Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soebaidah

Oleh

image-gnews
Iklan

April ini, saya ingat Noerani dan Soebaidah. Keduanya tokoh novel Drama di Boven Digoel Kwee Tek Hoay, yang terbit pertama kali 15 Desember 1928 sebagai cerita bersambung dalam mingguan Panorama di Jakarta sampai berakhir awal 1932.

Keduanya guru Kartini School. Masing-masing punya latar belakang dan nasib yang berbeda, tapi dipertalikan oleh sesuatu yang lebih besar ketimbang nasib: empati, persahabatan, pengorbanan, di masa ketika individu tumbuh di masyarakat yang para penguasa tradisionalnya, para ningrat, dalam krisis.

Ayah Noerani, Boekarim, seorang aktivis Partai Komunis yang keras. Ia cegah anaknya bercintaan dengan Moestari, pemuda tampan anak seorang bupati. Awal novel ini melukiskan pertemuan dua kekasih yang malang itu di Wilhelmina Park (sekarang Masjid Istiqlal) ketika kota dirundung mendung.

"Ayahku," kata Noerani, "anggep anak dari satu kaum buruh, kaum proletaar, tida musti mencari jodo pada pemuda dari golongan aristocraat yang jadi penunjangnya Pamarentah Blanda." Bagi Boekarim, pensiunan guru, kaum aristokrat cuma parasit yang menyengsarakan rakyat.

Ia ramalkan akan turun hujan darah yang akan membuat seantero Jawa berwarna merah. Perubahan besar akan terjadi, mungkin untuk seluruh Indonesia, kata orang tua itu.

Ia memang menyiapkan sebuah revolusiyang dalam sejarah dicatat sebagai pemberontakan komunis 1926dengan sabotase, ledakan dinamit, rencana penyerbuan ke penjara dan kantor polisi.

Tapi ia, yang telah lama diintai pemerintah kolonial, ditangkap di malam itu juga. Boekarim menuduh Moestari mata-mata penguasa, jadi pacar Noerani hanya untuk menggagalkan pemberontakan. Motif Moestari sebenarnya campur aduk, tapi jelas ia ingin menyelamatkan kekasihnya agar tak terlibat dalam aksi perlawanan itu.

Tapi Noerani akhirnya tak percaya niat baik itu. Ia ikut ditahan polisi untuk dimintai keterangan, dan merasa bahwa kekasihnyaseorang pegawai pemerintah yang setiatelah menipunya.

Noerani sendiri tak pernah menyetujui rencana ayahnya. Baginya si ayah dimakan khayalnya sendiri tentang revolusi, menduga ikut dalam "gerakan yang besarnya seperti gaja", tapi sebenarnya cuma "sabesar tikus". Kekuatan yang mudah diringkus.

Dengan kata lain, Noerani tak bersalah. Tapi dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit umum, gadis itu tetap diberhentikan dari Kartini School.

Di sini Soebaidah muncul. Perempuan ini teman sekerja dan sahabat Noerani, dengan sosok yang mirip: ramping dan menarik. Ia penolong di saat-saat genting. Ia berhenti dari Kartini School dan jadi perawat, agar dapat menjaga Noerani. Dicurigai membantu orang komunis, ia ditahan polisi. Tapi ia melarikan diri, untuk menggagalkan perkawinan Moestari dengan seorang anak aristokrat yang ambisius.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soebaidah, sebagai buron, bahkan menyamar sebagai lelaki, berangkat bersama Moestari untuk mencari Noerani yang hilang. Sampai ke Papua. Di sana gadis itu ditemukan menemani ayahnya yang dibuang ke Boven Digoel.

Tentu bukan hanya dua perempuan itu protagonis novel sekitar 700 halaman ini (yang diterbitkan kembali oleh Kepustakaan Populer Gramedia, 2001). Dorongan positif yang menentukan adalah Dolores, seorang gadis Tionghoa yang memperkenalkan Noerani ke dalam kearifan seorang Kiyai di Giricahya, seorang ulama yang punya tempat "keramat" di kebun tehnya di gunung. Di sana, dengan semangat theosofi, semua agama dihargai.

Dolores juga membawa Noerani bertemu dengan ayahnya, Tjoe Tat Mo (atau "T.M."), seorang penyair dan filosof menjelang tua yang biasa berjalan sendirian merenung berjam-jam tanpa baju. T.M. mengamalkan ajaran Buddha, Konghucu, dan tak sungkan berdoa "menurut aturan Nabi Muhammad".

Dari tokoh ini dan Dolores, Noerani mendapatkan semangatnya kembali. T.M. mengajarinya mengambil jarak dari rasa cinta dan benci. Ia menyambut ide Noerani ke Papua dan menganjurkannya untuk menulisagar dengan karyanya ia "dipuja dan dijunjung" seperti Kartini.

Tapi di Papua, Noerani mati. Drama di Boven Digoel punya sifat tragis seperti Romeo & Juliet, tapi bagi filsafat T.M., apa sebenarnya tragedi, selain sesuatu yang fana?

