Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fana

Oleh

image-gnews
Iklan

Selalu ada yang pergi. Kematian adalah momen luar biasa bagi yang tak bisa kembali, tapi, akhirnya, ia peristiwa yang tak istimewa bagi dunia.

Biarlah orang melakukan yang diinginkannya,
lalu mereka mati, semua, satu-satu.
Bagi awan, himpunan itu, tak ada
yang ganjil di saat itu.

Dan Wislawa Szymborksa meninggal dalam usia 88 tahun pekan lalu, beberapa puluh tahun setelah ia menuliskan bait itu. Saya kira ia tak akan berkeberatan jika kita katakan bahwa kepergiannya tak terasa seperti direnggutkan. Dalam Wielka Liczba ('Jumlah Besar') ia menulis bahwa di antara milyaran manusia yang melewati sejarah, hidup hanya 'terentang sepanjang bekas cakar kita pada pasir.'

Di ujung bekas cakar itu ada garis yang putus. Senafas dengan itu, penyair Polandia ini juga menulis tentang 'lenyap' -- tentang hilangnya sambungan yang tak bisa diubah. Di sebuah ruang, demikian baris-baris dalam Kot W Pustym Mieszkaniu, ("Kucing di Apartemen"),

seseorang pernah selalu ada di sana,
selalu ada di sini, kemudian
tiba-tiba lenyap
dan terus menerus lenyap.

Lenyap. Atau lebih baik: mati. Tapi kematian punya batas. Dengan ironi dan nada rendah, Szymborska memberitahu, 'siapapun yang mengatakan bahwa maut maha kuasa ia sendiri bukti bahwa tak demikian halnya'. Sebab baginya,

Tak ada hidup
yang tak bisa kekal
meskipun cuma sebentar

Mungkin itu sebabnya penyair ini menulis -- dengan kalimat yang bersahaja, tak melambung, tak berliku -- tentang hal-hal yang fana, tapi kita temukan di antara itu bayang-bayang kekekalan.

Bukan karena ia seorang yang percaya kepada yang transendental. Saya tak tahu benar apakah ia seorang yang beriman. Baginya, 'kekal' yang 'cuma sebentar' itu tampak pada materia, dalam alam ('lanskap') yang berubah terus. Awan tak pernah mengulangi bentuknya semula. Pada 'alir kali, bentuk hutan, pantai, gurun, dan glasir', kita merasa seakan-akan ada 'ruh yang kecil' yang mengembara di sela-selanya, 'menghilang, kembali, mendekat, menjauh, mengelak dan jadi asing bagi dirinya sendiri'.

Seorang penyair acapkali punya sejenis animisme dalam dirinya: menemukan sesuatu yang membuat alam terasa terkadang akrab terkadang ganjil, terkadang menantang, terkadang membujuk. Tak ada yang 'jadi'. Yang ada 'men-jadi'. Ya, 'ruh yang kecil' itu ada di sana.

Karena merasakan 'ruh yang kecil' itu pula agaknya Szymborska merekam percakapan dengan batu dalam Rozmowa z Kamieniem':

Kuketuk pintu-depan batu itu.
Ini aku, izinkan memasukimu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sajak ini, sang tamu ingin masuk ke dalam batu antara lain karena ingin tahu. Tapi juga, 'masuk' baginya berarti berperan sebagai subyek yang menyaksikan apa yang di dalam.

Kudengar ada balairung kosong dalam dirimu,
sesuatu yang tak tampak: indah, namun percuma,
sesuatu yang tak bersuara: ruang yang tak punya gema.

Sang pengetuk tampaknya berasumsi bahwa kesaksiannya begitu menentukan: hanya dengan kehadirannya dunia yang terhampar bisa punya nilai dan makna. Tapi bagi sang batu, justru asumsi itulah yang harus ditolak. Yang ada dalam dirinya tak memerlukan kesaksian dari jauh. Mungkin ruang itu indah, sahutnya, tapi tidak buat seleramu yang hanya sebegitu saja. 'Pergilah', katanya, 'aku tertutup rapat'. Lalu ia patahkan ambisi di depan pintu itu:

Kau mungkin akhirnya mengenalku,
tapi tak akan sepenuhnya mengetahuiku.
Seluruh permukaaanku menyambutmu.
Yang di dalam diriku melepaskan diri.

'Masuk' berarti 'invasi', usaha menduduki, bila disertai hasrat 'sepenuhnya mengetahui'. Dan ini penting ditunjukkan kepada sang pengetuk pintu, yang menganggap 'tak mengetahui' sebuah cacat, sebagaimana ia nyatakan kepada sang batu: Akuilah, bahwa kau sendiri tak mengetahui balairung di dalam dirimu.

'Tak mengetahui'...Haruskah itu disesali? Dalam pidatonya waktu menerima Hadiah Nobel Kesusatraan 1996, Szymborska justru menegaskan pentingnya posisi itu. 'Aku-tak-tahu', katanya, adalah kalimat yang harus selalu diulang penyair. 'Tiap sajak menandai sebuah usaha menjawab pernyataan itu. Tapi begitu tahap terakhir sampai di halamannya, sang penyair mulai ragu, mulai menyadari bahwa jawabannya itu hanyalah sesuatu yang dibangun seadanya...'

Maka yang penting bukanlah ambisi 'aku-tahu'. Ambisi itu akhirnya cuma bisa sejenak 'masuk' mencapai sebuah penguasaan kognitif ('tahu'). Lagipula, ambisi itu -- dan akhirnya sebuah klaim -- hanya akan meletakkan dunia dan liyan sebagai obyek. Padahal di dunia yang dirundung kekuasaan ini (kita anak 'zaman politik', kata Szymborska) yang dibutuhkan adalah sebuah laku yang lebih akrab, lebih hangat.

