Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemo

Oleh

image-gnews
Iklan

Di puncak gunung itu saya bertemu dengan Akhmad. Kemudian Matheus. Kemudian Vincentius. Hari masih dingin; matahari baru saja terbit. Timur hanya cahaya jingga yang terbelah karena gelap masih tersisa di dinding terjal tiga telaga Kelimutu.

Akhmad, tinggi, dengan raut muka keras dan tajam, seperti seorang Afro-Latin yang berkulit agak gelap, memakai jaket khaki yang sudah lapuk dan hanya bersandal jepit. Ia berjualan kain tenun desanya. Matheus, mengenakan jaket mirip militer yang kedodoran, tubuhnya lebih pendek tapi dengan corak wajah yang tak berbeda, berjualan kopi panas dan supermi. Vincentius, berkerudung kain tenun cokelat yang panjang, merangkap: ia berjualan semuanya.

Puncak itu telah dibangun jadi ruang terbuka yang rapi, bertugu dan berlantai batu, tempat para turis memandang ketiga danau Flores yang termasyhur itu. Pagi itu saya lihat sekitar 15 turis berdiri atau duduk termangu, terdiam, memandang ufuk yang tak lazim itu. Saya dengar seorang menegur: "Akhmad!" dan entah kenapa ia memperkenalkan diri, dalam bahasa Inggris, sebagai seorang buddhis kepada penjual kain itu. Akhmad tersenyum.

"Di telaga itu," kata Matheus sambil menyodorkan segelas kopi pahit ke tangan saya, "ruh-ruh bersemayam setelah mati."

Di sebelah kanan kita Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, danau arwah anak-anak muda. Agak di sana Tiwu Ata Polo, yang airnya biasanya berwarna merah, tempat jiwa orang-orang jahat. Dan di depan kita ini Tiwu Ata Mbupu, telaga arwah orang-orang tua. Warnanya putih.

Hari mulai terang. Warna danau itu ternyata tak putih, tapi gelap. Di sebelah sana, hijau toska. Dingin mulai tersingkir. Kopi Flores yang dijual Matheus (Rp 5.000 segelas) menolong menghangatkan tubuh. Saya lihat beberapa turis memotret. Yang lain diam, seakan-akan tak mau (karena tak mungkin) menggantikan pengalaman di Kelimutu dengan tangkapan kamera.

Seandainya saya dibesarkan di sini, di dekat hutan yang menutupi punggung gunung Kelimutu dan Kelibara, dengan kawah yang jadi danau dengan warna yang berubah-ubah, saya juga akan percaya, seperti Matheus: alam bukan hanya bongkah tanah dan batu, daun rimbun dan pokok kayu. Alam bukan hanya perubahan langit siang ke malam. Alam melebihi semua itu; ia tenaga yang tak pernah mati, meskipun dikuburkan.

Takhayul, orang akan bilang.

Takhayul memang sebutan yang mencemooh untuk pengalaman yang seperti itu. Cemooh itu menunjukkan ada jarak yang telah terjadi antara manusia dan hening yang angker di sekitar danau inikarena akal budi menghendaki "kecerahan". Tapi kita tak bertanya lagi mengapa "kecerahan" harus begitu penting hingga yang gaib harus tak ada.

"Matheus orang Katolik?" tanya saya, menanyakan sesuatu yang tak perlu.

"Ya. Juga Vincentius. Akhmad orang muslim. Kami satu desa. Kami dari Desa Pemo."

Menjelang pukul 07.25, saya turun bersama Vincentius. Ia sudah melepas kainnya. Seperti kedua temannya, tubuhnya, dalam umur 35, liat dan ramping karena perjalanan naik-turun gunung hampir tiap hari. Di sekitar kami berjajar pohon cemara gunung dan di sana-sini tampak kasuarina dengan rimbun-daun yang seperti surai kuda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak ada angin. Hanya burung-burung yang mengisi suara di latar belakang: kicau yang jernih dan tangkas. "Itu garugiwa," tiba-tiba kata Vincentius. "Ia punya 14 jenis suara."