Jika ada yang "Buddhistis" dalam karya Kwee Tek Hoay, itu karena novel ini, kata penulisnya, bukan "satu romans" yang bersifat politik. Meski begitu, ia bersikap. Ia tak mengikuti Balai Pustaka (penerbit pemerintah kolonial itu) yang buku-bukunya tak menyentuh kejadian sedramatis pemberontakan 1926. Memang, Kwee bukan seorang radikal. Meskipun ada disebut bahwa komunisme punya cita-cita yang baik, revolusi bukan jalan yang dipujikannya. T.M. membekali Noerani dengan pemikiran yang akan melindunginya dari demagogi orang komunis. Misinya bukan pembebasan antikolonial, tapi bekerja untuk kebaikan penduduk Papua.

Bagaimana juga, novel ini bagian dari nasionalisme Indonesia, ketika harapan mekar untuk membangun sebuah persatuan yang mengatasi perbedaan. Bahasanya Melayu-Tionghoa, yang sadar bukan termasuk "bahasa Melayu Atas" tapi menegaskan perannya sendiri: bahasa ini menjangkau lapisan luas. Ia bukan bahasa "atas" yang justru dibanggakan Radeko, seorang kader PKI yang meremehkannya sebagai "bahasa pasaran" milik orang tak terpelajar.

Ada semangat perlawanan di sini. Melebihi novel terbitan Balai Pustaka dan yang lain (bahkan Belenggu Armijn Pane), Kwee menampilkan sosok yang tak ada dalam stereotipe lama: Soebaidah yang merokok, yang berani menyamar sebagai lelaki, lari dari tahanan dan memberi inspirasi tentang kerelaan berkorban buat orang tak bersalah yang tak diuntungkan dunianya.

Di zaman itu, ia suara kemerdekaan (dan keadilan) yang keras.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Bamsoet Tegaskan Pentingnya 'Kepemimpinan Berkelanjutan' dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

30 detik lalu

Bamsoet Tegaskan Pentingnya 'Kepemimpinan Berkelanjutan' dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Bambang Soesatyo menuturkan gagasan Indonesia Emas 2045 adalah sebuah visi ideal dan cita-cita luhur yang tidak mungkin bisa digapai secara instan.


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

4 menit lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


Pastikan Keamanan Warga Arus Mudik, Polri Susun Skema Operasi Ketupat 2024

5 menit lalu

Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Kesiapan Operasi Ketupat 2024 Tingkat Menteri di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin 25 Maret 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Pastikan Keamanan Warga Arus Mudik, Polri Susun Skema Operasi Ketupat 2024

Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan, operasi ketupat akan berlangsung kurang lebih selama 13 hari, dimulai sejak 4 April hingga 16 April 2024.


Korban TPPO Ferienjob UNJ: Mahasiswa Dilarang Beli Tiket Sendiri

11 menit lalu

Kampus UNJ.  Foto : UNJ
Korban TPPO Ferienjob UNJ: Mahasiswa Dilarang Beli Tiket Sendiri

Muchlis korban TPPO Ferienjob mahasiswa di UNJ. Dia pinjam duit orang tua untuk ke Jerman. Ada perintah beli tiket harga mahal di travel Purnama.


Pertamax Palsu Bikinan SPBU Nakal, Ini Tips Cek Kualitas dan Kemurnian BBM

34 menit lalu

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko (kiri) dan Dirtipidter Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan) memperlihatkan barang bukti BBM pertamax yang asli dan palsu (dioplos) di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty
Pertamax Palsu Bikinan SPBU Nakal, Ini Tips Cek Kualitas dan Kemurnian BBM

Polisi mengungkap kasus pemalsuan bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax di Tangerang, Jakarta Barat dan Kota Depok


Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

41 menit lalu

Paro Taktsang atau Tiger's Nest di Bhutan (Pixabay)
Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

Program ini diluncurkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya dan tradisi unik Bhutan.


Jenis Pakaian yang Tidak Disarankan untuk Perjalanan dengan Pesawat

41 menit lalu

Ilustrasi makan di pesawat/Emirates
Jenis Pakaian yang Tidak Disarankan untuk Perjalanan dengan Pesawat

Jika legging atau celana yoga tidak disarankan, dia membagikan bahan-bahan pakaian yang cocok untuk perjalanan dengan pesawat.


Ngabuburit di Hai Ramadan di Dubai, Melihat Pertunjukan Tradisi dan Ikut Workshop Seru

42 menit lalu

Pertunjukan Rashid dan Latifa di arena Hai Ramadan Dubai yang hadir 11 Maret hingga 14 April 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Ngabuburit di Hai Ramadan di Dubai, Melihat Pertunjukan Tradisi dan Ikut Workshop Seru

Dari workshop, cerita nabi, sampai tradisi meriam Ramadan dapat ditemukan pengunjung Hai Ramadan di Dubai.


5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

42 menit lalu

Jamia Mosque Hong Kong (Hong Kong Tourism Board)
5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

Masjid tertua di Hong Kong dibangun pada 1840-an dan kini termasuk salah satu bangunan bersejarah grade 1.