Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hang Tuah

Oleh

image-gnews
Iklan

Pahlawan tak pernah mati. Pahlawan tak dibiarkan mati. Tiap kali seorang yang luar biasa dimakamkan, ia dipanggil lagi, digosok kembali, dan berubah, berkali-kali berubah. Mungkin ia tak perlu punya raut muka yang asli.

Juga Hang Tuah.

Syahdan, pahlawan yang hidup dalam kenangan kolektif di Malaysia dan Indonesia ini akhirnya pergi ke hutan menjadi darwis. Itu disebut dalam Hikayat Hang Tuah. Tapi disebut pula laksamana ini hidup abadi. Ia jadi orang suci dan raja bagi seluruh penghuni hutan di Semenanjung Malaka.

Mungkin itu tanda bahwa hikayat ini, yang disusun kembali oleh Kassim Ahmad dan terbit di Kuala Lumpur dengan tebal 550 halaman, tak tertutup ujungnya. 'Hikayat Hang Tuah tak punya akhir', tulis Henk Maier dalam satu telaahnya yang diterbitkan dalam Bijdragen tot de Taal-, Land-, en Volkenkunde. Seperti tampak dalam perkaitan Sejarah Melayu dengan Hikayat Hang Tuah, kata Maier, karya-karya Melayu lama tak pernah selesai; fragmen-fragmennya selalu dapat direntang terus dalam pelbagai kombinasi baru.

Maka Hang Tuah akan selalu ada di antara kita. Pada 1932, Amir Hamzah menulis sebuah sajak yang memanggil tokoh ini ke dalam perang laut kesultanan Melaka melawan armada Portugis -- perang yang dalam buku sejarah dicatat April 1511, ketika Alfonso de Albuquerque mendatangi kerajaan itu dengan 18 kapal dan 1500 bala tentara.

Sajak Amir Hamzah dengan plastis menghidupkan suasana tegang, bising dan sengit pertempuran menghadapi 'armada Peringgi' itu. Puisi ini bergerak dengan ritme tertib yang cepat -- tiap bait terdiri dari dua kalimat, tiap kalimat pertama 10 suku kata - dengan rima seperti barisan yang rampak bergerak, dengan bunyi kata yang silih berganti, hiruk konsonan dan asonansi:

Amuk-beramuk buru-memburu
Tusuk-menusuk luru-meluru

Lela rentaka berputar-putar
Cahaya senjata bersinar-sinar

Tapi kemudian berubah. Dua baris terakhir sebuah antiklimaks -- dengan rima yang mulai mendatar. Dan digambarkanlah tembakan meriam yang menentukan dari kapal Albuquerque. Maka....

Peluru terbang menuju bahtera
Laksamana dijulang ke dalam segara...

Sajak itu berhenti di sini. Saya tak tahu apakah ini sebuah karya yang selesai. Akhir itu ambigu. Tewaskah Hang Tuah? Atau hilang?

Amir Hamzah bukan orang yang pas untuk membuat sebuah narasi yang lengkap dan transparan. Ia seorang penyair lirik, bukan epik. Tapi mungkin juga ia ingin membiarkan kisahnya tak tertutup sebagaimana hikayat aslinya. Ia menggemakan kembali kata-kata dari perkapalan lama dan alat perang zaman lalu ('galyas', 'putsa', 'lela', 'seligi'), mungkin agar terasa kembali sifat setengah-dongeng setengah-tambo Hikayat Hang Tuah.

Dan dengan demikian sajaknya membawa kembali pesan klasik kisah ini, yang tersurat dalam pembuka hikayat itu: kesetiaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sajak Amir Hamzah bercerita, ketika pertempuran berkecamuk, Hang Tuah dalam keadaan sakit. Tapi Sultan memanggilnya. Ia pun bangkit dan menghambur ke dalam perang.

Ia tak akan menolak titah.

Tapi pentingkah kesetiaan? Untuk apa? Saya hanya menduga, bagi Amir Hamzah -- yang mempersembahkan kumpulan sajaknya untuk 'Paduka Indonesia-Raya' di masa awal kebangkitan nasional -- kesetiaan Hang Tuah adalah kesetiaan seorang patriot: kepada patria, tanah air. Bukan kepada seorang raja.

Di sebuah masa lain, kesetiaan kepada raja tak dapat dipisahkan dari kesetiaan kepada stabilitas. Di masa lain lagi, ia bagian dari sebuah identitas yang terancam.

Cerita Taufik Ikram Jamil, Sandiwara Hang Tuah, membawa kita ke sekelompok nelayan miskin Riau zaman ini. Mereka baru saja mementaskan lakon Hang Tuah. Yang menarik dari cerita ini ialah daya pukau hikayat itu pada para aktor kampung itu, dan sebaliknya: mereka, orang-orang jelata yang imajinatif, menciptakan kembali hikayat dengan seluruh hidup mereka -- memanggil Hang Tuah yang setia dan Hang Jebat yang memberontak. Dan Jali, pemegang peran Hang Tuah, dalam keadaan seperti kesurupan arwah pahlawan itu, menjelaskan: kesetiaannya tak salah. Ia, Hang Tuah, 'bertuan kepada sesuatu lembaga pemerintah yang sah'. Selaras dengan itu Sulaiman, pemegang peran Jebat, menyatakan sesalnya membunuh Sultan. Ia membuat anak cucu 'kehilangan tempat dan waktu'.