Saya melihat ke pucuk-pucuk, dan tak menemukan apa-apakecuali kadang-kadang unggas terbang yang tak saya kenal. Hidup ditandai gerak, agaknya, di hutan itu. Bahkan daun-daun yang jatuh ke tanah juga menyelinap, untuk jadi humus.

Apa yang terjadi setelah kita seperti daun jatuh? Saya teringat warna danau. Ke surga, ke neraka, atau seperti burung kecil ituterbang beberapa saat dan kemudian bersatu dengan kedalaman?

Syahdan, agama-agama baru datang ke celah-celah Kelimutu. Mereka akan memberi jawab dengan melihat kitab-kitab. Tapi saya tak tahu manakah yang lebih kuat pada hati Akhmad, Matheus, Vincentius: pengalaman yang akrab dengan rahasia hutan dan danau, atau kata-kata yang tertulis terang di buku-buku suci.

Kata-kata yang tertulis itu kemudian jadi hukumdan pada saat yang sama jadi menciut. Hukum tak pernah bisa mengatur apa yang tak bisa dijelaskan. Dan ada yang tak bisa dijelaskan saat hidup bergetar ketika Yang Maha-Gaib menyentuh keheningan tiga danau itu, seakan-akan berbisik: Aku ada. Bersamamu. Tapi tak akan Kaulihat.

Vincentius berhenti di depan sebuah semak. Ia menyembunyikan beberapa barang yang dibawanya di antara rumput lebat. Ia akan mengambilnya besok, dalam perjalanan mendaki lagi ke puncak untuk berjualan.

"Kami semua begini," katanya. "Di desa kami ada gereja dan ada masjid, kami bekerja bersama-sama. Kami masing-masing berlebaran dan berhari natal, tapi kami saling mengunjungi dan berbagi makanan. Dan kami bergabung bersama-sama dalam upacara adat."

Saya bertanya, kapan upacara itu dijalankan. "September," ia menjawab. Setiap tahun.

Tampaknya di dusun mereka, Pemo, ada yang lebih tua ketimbang masjid dan gereja dan kitab-kitab, ada yang lebih "endemik" seperti pakis dan turuwara. Kaum misionaris dari agama-agama yang datang mungkin akan mengatakan bahwa yang "endemik" itu keliru, tapi apa sebenarnya yang keliru bila Akhmad dan Matheus dan Vincentiusdi bawah naungan sesuatu yang purbatak saling mengatakan "kau mempercayai yang salah"?

Sesuatu yang purba itu mungkin akan tergusur. "Kecerahan" akan datang. Nenek moyang yang bersemayam di danau itu akan dilupakan. Tapi kita tak tahu apa yang akan menggantikan hidup bersama yang dinaungi itu. Saya hanya berharap pada suatu pagi yang lain saya akan ketemu lagi Akhmad, Matheus, dan Vincentius. Di puncak Kelimutu. Tersenyum.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Buka Puasa Bersama Media, Indofood Kenalkan Es Krim Rasa Chiki Balls Keju

8 menit lalu

Logo Indofood. Fecbook.com
Buka Puasa Bersama Media, Indofood Kenalkan Es Krim Rasa Chiki Balls Keju

Hadir kejutan manis dari Indofood Ice Cream yang membuat acara semakin meriah.


Jadwal Manchester City vs Arsenal di Liga Inggris Minggu: 5 Pemain Bintang The Gunners Kemungkinan Absen

14 menit lalu

Para pemain Arsenal saat adu penalti dengan pemain FC Porto dalam Leg Kedua 16 Besar Liga Champions di  Emirates Stadium, London, Inggris, 12 Maret 2024. Reuters/Andrew Boyers
Jadwal Manchester City vs Arsenal di Liga Inggris Minggu: 5 Pemain Bintang The Gunners Kemungkinan Absen

Bukayo Saka dan Gabriel Martineli termasuk lima pemain yang berpotensi absen saat laga Manchester City vs Arsenal di pekan ke-30 Liga Inggris Minggu.


