Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

SIM

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

Masyarakat yang awam hukum heran kenapa Komisi Pemberantasan Korupsi berebut dengan Kepolisian Negara, dalam hal ini Bareskrim, untuk menyelidiki kasus korupsi pengadaan simulator ujian surat izin mengemudi? Kalau kedua instansi penegak hukum itu bersama-sama mengusut, bukankah lebih bagus? Jika perlu, diajak pula kejaksaan. Menangkap maling dengan melibatkan banyak orang tentu lebih mudah dibanding menangkap sendirian. Di pedesaan, kalau menangkap maling, kentongan dibunyikan, supaya masyarakat berbondong-bondong mengejarnya.

Mungkin istilah maling untuk koruptor tak cocok lagi. Koruptor itu orang cerdas, lulusan perguruan tinggi ternama seperti yang dilansir Ketua DPR Marzuki Alie. Begitu pula maling dalam kasus pengadaan simulator ini, bukan polisi lalu lintas yang berjemur di jalan-jalan. Mereka adalah jenderal dan calon jenderal, lulusan perguruan tinggi polisi.

Karena mereka orang cerdas dan akademis, menjadi maling tentu berbekal ilmu yang tidak dimiliki oleh maling-maling ayam. Lagi pula, mereka punya almamater, punya kawan seangkatan--istilah di dunia sipil, kawan alumni. Di sinilah orang ragu, apa betul Bareskrim ingin mengusut karena tekad untuk menangkap maling. Jangan-jangan melindungi sebagian "oknum maling", yang adalah koleganya.

Orang awam berpikir begitu: bagaimana mungkin polisi ikhlas menangkap polisi, seperti halnya jeruk makan jeruk? Tak usah berdebat soal undang-undang, apalagi kesepakatan yang bisa menabrak undang-undang, sudah terang-benderang KPK yang lebih dipercaya untuk menangkap maling di "rumah" Pak Polisi ini.

Jika mewakili cara berpikir orang awam, keberadaan simulator itu pun layak dipertanyakan dan pasti tak punya dampak pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Barang yang nilainya miliaran rupiah itu dipastikan menjadi obyek para maling kelas "akademis" di tengah-tengah begitu banyaknya ragam "teknik memaling" untuk mendapatkan surat izin mengemudi alias SIM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari tahun ke tahun, teknik itu berbeda, mengikuti situasi. Pengalaman saya pertama kali mencari SIM A (untuk roda empat), di Yogyakarta tahun 1980-an, penuh perjuangan. Harus mengikuti kursus mengemudi sampai mahir. Lalu mengikuti tes tertulis dan praktek di polisi lalu lintas. Perlu belajar menghafal tanda-tanda lalu lintas dan berbagai teori membawa mobil. Lulus ujian tertulis, dibawa ke jalanan oleh polisi, berbagai manuver harus dilakukan. Polisi pun capek dan bilang haus. Saya ajak ke warung, dia menolak dan bilang, "Mentahnya wae."

Di Jakarta, tak pernah pakai tes apa pun. Sudah ada calo, tinggal bayar yang tentu ongkosnya lebih banyak daripada semestinya. Bahkan, tak perlu ke kantor polisi, cukup tanda tangan di kertas putih dan menyerahkan foto. Rasanya saya melakukan ini berulang-kali.

Pengalaman di Bali beberapa tahun lalu, lebih canggih lagi. Ada tulisan mencolok di berbagai pintu: "Mencari SIM Dilarang Menggunakan Calo". Memang tertib, calo tak ada. Tapi ada polisi yang membantu mencarikan segepok formulir. Tinggal diisi, lalu membayar sesuai dengan harga formulir. Setelah itu, difoto dan tanda tangan. Selesai, tanpa tes apa pun, tanpa ada pungutan apa pun.

