Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lantai

Oleh

image-gnews
Iklan

Ada sebuah teori tentang lantai.

Dalam teori ini, ada beda antara orang Eropa dan orang Amerika dalam hal memberi angka lantai sebuah gedung. Di Eropa, lantai paling bawahyang setinggi jalandiberi angka nol; artinya, lantai yang di atasnya itu yang disebut "lantai satu". Sementara itu di Amerika Serikat, lantai satu adalah yang terletak setinggi jalan.

Perbedaan ini "menunjukkan sebuah jurang ideologis yang mendalam", kata yang empunya teori. Orang Eropa sadar, katanya, bahwa sebelum hitungan dimulaisebelum keputusan dan pilihan dibuatharus ada dasar: sebuah lapisan yang sudah terbentuk jauh-jauh hari dan sebab itu tidak perlu lagi dihitung; ia disebut "0". Sementara itu di Amerika Serikat, "negeri yang tanpa tradisi sejarah yang sepatutnya", seseorang dapat langsung mulai bertindak dengan bebasdan kebebasan itu disahkan oleh dirinya sendiri. Tidak ada kaitannya dengan dasar apa pun. Tak ada masa lalu.

Sebuah teori yang menarikdan terlampau pintar. Yang mengemukakannya Slavoj iek, pemikir Slovenia yang terkenal ke mana-mana itu, yang sangat banyak menulis, sangat cemerlang, sangat polemis, dan sangat menjengkelkan berhubung dengan semua sifat tadi. Dan tak selamanya meyakinkan.

Kali ini iek berbicara tentang pemilihan Presiden Amerika 2012 di harian Inggris, The Guardian, beberapa hari setelah Obama dipilih buat kedua kalinya. Kali ini ia ingin menunjukkan bahwa "ideologi" konservatif Amerika telah mulai dijebol oleh Obamatak secara radikal, tapi lumayan mengguncangkan. Program penyediaan layanan kesehatan oleh Negarahealthcare yang dijuluki Obamacaretelah "menyentuh satu saraf di inti bangunan ideologi Amerika: kemerdekaan memilih".

Dalam pandangan iek, Amerika harus belajar bahwa di bawah "ideologi" yang mengutamakan "kemerdekaan memilih" itu, ada dasar yang harus diperhitungkan. "Kemerdekaan memilih," kata iek, "hanya berfungsi bila ada satu jaringan yang kompleks yang menghubungkan kondisi legal, pendidikan, ethis, ekonomis, dan lainnya." Semua itu hadir sebagai "latar yang tak tampak bagi pelaksanaan kemerdekaan kita".

Tentu saja. iek hanya mengemukakan sesuatu yang begitu jelas kebenarannya hingga tak perlu dikemukakan lagi: tak ada kemerdekaan yang berada dalam ruang vakum. Tak ada kemerdekaan yang lahir dan jadi sah karena dirinya sendiri. iek juga hanya mengulang persangkaan lama orang Eropa terhadap orang Amerika. Bangsa yang lahir di abad ke-18 ini dianggap tak punya "tradisi sejarah yang sepatutnya".

Tapi apa sebenarnya tradisi yang "sepatutnya"? Sesuatu yang tak pernah ada. Atau sesuatu yang tergantung. iek tak menjelaskan, mungkin karena ia tak melihat bahwa tiap tradisi, sebagai bagian dari sejarah, adalah sesuatu yang diputuskan untuk ada tiap kali dibutuhkan. Ia bisa jadi sesuatu yang "sepatutnya" ketika sikap terhadapnya mengeras, terutama untuk memegangnya erat-erat. Dan itulah yang sebenarnya dilakukan orang Amerika dalam meneriakkan "kemerdekaan memilih".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika mereka tak mau melepaskan hak memegang senjata api, misalnya, mereka tak melihat "ideologi" itu berangkat cuma dari lantai satu yang tanpa dasar. Akan mereka ingatkan bahwa Amerika dibangun orang-orang yang mempersenjatai diri: kaum patriot yang melawan kekuasaan Inggris, para pendekar dari The Wild, Wild West, penghuni kota besar seperti New York yang pernah dibayangkan penyair Subagio Sastrowardoyo dalam sebuah sajak di tahun 1960-an: kota di mana tiap orang jadi polisi sendiri.

Bertolak dari sejarah pula, lahir gerakan yang menyebut diri "Tea Party"yang ingin peran Negara yang terbatas, dan sebab itu tak ingin memberikan pajak untuk membiayai langkah Negara yang bagi mereka berlebihan. Dengan nama itu mereka hendak menghidupkan apa yang dilakukan penduduk Boston dahulu kala sebelum Amerika jadi republik: menolak pajak yang diterapkan pemerintah kolonial Inggris yang menguasai kehidupan mereka.

Dengan mengacu ke masa lalu itu konservatisme berkembang dalam politik Amerika, terutama dalam Partai Republik: sikap yang hendak merawat apa yang kelihatan cantik di waktu dahulu, pandangan yang hendak menghormati yang tersimpan sebelum lantai pertama bangunan politik. Russell Baker dalam The New York Review of Books menggambarkannya dengan tepat dan tajam: "Partai Republik telah memperkerdil diri menjadi sebuah partai reaksioner yang marah kepada dunia modern."

