Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Etnokrasi

Oleh

image-gnews
Iklan

Gaza hamil tua dengan manusia
dan tak ada yang membantu kelahirannya.

Saya pernah membaca sajak tentang Palestina itu (saya tak ingat lagi siapa penyairnya), dan sampai hari ini saya belum mengerti bagaimana cara membantu kelahiran manusia di Gaza.

Dalam tafsir saya, "manusia" adalah makhluk yang membuat sejarah melalui konflik, tapi tak akan bisa selama-lamanya bersengketa. "Ada waktu untuk perang," demikian tertera dalam Pengkhotbah, "dan ada waktu untuk damai."

Tapi di Gaza yang sekarang ada hanya "waktu untuk berperang", dan manusia belum sepenuhnya lahir.

Di sini dunia adalah sebuah penantian besar: penantian antara perang dan damai. Sekitar sejuta dari 1.700.000 penduduk di wilayah sepanjang 41 kilometer ini pengungsidan pengungsi adalah penanti sejati. Mereka telah menunggu lebih dari setengah abad. Persisnya sejak 1948, sejak mereka meninggalkan wilayah Palestina mereka yang dikuasai Israel setelah dunia Arab kalah perang.

Begitu lama mereka terdampar di sana, mungkinkah mereka kembali tanpa peperangan baru? Atau kalaupun mereka ingin tinggal selamanya di sana, bisakah itu berarti damai?

Damai yang hanya berarti tak ada tembak-menembak tak akan sulit dicapai. Tapi jika damai berarti rasa tenteram, orang-orang Palestina itu tak pernah menemukannya.

Mula-mula orang Israel mencoba mengambil alih tanah mereka dengan mendirikan permukiman di Kfar Darom dan Netzarim 40 tahun yang lalu. Tak berhenti di sana, pemerintah Israel mendukung ikhtiar perebutan seperti itu sampai dasawarsa berikutnya. Bentrokan pun tak dapat dielakkan. Orang-orang Palestina makin tak sabar, dan Hamas dibentuk dan Hamas didukung, dan intifadah meletus. Sejak itu, Gaza adalah awal dan ajang pertempuran, campuran antara heroisme dan terorisme, antara kecanggihan peralatan perang dan kebrutalan.

Israel memang menguasai udara, pantai, dan sisi timur Laut Tengah, dengan kekuatan militer dan propaganda yang tak tertandingi. Dalam Perang Gaza 2008 Israel praktis menang: di samping ratusan korban orang Palestina tewas, termasuk anak-anak, pelbagai prasarana yang dikendalikan Hamas dapat dihancurkan. Tapi pada akhirnya, Israel juga sebuah penantian besardengan semua kontradiksi yang terjadi karena itu.

Negara ini, seperti halnya negara lain, lahir dari kekerasan. Tapi sementara sebagian besar negara di dunia menjinakkan diri ke dalam institusi-institusi yang memendam kekerasan di bawah fondasinya, Israel tidak. Ia tak sepenuhnya sampai ke titik "waktu untuk damai". Lembaga-lembaga sosial dan politiknya memang berlangsung seperti di negara demokrasi yang normal: pers bebas, pemilihan umum yang terbuka, peradilan yang mandiri. Tapi Israel juga sebuah republik yang diperkuat oleh ketakutan.