Ternyata di sela-sela formulir itu ada sertifikat yang dikeluarkan oleh sebuah "kursus mengemudi" dengan harga Rp 50 ribu. Secara hukum, pencari SIM sudah lulus kursus mengemudi sehingga bisa diberikan SIM. Inilah teknik para "maling kecil". Lalu, untuk apa simulator berharga miliaran rupiah itu? Ya, untuk mata pencarian "maling besar"--ini menurut orang awam, lo. Lihat saja di jalanan, seberapa banyak pengemudi yang paham aturan?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dugaan TPPO di Balik Ferienjob, Unismuh Makassar Bantah Kirim Mahasiswa Magang ke Jerman

57 detik lalu

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Dugaan TPPO di Balik Ferienjob, Unismuh Makassar Bantah Kirim Mahasiswa Magang ke Jerman

Unismuh Makassar membantah ikut terlibat dalam program ferienjob, pengiriman mahasiswa magang ke Jerman yang diduga sebagai TPPO.


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

4 menit lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


Saran Pakar Tetap Makan Enak saat Lebaran tanpa Masalah Pencernaan

5 menit lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Saran Pakar Tetap Makan Enak saat Lebaran tanpa Masalah Pencernaan

Berikut tips tetap bisa makan enak saat Lebaran tanpa menimbulkan rasa tak nyaman di pencernaan dari Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM.


Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

9 menit lalu

Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Bank Mandiri memberikan bingkisan kepada 57.000 anak yatim dan duafa di seluruh Indonesia.


Respons Sri Mulyani soal Diajukan jadi Saksi Sengketa Pilpres di MK

11 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ditemui usai buka puasa bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Respons Sri Mulyani soal Diajukan jadi Saksi Sengketa Pilpres di MK

Nama Menteri Keuangan Sri Mulyani diajukan untuk menjadi saksi dalam sidang sengketa pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi.


Tips Tampil dengan Kulit Sehat dan Glowing Saat Lebaran

25 menit lalu

Ilustrasi kulit sehat saat puasa dan terhindar dari dehidrasi/Foto: Doc. Be Hati
Tips Tampil dengan Kulit Sehat dan Glowing Saat Lebaran

Ada sejumlah langkah perawatan wajah yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kulit sehat saat Lebaran.


Tim Hukum Ganjar-Mahfud Menolak Gugatannya ke MK Disebut Salah Kamar

26 menit lalu

Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo berbincang dengan kuasa hukum Todung Mulya Lubis saat mengikuti Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 atas gugatan Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 tertanggal 20 Maret 2024, sepanjang mengenai pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 di Gedung Mahkamah Kontitusi, Jakarta, Rabu 27 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Menolak Gugatannya ke MK Disebut Salah Kamar

Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud menanggapi sindiran Tim Hukum Prabowo-Gibran atas sebutan gugatannya cacat formil dan salah kamar.


Setelah Helena Lim dan Harvey Moeis, MAKI Desak Kejaksaan Segera Tetapkan RBS sebagai Tersangka Korupsi Timah

31 menit lalu

Suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis (kiri) mengenakan rompi tahanan berwarna pink setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022, di Gedung Kejagung, Rabu, 27 Maret 2024.  Humas Kejagung
Setelah Helena Lim dan Harvey Moeis, MAKI Desak Kejaksaan Segera Tetapkan RBS sebagai Tersangka Korupsi Timah

MAKI akan mengajukan praperadilan bila Kejaksaan Agung tidak segera menetapkan RBS sebagai tersangka dalam korupsi timah.


Shin Tae-yong Bocorkan Akan Ada Pemain Naturalisasi Baru di Timnas Indonesia sebelum Juni

37 menit lalu

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong memimpin latihan perdana Timnas Indonesia setibanya di Hanoi, Vietnam pada Sabtu malam, 23 Maret 2024. PSSI
Shin Tae-yong Bocorkan Akan Ada Pemain Naturalisasi Baru di Timnas Indonesia sebelum Juni

Shin Tae-yong mengatakan timnas Indonesia akan mendapat tambahan kekuatan pemain naturalisasi pada laga terakhir kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.


Ini Menu Buka Puasa Jokowi Bersama Menteri di Istana

41 menit lalu

Menu buka puasa Presiden Jokowi dan para menteri di Istana Negara, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Ini Menu Buka Puasa Jokowi Bersama Menteri di Istana

Presiden Jokowi menyantap sejumlah jenis makanan saat menggelar buka puasa bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara. Apa saja?