Dan itulah yang membuat partai itu kalah. Kemarahan kepada dunia modern adalah kemarahan kepada perubahan yang makin cepat. Dengan kata lain, kepada sesuatu yang tak terelakkan. Gerakan "Tea Party" didukung oleh orang Amerika yang seakan-akan lahir dari gambar-gambar Norman Rockwell dalam majalah Saturday Evening Post tahun 1950-an: laki-laki berkulit putih, setengah baya, kelas menengah, tidak miskin.

Tapi kini tahun 2012. Demografi Amerika berganti rupa: makin beragam, makin banyak orang Latino, makin menajam kontras antara miskin dan kaya. Gentar kepada dunia yang seperti ituyang tak terelakkankonservatisme pun mengeras. Kemurnian ideologis pun didesakkan, seperti lazimnya ketika sebuah paham tengah terkepung: ada rasa takut kalau tercampur unsur "lain".

Tapi di zaman campur-aduk kini, tiap usaha pemurnian justru akan membawa ke keterpencilan. Dan tiap keterpencilan akan melihat ke bawah, ke lantai nollantai yang menandai dunia yang telah hilang atau, kalau tidak, menandai dunia tempat kita bisa mengurung diri. Konservatisme adalah nostalgia. Konservatisme adalah kecemasan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Harga Tiket dan Benefit Konser NCT Dream di GBK, Presale Mulai 4 April 2024

7 menit lalu

NCT Dream. Foto: Instagram/@nct_dream
Harga Tiket dan Benefit Konser NCT Dream di GBK, Presale Mulai 4 April 2024

Penjualan tiket konser NCT Dream di GBK akan terbagi menjadi dua periode, Presale dan General Sale. Harganya mulai dari 1 jutaan.


Tips Pakar agar Anak Tak Kelelahan di Perjalanan Mudik Lebaran

8 menit lalu

Ilustrasi mudik bersama anak dengan sepeda motor. ANTARA
Tips Pakar agar Anak Tak Kelelahan di Perjalanan Mudik Lebaran

Dokter anak menyarankan orang tua mengatur waktu perjalanan mudik untuk mencegah anak kelelahan yang bisa mempengaruhi masalah kesehatan.


Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

17 menit lalu

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL melakukan aksi di depan Kementerian Koordiator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu, 24 November 2021. Aksi tersebut menyampaikan tuntutan agar Kemenko Kemaritiman dan Investasi mencabut izin konsesi PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) dari wilayah adat serta menghentikan kriminalisasi kepada masyarakat adat Tano Batak. TEMPO/Muhammad Hidayat
Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.


Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

18 menit lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

Film Godzilla x Kong: The New Empire tayang pada 27 Maret 2024


Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-30: Persib Bandung ditahan Bhayangkara, Persik Bikin Persikabo Terdegradasi

22 menit lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-30: Persib Bandung ditahan Bhayangkara, Persik Bikin Persikabo Terdegradasi

Hasil Liga 1 pekan ke-30: Persib Bandung ditahan Bhayangkara FC, Persik Kediri menang dan membuat Persikabo 1973 terdegradasi.


Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

27 menit lalu

Ilustrasi perempuan perawatan rambut di salon. Foto: Freepik.com/Prostooleh
Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

Seorang wanita muda mengalami cedera ginjal setelah melakukan pelurusan rambut di salon. Penyebabnya kandungan zat berbahaya pada produk.


Hasil Liga 1: Flavio Silva Borong 5 Gol, Persik Kediri Menang 5-2, Bikin Persikabo 1973 Terdegradasi

29 menit lalu

Pemain Persik Kediri, Flavio Silva. (Instagram/@flaviosilvaa_9)
Hasil Liga 1: Flavio Silva Borong 5 Gol, Persik Kediri Menang 5-2, Bikin Persikabo 1973 Terdegradasi

Flavio Silva memborong 5 gol saat Persik Kediri mengalahkan Persikabo 1973 di pekan ke-30 Liga 1. Persikabo terdegradasi.


Cara Menyimpan Kolang Kaling agar Tahan Lama, Bisa sampai Seminggu

37 menit lalu

Pegadang memilah kolang kaling di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Di bulan Ramadan pedagang mengaku penjualan kolang kaling meningkat, di hari normal pedagang hanya bisa menjual 4 kwintal dalam waktu seminggu sementara di bulan Ramadan kali ini 1 kwintal dalam sehari yang dijual harga eceran Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Cara Menyimpan Kolang Kaling agar Tahan Lama, Bisa sampai Seminggu

Kolang kaling merupakan buah yang umumnya tahan selama 2-3 hari. Berikut cara menyimpan kolang kaling agar tahan lama, hingga 1 minggu.


Mengenal Rully Nere, Legenda Timnas Indonesia yang Memuji Ragnar Oratmangoen

39 menit lalu

Rully Nere. TEMPO/Zulkarnain
Mengenal Rully Nere, Legenda Timnas Indonesia yang Memuji Ragnar Oratmangoen

Legenda Timnas Indonesia, Rully Nere memuji performa timnas Indonesia saat menang menghadapi Vietnam dalam laga lanjutan Grup F