Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengawasi Parlemen

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Salah satu tugas anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah dalam bidang pengawasan. Bidang ini membuat mereka sangat asyik bekerja, sama asyiknya dengan tugas di bidang anggaran--karena bisa mengolah anggaran untuk mendapatkan komisi proyek. Tidak seperti bidang legislasi, yang ditelantarkan.

Di sektor pengawasan, anggota Dewan bisa memposisikan diri sebagai orang kuat, berbuat apa saja atas nama lembaga pengawasan. Mau masuk ke bui sampai larut malam menemui tersangka korupsi, tak ada yang melarang. Dalihnya, mengawasi penjara. Mau mengobrak-abrik badan usaha milik negara, bisa pula. Kan direksi BUMN harus mendapat persetujuan DPR. Jangankan direksi BUMN, pengangkatan kepala kepolisian negara, duta besar, Deputi Senior Bank Indonesia, sampai memilih anggota berbagai komisi, pun DPR berperan besar. Jangan mimpi jadi anggota Komisi Penyiaran, misalnya, jika Anda tak disukai anggota DPR.

Parlemen sekarang luar biasa kuat. Tentu saja ini barang ideal karena demokrasi pada intinya adalah suara rakyat untuk kesejahteraan rakyat. Hanya parlemen yang bisa mengatasnamakan rakyat. Cuma, yang jadi masalah, antara ideal dan kenyataan jauh panggang dari api. Rakyat sedang menderita karena berbagai bencana, anggota DPR terus memperbaiki fasilitas ruang kerjanya. Rakyat ingin kemerosotan akhlak diperangi, anggota DPR menebar video porno. Rakyat sedang bergulat dengan kesulitan ekonomi, anggota DPR berfoya-foya ke luar negeri.

Penyakit ini sudah akut, tak mempan dikritik lewat media. Media menggonggong, parlemen berlalu. Adakah cara lebih manjur mengawasi lembaga pengawasan ini? Adik-adik kita yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman memberi satu contoh untuk mengawasi parlemen. Mereka mengorbankan waktu kuliahnya untuk membuntuti dengan sembunyi anggota parlemen yang sedang melakukan studi banding ke Jerman. Tim buser PPI Jerman lalu menemukan anggota DPR bersama keluarganya pelesir ke Kaufhaus des Westens (KaDeWe), pusat belanja termewah di Berlin Barat. Juga berbelanja ke Lafayette, salah satu galeri ternama di Berlin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesungguhnya, apa yang hendak dibandingkan oleh anggota DPR itu ke Jerman? Acara yang disusunnya masuk akal. Agenda utamanya berkunjung ke pabrik tank Leopard, maklum mereka anggota Komisi Pertahanan. Padahal mereka belum tahu benar seluk-beluk pabrik Pindad di Bandung atau PAL di Surabaya, yang juga memproduksi senjata. Agenda kedua, menggelar acara ramah-tamah dengan staf KBRI. Ini harus dimaklumi juga karena mereka membidangi luar negeri. Bahwa kunjungan itu ada hasilnya, jangan terlalu percaya. Sama seperti kunjungan anggota DPR ke Yunani untuk belajar soal etika, hasilnya adalah etika anggota parlemen semakin amburadul.

Etika itu termasuk cara berpikir dan berperilaku. Ketika banyak orang menyoroti kenapa anggota DPR yang melakukan studi banding ke luar negeri mengajak keluarga, ada jawaban: Kenapa dipersoalkan? Pejabat pemerintah juga biasa begitu. Jadi, kalau ditanya, kenapa korupsi? Jawabannya: Lho, yang lain juga korupsi. Kenapa memperkosa penumpang? Sopir angkot menjawab: Meniru teman, kok.

Kalau anggota parlemen sudah berpikir dan berperilaku seperti ini, memang cara adik-adik kita di PPI Jerman patut dicontoh dan dikembangkan. Mari kita awasi terus lembaga yang seharusnya mengawasi pemerintah ini. Kita kuntit ke mana saja mereka pergi, apa saja yang diperbuatnya. Tentu kemudian kita catat nama-nama mereka untuk saatnya nanti kita pampang sebagai orang yang tak layak jadi orang terhormat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pelatih Red Sparks Ko Hee Jin Buka Peluang Pilih Megawati Hangestri Lagi di Uji Coba V-League Korea Selatan

2 menit lalu

Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin. Istimewa
Pelatih Red Sparks Ko Hee Jin Buka Peluang Pilih Megawati Hangestri Lagi di Uji Coba V-League Korea Selatan

Ko Hee Jin tidak menutup peluang untuk kembali memilih Megawati Hangestri sebagai pemain asing kuota Asia Red Sparks.


Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

8 menit lalu

Ilustrasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

Kementerian Agama membuka program bantuan pesantren dan pendidikan keagamaan Islam untuk tahun anggaran 2024.


Soal Pertemuan Prabowo dan Megawati, Jubir: Segera

28 menit lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019. Dalam pertemuan ini Megawati dan Prabowo akan membahas sejumlah hal. TEMPO/Muhammad Hidayat
Soal Pertemuan Prabowo dan Megawati, Jubir: Segera

Sejumlah petinggi Partai Gerindra menyebut pertemuan Prabowo dan Megawati dapat terlaksana usai putusan sengketa Pilpres 2024


Jadwal Liga 1 pada Sabtu, 20 April 2024: Ada Bali United vs Bhayangkara FC, Nasib Kedua Tim Dipertaruhkan

28 menit lalu

Logo Liga 1 2023-2024. Istimewa
Jadwal Liga 1 pada Sabtu, 20 April 2024: Ada Bali United vs Bhayangkara FC, Nasib Kedua Tim Dipertaruhkan

Jadwal Liga 1 pada Sabtu, 20 April 2024, akan menampilkan satu laga penting: Bali United vs Bhayangkara FC. Penentuan nasib kedua tim.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

33 menit lalu

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.


Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

36 menit lalu

Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik, Sosial Ekonomi, dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat ditemui di Kantor Kementerian Pertahanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 12 November 2019. Tempo/Egi Adyatama
Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa watak Prabowo itu politik rekonsiliatif dan mempersatukan


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

38 menit lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Bandara Adi Soemarmo Bakal Terapkan Layanan Fast Track untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun Ini

40 menit lalu

Jemaah haji kloter BTH 1 bersiap menaiki bus di Hotel 310 Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Senin 3 Juli 2023. Sebanyak 14 kloter akan diterbangkan ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah pada 4 Juli 2023. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Bandara Adi Soemarmo Bakal Terapkan Layanan Fast Track untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun Ini

Bandara Adi Soemarmo Solo menjadi satu dari tiga bandara di Indonesia yang akan menerapkan layanan Fast Track, untuk pemberangkatan jemaah haji.


BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

48 menit lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

58 menit lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.