Mahfud Ralat Negara yang Pernah Batalkan Pemilu: Yang Benar Austria

15 menit lalu

Calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud MD membacakan pandangan saat mengikuti Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 atas gugatan Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 tertanggal 20 Maret 2024, sepanjang mengenai pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 di Gedung Mahkamah Kontitusi, Jakarta, Rabu 27 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Mahfud Ralat Negara yang Pernah Batalkan Pemilu: Yang Benar Austria

Mahfud Md meralat salah satu negara yang pernah membatalkan Pemilu. Sebelumnya dia menyebut Australia, harusnya Austria.


Universitas Budi Luhur Hadirkan Program non-Tesis Magister S2 Ilmu Komunikasi

19 menit lalu

Kampus merdeka itu kampus Budi Luhur.
Universitas Budi Luhur Hadirkan Program non-Tesis Magister S2 Ilmu Komunikasi

Universitas Budi Luhur menghadirkan program non-Tesis untuk magister S2 Ilmu Komunikasi.


Golkar dan Demokrat Klaim Siapkan Kader Terbaik untuk Kabinet Pemerintah Mendatang

21 menit lalu

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, ketika ditemui usai pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Golkar dan Demokrat Klaim Siapkan Kader Terbaik untuk Kabinet Pemerintah Mendatang

Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Partai Demokrat bicara soal persiapan kader terbaiknya untuk mengisi kabinet pemerintahan mendatang.


Mulai April 2024, Ini Pajak yang Harus Dibayar Turis Berkunjung ke Barcelona

23 menit lalu

Barcelona. Unsplash.com/Dorian D1
Mulai April 2024, Ini Pajak yang Harus Dibayar Turis Berkunjung ke Barcelona

Berapa pajak yang harus dibayar turis yang berkunjung ke Barcelona?


Anies-Muhaimin Tak Libatkan Hamdan Zoelva Sidang di MK, THN: Menjunjung Tinggi Etika

28 menit lalu

Ketua Dewan Pensehat Tim Hukum Nasional AMIN, Hamdan Zoelva memberikan keterangan pers di Markas Pemenangan AMIN, Jl Diponegoro X, Jakarta, Kamis, 28 Desember 2023. Dalam konferensi pers tersebut Tim Hukum Nasional (THN) membeberkan sejumlah dugaan pelanggaran kampanye pemilu dan meminta aparat penegak hukum harus bersikap adil dan netral dalam proses penyelenggaraan pemilu 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Anies-Muhaimin Tak Libatkan Hamdan Zoelva Sidang di MK, THN: Menjunjung Tinggi Etika

Hamdan Zoelva masih memberikan masukan dan saran, meski tak terlibat dalam sidang sengketa pilpres di MK.


5 Tempat Wisata PIK 2: Ada Taman Mangrove Hingga Kuliner Tionghoa

31 menit lalu

Pengunjung memadati Kawasan wisata La Riviera Holiday Festive di Pantai Indah Kapuk 2, Kabupaten Tangerang, Banten, 23 Desember 2022. La Riviera Holiday Festive merupakan kawasan wisata dengan konsep bangunan, sungai hingga kanal mirip di Belanda. TEMPO/Fajar Januarta
5 Tempat Wisata PIK 2: Ada Taman Mangrove Hingga Kuliner Tionghoa

Akses lokasi yang mudah ke PIK 2 juga sangat cocok bagi warga kota yang tidak memiliki banyak waktu untuk berlibur sehingga dapat menghemat waktu.


Aturan Penerimaan Pajak Ekonomi Digital, Ini Landasan Regulasinya

38 menit lalu

Aplikasi Samsat Digital Nasional (Signal) yang dapat digunakan untuk membayar pajak kendaraan bermotor secara daring. TEMPO/Wawan Priyanto
Aturan Penerimaan Pajak Ekonomi Digital, Ini Landasan Regulasinya

Industri ekonomi digital terus mencuat, diketahui untung triliunan rupiah pemerintah terima dari hasil pajak ekonomi digital.