Dulu ia ketakutan karena merasa dikepung negeri-negeri Arab yang ingin menghapuskannya dari peta. Kini, dengan kecanggihan dan kesiagaan militernya yang tak tertandingi di wilayah itu (termasuk dengan kesiapan senjata nuklir), ia hidup dengan ketakutan lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tangan dan kakinya mencengkeram sebuah wilayah, bukan hanya Gaza, yang menurut hukum internasional bukan miliknyadi zaman ketika kolonisasi dianggap kejahatan. Para pemukim (settlers) Yahudi tak putus-putusnya mengambil alih tanah milik orang Palestina yang hidupnya lebih dulu dipojokkan pemerintah Israeldi zaman ketika ketidakadilan macam itu dikutuk secara universal. Maka ketakutan Israel kini adalah ketakutan tak punya dalih. Ia makin sulit menjelaskanjuga kepada dirinya sendiribagaimana sebuah negeri yang lahir untuk membebaskan diri dari kesewenang-wenangan kini memperpanjang diri dengan kesewenang-wenangan. Dengan kata lain, Israel takut kehilangan raison d'tre. Ia takut dasar hidupnya akan terungkap sebagai sesuatu yang palsu: bukan karena hak, melainkan karena ia menembak & menggertak.

Ketakutan punya racun yang tak selamanya terasa. Nelson Mandela pernah mengatakan, bila "kita membebaskan diri dari ketakutan kita sendiri, kehadiran kita otomatis membebaskan orang lain". Bila tidak.

Dari itu tampak dengan jelas kontradiksi yang merundung Israel sekarang: di satu pihak, ia sebuah negeri yang merawat kebebasan; di pihak lain, ia kekuasaan yang takut akan kebebasan.

Secara lebih tajam, itulah yang diungkapkan oleh Peter Beinart dalam bukunya yang baru terbit, The Crisis of Zionism. Baginya, Israel terbelah dua; yang sebelah barat, "Israel adalah sebuah demokrasi tulen, meskipun ada cacatnya"; ke sebelah timur, Israel adalah "sebuah etnokrasi".

Kata "etnokrasi", terutama karena disebutkan oleh seorang penulis keturunan Yahudi, adalah kata yang keras sekali. Israel bermula dari para korban rencana etnokrasi Hitler: sebuah kekuasaan politik oleh, untuk, dan dengan etnis tertentu. Tapi kini Zionisme, yang berawal sebagai nasionalisme, telah bertaut dengan politik identitas yang kian sempitnyaris hanya mewadahi mereka yang mengunggulkan warga beretnis Yahudi dengan mengibarkan kata-kata Kitab Suci.

Dan tembok pun dibanguntanda pemisah yang mirip politik apartheid rezim kulit putih Afrika Selatan. Bukan kebetulan bila pembangun sistem ini, Ariel Sharonseperti ditulis David Schulman dalam The New York Review of Books 7 Juni yang lalumenyebut wilayah Palestina di balik tembok sebagai "Bantustans".

Tapi sebagaimana Afrika Selatan, kata Schulman, sistem Israel itu akan runtuh. Israel tak akan sanggup membinasakan seluruh orang Palestina. Penduduk Yahudi akan jadi minoritas.

Dan suatu hari nanti, jam berdetak ke arah pembebasandan manusia pun lahir bersama waktu "untuk damai".

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Ponsel iPhone 12 Dapat Update Pengisian Baterai Nirkabel Qi2, Lebih Cepat Dua Kali Lipat

1 menit lalu

CEO Apple Tim Cook berpose dengan iPhone 12 Pro baru di Apple Park di Cupertino, California, AS dalam foto yang dirilis 13 Oktober 2020. Apple resmi memperkenalkan generasi iPhone terbarunya, iPhone 12 pro dan iPhone 12 Pro Max dalam acara bertajuk Hi Speed yang digelar virtual, Rabu dinihari waktu Indonesia, 14 Oktober 2020. Brooks Kraft/Apple Inc./Handout via REUTERS
Ponsel iPhone 12 Dapat Update Pengisian Baterai Nirkabel Qi2, Lebih Cepat Dua Kali Lipat

Update Nirkabel Qi2 pada ponsel iPhone 12 sudah didukung teknologi MagSafe Apple.