Ada kehilangan di hati orang-orang itu, kehilangan kebanggaan, kehilangan lindungan sejarah, kehilangan stabilitas ke-Melayu-an. Waktu, seperti selamanya, mencairkan semuanya. Rajab, pelakon Sultan Mahmud, menyadari ini: 'Kita sudah bertemu di sini, di sejarah yang lain'.

Di sejarah yang lain, Sultan, patria, perkauman, kekuasaan, kemurnian budaya, identitas -- semua itu tetap membayangi pikiran kita. Tapi mungkin akhirnya diperlukan sebuah jarak.

Saya kira tokoh Hang Tuah dalam sajak Muhammad Haji Salleh menemukan berkah dalam jarak itu. Dalam Sajak-Sajak Sejarah Melayu penyair Malaysia ini kita berjumpa Hang Tuah yang dibawa menyingkir dari amarah Sultan. Ia difitnah berzina dengan seorang kekasih baginda. Tapi di persembunyiannya, ia merasa Tuhan memberikan 'keheningan' kepada akalnya. Ia juga dijauhkan dari hasrat 'kembali ke kusut istana dan kata-kata di belakang tabir'.

Dan ia pun merdeka:

sekarang,
aku boleh belayar
di tanjung-tanjung fikiran dan perasaanku

Zaman berubah lagi. Hang Tuah datang kembali, tapi tak merasa ditaklukkan dan menaklukkan dunia. Ia bertaut dengan semai nangka, perdu mangga, jambu jatuh, angin gunung dan warna langit: hal-hal yang tak muluk, tak kekal tapi indah. Ia memberi mereka makna. Kita tak ingin ia mati.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mendagri Jelaskan Alasan Gibran Tak Terima Satyalencana

54 detik lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyerahkan penghargaan Satyalencana kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam acara Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII  tahun 2024 di Surabaya, Jawa Timur Kamis 25 April 2024. Humas Pemkot Surabaya
Mendagri Jelaskan Alasan Gibran Tak Terima Satyalencana

Alasan kenapa Gibran tak terima Satyalencana.


Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23, Rizky Ridho: Tidak Ada Tekanan untuk Kami

4 menit lalu

Rizky Ridho. Foto: Tim Media PSSI
Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23, Rizky Ridho: Tidak Ada Tekanan untuk Kami

Timnas Indonesia U-23 berusaha kembali mengukir sejarah saat menghadapi Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

10 menit lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

12 menit lalu

Pemandangan di sekitar kawah Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur (dok Kemenpar)
Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung selama masa liburan, tekanan terhadap lingkungan alam Kawah Ijen juga meningkat.


Kunjungan Prabowo Tak Pengaruhi Rencana PKB Ajukan Hak Angket

14 menit lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kunjungan Prabowo Tak Pengaruhi Rencana PKB Ajukan Hak Angket

PKB tetap akan mengajukan hak angket pemilu dengan menggandeng rekan koalisinya, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.


Cara Transfer Uang ke Luar Negeri Lewat Bank dan Aplikasi PayPal

15 menit lalu

Ketahui kode transfer BCA ke BRI serta biaya dan metode transfernya. Transaksi keuangan jadi lebih mudah dan praktis. Foto: Canva
Cara Transfer Uang ke Luar Negeri Lewat Bank dan Aplikasi PayPal

Pengiriman uang ke luar negeri sekarang semakin mudah dengan adanya teknologi. Ini cara transfer uang ke luar negeri lewat bank dan aplikasi keuangan.


TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri dalam Kabinet Menunggu Kesepakatan Jokowi dan Para Ketua Umum Partai

19 menit lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri dalam Kabinet Menunggu Kesepakatan Jokowi dan Para Ketua Umum Partai

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran , Drajad Wibowo, angkat bicara soal persiapan penyusunan kabinet pemerintahan Prabowo.


Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

26 menit lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan arahan di Rapat Kordinasi Nasional Penanggulangan Bencana di Pullman Grand Central, Bandung, Jawa Barat, 24 April 2024. Dalam arahannya, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan agar dilakukan pemetaan resiko bencana secara valid serta menyusun dan merencanakan skema pembiayaan penanggulangan bencana untuk mengatasi kesenjangan anggaran penanggulangan bencana di daerah. TEMPO/Prima mulia
Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Presiden dibantu Wakil Presiden. Presiden juga dibantu para menteri. Lalu, apa bedanya Wapres dengan menteri?


AC Milan akan Mengakhiri Kerja Sama dengan Stefano Pioli, Simak Perjalanan Kariernya

27 menit lalu

Stefano Pioli. REUTERS
AC Milan akan Mengakhiri Kerja Sama dengan Stefano Pioli, Simak Perjalanan Kariernya

Stefano Pioli akan tersingkir dari AC Milan pada akhir musim


Gibran Tak Ada dalam Daftar Satyalencana, Bobby Nasution Tetap Terima Penghargaan dari Mendagri

30 menit lalu

Calon Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka blusukan ke Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu, 24 April 2024. Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penetapan dilakukan usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutus sengketa hasil pemilu. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Gibran Tak Ada dalam Daftar Satyalencana, Bobby Nasution Tetap Terima Penghargaan dari Mendagri

Gibran sebelumnya diagendakan menerima Satya Lencana bersama Bobby Nasution.