."

"Romo," saya menyela, "Nazaruddin didukung maksudnya supaya terus bercerita siapa saja yang menilap uang negara." Romo langsung pula menyela, "Ya, tapi kan ada gilirannya. Selesaikan kasus satu per satu. Abraham Samad benar, harus ada prioritas. Yang tak benar dari Samad adalah dia mengecam Busyro terlalu banyak bicara, sedangkan dirinya tiap jam mengobral janji. Sami mawon."

"Mari kita mengusir Kala Rawu, meruwat diri dengan bertanya kepada diri sendiri: kita ini sebenarnya korup atau tidak?" kata Romo. Saya mau menanggapi, tapi Romo duluan bicara, "Sudah, ya, sebentar lagi Barca melawan Real Madrid. Ini lebih menarik daripada ngomongin koruptor membela koruptor."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gibran Tak Ada dalam Daftar Satya Lencana, Bobby Nasution Tetap Terima Penghargaan dari Mendagri

2 menit lalu

Calon Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka blusukan ke Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu, 24 April 2024. Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Gibran Tak Ada dalam Daftar Satya Lencana, Bobby Nasution Tetap Terima Penghargaan dari Mendagri

Gibran sebelumnya diagendakan menerima Satya Lencana bersama Bobby Nasution.


IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

3 menit lalu

Warga berolahraga di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Hari bebas kendaraan bermotor atau cara free day (CFD) masih ditiadakan di DKI Jakarta usai Lebaran 2024. Namun, sejumlah warga masih terlihat meramaikan kawasan Bundaran HI. TEMPO/Subekti.
IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.


Kelebihan dan Kekurangan Pisah Harta Seperti yang Dilakukan Harvey Moeis dan Sandra Dewi

7 menit lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Kelebihan dan Kekurangan Pisah Harta Seperti yang Dilakukan Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Perjanjian pisah harta seperti yang dilakukan Sandra Dewi dan Harvey Moeis memiliki kelebihan dan kekurangan.


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

8 menit lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

9 menit lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Respons PDIP-NasDem-PKS soal Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo

10 menit lalu

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu tiba di NasDem Tower bersama jajaran Partai NasDem dan PKS dalam konferensi pers usai pertemuan kedua partai di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Respons PDIP-NasDem-PKS soal Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo

Bagaimana sikap PDIP, NasDem, dan PKS usai Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih? Akan jadi koalisi atau oposisi?


Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

22 menit lalu

Presiden Joko Widodo menjenguk Luhut Binsar Pandjaitan di Singapura. FOTO/Instagram
Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

24 menit lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.


Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

25 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyampaikan netralitas Pemilu di gedung KPK pada Rabu, 7 Februari 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Nurul Ghufron menggugat Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.


Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

30 menit lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.