Liverpool Tak Lagi Menargetkan Xabi Alonso untuk Pengganti Jurgen Klopp, 2 Pelatih Ini Jadi Incaran Baru

15 menit lalu

Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Liverpool Tak Lagi Menargetkan Xabi Alonso untuk Pengganti Jurgen Klopp, 2 Pelatih Ini Jadi Incaran Baru

Liverpool mengurungkan rencananya mengejar Xabi Alonso sebagai pengganti Jurgen klopp, dengan dua kandidat kini muncul sebagai opsi alternatif.


Militer Spanyol Kirim Bantuan Kemanusiaan lewat Udara ke Jalur Gaza

16 menit lalu

Bantuan dijatuhkan melalui udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 1 Maret 2024. REUTERS/Kosay Al Nemer
Militer Spanyol Kirim Bantuan Kemanusiaan lewat Udara ke Jalur Gaza

Walau otoritas Gaza memperingatkan pengiriman bantuan kemanusiaan lewat udara tidak aman, namun sejumlah negara masih melakukannya.


TNI Ungkap Alasan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Diterjunkan AU Yordania

24 menit lalu

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengecek bantuan usai upacara keberangkatan bantuan kemanusiaan untuk Palestina di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 29 Maret 2024. Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan payung udara orang dan payung udara barang sebanyak 900 buah ke Yordania untuk disalurkan ke Palestina melalui metode airdrop menggunakan satu pesawat Hercules C-130J TNI AU. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
TNI Ungkap Alasan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Diterjunkan AU Yordania

Misi itu melibatkan 27 personel TNI yang sebagian besar merupakan prajurit dan sisanya satu diplomat dari Kementerian Luar Negeri.


Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

26 menit lalu

SPBU di Jalan Juanda, Bekasi terkontaminasi air.  Tempo/Adi Warsono
Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.


Persija Jakarta Akan Kembali Berkandang di SUGBK saat Jamu Persis Solo pada Liga 1 Pekan Ke-31

29 menit lalu

Pemain Persija Jakarta Marko Simic dan Ryo Matsumura. Twitter @Persija_Jkt.
Persija Jakarta Akan Kembali Berkandang di SUGBK saat Jamu Persis Solo pada Liga 1 Pekan Ke-31

Persija Jakarta akan kembali berkandang di Stadion Gelora Utama Bung Karno, Jakarta, saat menjamu Persis Solo dalam lanjutan Liga 1 pekan ke-31.


Kemendag Tetapkan Harga Patokan Ekspor Pertambangan April 2024, Harga Sebagian Komoditas Naik

33 menit lalu

Pekerja tengah memindahkan tembaga bekas untuk diolah di PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/6) PT Smelting memperoleh pasokan konsentrat tembaga sebesar 1 juta ton dari PT Freeport Indonesia dan dari Amman Mineral Nusa Tenggara sebanyak 100 ribu ton. TEMPO/Tony Hartawan
Kemendag Tetapkan Harga Patokan Ekspor Pertambangan April 2024, Harga Sebagian Komoditas Naik

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan bea keluar periode April 2024.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

33 menit lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


Bawaslu: Dugaan Pelanggaran Penggelembungan Suara Prabowo-Gibran Tidak Memenuhi Syarat Materiil

38 menit lalu

Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) J. Kristiadi bersama Ketua Bawaslu Rahmat Bagja saat menghadiri Rapat Pleno Terbuka Perubahan Metode Memilih Di Luar Negeri Pada Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Kamis 28 Desember 2023. Pemungutan Suara di Sejumlah Negara Dialihkan via Pos. Sebagai informasi, menurut UU Pemilu, terdapat tiga metode pemungutan suara di mancanegara, yakni TPS luar negeri, kotak suara keliling, dan pos. TEMPO/Subekti.
Bawaslu: Dugaan Pelanggaran Penggelembungan Suara Prabowo-Gibran Tidak Memenuhi Syarat Materiil

Ketua Bawaslu menyatakan kajian awal laporan tersebut memenuhi unsur formil, tapi tidak memenuhi syarat meteriil.