Dalam sajak di atas, sang batu menyalahkan tamunya: kau tak memiliki 'rasa ikut ambil bagian' (a sense of taking part), ujarnya. Di saat 'ikut ambil-bagian', aku bukan obyekmu, kau bukan obyekku. Kita sama-sama aktif dalam sebuah proses yang disebut 'ada', atau lebih tepat, 'men-jadi'.

Dengan itu, yang fana mendapatkan artinya. Dan kerja seorang penyair adalah 'ikut ambil bagian' dalam yang fana itu: keragaman dan kesementaraan benda-benda dari saat ke saat. Szymborska mengutip Rilke, yang sajaknya, 'Musim Gugur', pernah diterjemahkan Chairil Anwar dengan indah itu. Rilke menasihati para penyair muda agar tak menuliskan konsep-konsep besar, tapi justru menyambut yang sehari-hari. 'Jika kehidupan sehari-hari sepertinya memiskinkan engkau', tulis Rilke, 'jangan salahkan kehidupan. Salahkan dirimu. Kau tak cukup memadai sebagai penyair untuk mencerap kekayaannya'.

Szymborska sendiri adalah contoh penyair yang seperti itu.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tembus 2,5 Juta Penonton di Hari ke-9, Siksa Kubur Akan Tayang di 7 Negara

9 menit lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Tembus 2,5 Juta Penonton di Hari ke-9, Siksa Kubur Akan Tayang di 7 Negara

Film Siksa Kubur juga direncanakan akan tayang di tujuh negara di Asia dan Luar Asia.


Serangan Militer Israel di Tepi Barat Tewaskan Lima Warga Palestina

11 menit lalu

Kendaraan militer melaju di jalan selama serangan Israel di Tulkarm, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 18 Februari 2024. REUTERS/Raneen Sawafta
Serangan Militer Israel di Tepi Barat Tewaskan Lima Warga Palestina

Setidaknya lima warga Palestina, termasuk seorang remaja, tewas dalam serangan militer Israel di kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki.


Cara Cek Hasil Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2024

19 menit lalu

Situs Rekrutmen Bersama FHCI BUMN menyampaikan pengumuman tahap tahap 1 berupa registrasi online dan seleksi administasi yang akan berakhir pada esok hari, Rabu, 11 Mei 2022. (Sumber: rekrutmenbersama.fhcibumn.id)
Cara Cek Hasil Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2024

Jika Anda termasuk pelamar rekrutmen bersama BUMN, wajib mengetahui cara cek hasil rekrutmen bersama BUMN 2024. Berikut daftarnya.


Kilas Balik Hari Hansip yang Berganti Nama Jadi Linmas atau Perindungan Masyarakat

23 menit lalu

Ratusan PAM TPS mengikuti apel di Silang Monas, Jakarta, Selasa (17/4). Sekitar 35.000 lebih sukarelawan hansip diturunkan untuk lakukan pengaman langsung di sekitar 15.000 Tempat Pemungutan Suara saat Pilkada DKI Jakarta digelar pada tanggal 11 Juli 2012. Tempo/Tony Hartawan
Kilas Balik Hari Hansip yang Berganti Nama Jadi Linmas atau Perindungan Masyarakat

Pada 12 Agustus 1972 keluar Kepres No. 55 tahun 1972 tentang penyempurnaan organisasi Hansip, fungsi utamanya perlindungan masyarakat (Linmas)


5 Poin Pertemuan Prabowo dan Wang Yi

25 menit lalu

Menteri Pertahanan Indonesia dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, menyambut Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat pertemuan mereka di Jakarta, 18 April 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
5 Poin Pertemuan Prabowo dan Wang Yi

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga calon presiden tepilih telah bertemu Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi


Meski Sakit, Giovanna Milana Ngotot Ingin Hadir dalam Laga Red Sparks vs Indonesia All Star

28 menit lalu

Pevoli Reds Spark Giovanna Milana. Instagram
Meski Sakit, Giovanna Milana Ngotot Ingin Hadir dalam Laga Red Sparks vs Indonesia All Star

Kehadiran Giovanna Milana di laga Red Sparks vs Indonesia All Star akan bergantung pada rekomendasi dokter yang merawatnya.


Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

30 menit lalu

Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Melansir data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (4/3/2024), berbagai jenis bawang tercatat naik signifikan. Harga bawang merah naik sebesar 8,75 persen menjadi Rp36.770 per kilogram dan bawang putih bonggol naik 6,79 persen menjadi Rp41.670 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

Harga bawang merah untuk pembelian secara eceran bahkan mencapai Rp 80 ribu per kg.


Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

30 menit lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

Polda Metro Jaya mengungkap hasil visum terhadap mayat perempuan berinisial R yang ditemukan di Pulau Pari,


10 Sneakers Termahal di Dunia yang Pernah Dijual, Mencapai 130 Miliar

34 menit lalu

Sepatu Air Jordan 13 milik bintang NBA Michael Jordan yang dia kenakan selama Game 2 Final NBA 1998 menuju gelar kejuaraan NBA keenam dan terakhirnya. (twitter.com/Sothebys)
10 Sneakers Termahal di Dunia yang Pernah Dijual, Mencapai 130 Miliar

Sneakers kini menjadi barang mewah, bahkan dijadikan investasi. Berikut sneakers termahal di dunia yang harganya mencapai Rp130 miliar.


Pengamat Sebut Megawati akan Berkonflik Lama dengan Jokowi seperti SBY

37 menit lalu

Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati dan Jokowi. Instagram, dan ANTARA
Pengamat Sebut Megawati akan Berkonflik Lama dengan Jokowi seperti SBY

Pakar politik menjelaskan segala wacana pertemuan Jokowi dan Megawati usai Idul Fitri sulit untuk terwujud.