Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mithos

Oleh

image-gnews
Iklan

"Jackie Chan is a myth."
Jackie Chan

Tapi Jackie Chan bernapas. Ia makan, tidur, tersenyum, berak, lari, berakting, melakukan loncatan akrobatik, dan menikmati seks. Tapi seperti kebanyakan orang dengan kemasyhuran tertentu, ia punya bayang-bayang. Hampir tiap saat bayang-bayang ini, dalam bentuk Jackie Chan tapi dengan ukuran yang kadang lebih besar, berada rapat di belakangnya. Atau di depannya.

Yang membuat bayang-bayang itu hadir tentulah ulah dan kerja Jackie Chan sendiri; jangan dilupakan: itu bagian esensial dunia film. Namun lebih penting lagi si bayang-bayang ada di sana karena orang lain, baik pengagum maupun pencerca, telah memproduksinyasebagai ikhtiar "menangkap" Jackie Chan yang senantiasa luput dari definisi.

Yang istimewa dari diri tokoh ini (atau bayang-bayangnya, atau citranya) adalah geraknya yang cekatan, kelenturannya untuk lepas dari perangkap, sikapnya yang sedikit bego dan sedikit bermain-main, tapi tahan banting dan menunjukkan daya tahan yang luar biasa.

Tentu bukan karena itu ia mengatakan dirinya "sebuah mithos". Tapi bagaimanapun, satu sisi mithos adalah "gerak": sebuah mithos, seperti Jackie Chan dalam film, tak pernah terpacak mandek. Itu sebabnya, seperti saya katakan tadi, ia selalu luput untuk disimpulkan. Sebuah mithos tak pernah jadi sumber kebenaran yang sudah tak bisa diubah, terpaku di luar waktu. "Kebenaran" sebuah mithos bukanlah cocoknya secara penuh antara "dongeng" dan "fakta"; bobot naratifnya mengapung dari satu pengalaman ke pengalaman lain manusia.

Tapi justru dengan demikian mithos tak terpisah dari kehidupan sehari-hari. Ketika Marlene Dietrich, bertentangan dengan Jackie Chan, mengatakan bahwa ia bukan mithos, ia benar dan juga keliru. Seperti banyak orang, ia mengira lawan dari mithos adalah kehidupan nyata. Tapi ia lupa, yang "nyata" selamanya tampak dalam gerhana, dengan penumbraterang yang juga menunjukkan tak seluruhnya terungkap, seperti Marlene sendiri dalam Blue Angel.

Di waktu kecil, saya pernah melintasi Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Plateau yang merupakan lantai kaldera 2.000 meter di atas permukaan laut itu sejak tiga milenia yang lalu agaknya sudah memancarkan aura yang tak lazim. Nama "Dieng" berasal dari kata "di Hyang", tempat Dewa bersemayam. Siapa yang pernah mengunjungi tanah tinggi ini akan melihat delapan candi Hindu berukuran kecil berderet. Tapi waktu itu saya percayaseperti juga orang yang menemani saya percayabahwa jumlahnya hanya lima. Dikatakan bahwa kelima bangunan itu adalah ruang tempat lima kesatria Pandawa dari kisah Mahabharata datang bersemadi di malam-malam tertentu, merenungkan dosa mereka dalam perang dan kekuasaan.

Setelah dewasa, saya menertawai dongeng itu. Para arkeolog menegaskan candi-candi kecil yang dibangun sekitar tahun 750 itu adalah delapan konstruksi yang semula berjumlah 400, didirikan untuk memuja Shiva. Ada ukiran topeng muka jahat dan gergasi laut pada arsitektur itu, yang mungkin merintis keindahan Prambanan hampir 200 tahun kemudian. Tak ada tanda-tanda cerita Mahabharata.

Tapi Mahabharata, di daerah masa kecil itu, bukan sekadar sebuah epos. Meskipun penduduk umumnya muslim, nama para dewa Hindu, para kesatria yang baik dan berani dalam wiracarita itu, juga para sosok jahat, hidup dalam laku dan bahasa sehari-hari. Jarang sekali ada pertunjukan wayang kulit yang mementaskan adegan perang terakhir keluarga Bharata itu, di mana orang-orang besar dikisahkan gugur dalam kemuliaan ataupun kekejian. Bagi penduduk desa yang saya kenal, lakon pertempuran dahsyat itu harus disertai upacara yang khidmat. Orang takut akan sesuatu yang mungkin menghadang di hari esok, jangan-jangan imbas kekerasan, dukacita, dan kesia-siaan Bharatayudha.

Sekitar akhir tahun 1960-an ada sebuah pementasan wayang kulit sebulan penuh yang menampilkan riwayat para Pandawa dan Kurawa sejak mereka muda belia sampai dengan saat mereka tewas di dalam dan setelah pertempuran. Di ujung pementasan itu satu upacara menyusul: jasad Sengkuni (yang tak lain adalah bentuk yang diukir dari kulit kerbau) diangkut ke Lautan Hindia untuk dilarung. Sengkuni adalah tokoh paling keji dalam lakon. Ia sudah terbunuh. Ia harus dibuang dan tak boleh kembali ke kehidupan.

Tampak, mithos bukan cuma sebuah fantasi, melainkan bagian kehidupan yang menjawab hasrat manusia melampaui keterbatasan dan kegelapan. Mithos, kata Karen Armstrong, menatap ke dalam "jantung sebuah kebisuan agung", the heart of a great silence. Kebisuan tentang datang dan hilangnya rasa bahagia dan murung, kebisuan tentang sangkan paraning dumadi, asal dan arah dari semua yang terjadi dan menjadi.

Menatap ke dalam kebisuan itu, manusia merasa mendapatkan sesuatu: sebuah pengalaman yang tak terkatakan. Di gua-gua manusia Neanderthal ditemukan kubur dengan kerangka tubuh yang terletak seperti fetus dalam kandungan. Konon itu ungkapan pengalaman mereka tentang teka-teki kematian dan ketakjuban kelahiran. Apa pun arti gambar-gambar hewan di gua-gua Lascaux yang berumur 17.300 tahun itu, mereka tampak mencoba menangkap kembali apa yang mempesona dalam hidup dari musim ke musim. Manusia adalah makhluk yang terpesona dan mengutarakan keterpesonaannya. Dari situ juga lahir mithos.

Sekian puluh milenia kemudiandi masa Jackie Chanketerpesonaan itu ternyata tak berakhir. Juga rasa takjub dan gentar kepada kebisuan agung. Ada yang menyangka ilmu & teknologi telah menghapusnya sebagaimana mereka kelak akan mengalahkan agama. Tapi, seperti Jackie Chan dalam film, mithos bergerak terus, memberi arti kepada hidup yang tak seluruhnya jelas.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

1 menit lalu

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

Total tersangka dugaan korupsi pengelolaan dana pensiun PT Bukit Asam yang telah ditahan oleh penyidik sebanyak enam orang.


Liga Inggris: Liverpool Kalah di Markas Everton, Jurgen Klopp Minta Maaf pada Suporter

3 menit lalu

Pelatihn Liverpool Jurgen Klopp. REUTERS
Liga Inggris: Liverpool Kalah di Markas Everton, Jurgen Klopp Minta Maaf pada Suporter

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, meminta maaf kepada para penggemar setelah timnya kalah 2-0 dari Everton dalam derby Merseyside Liga Inggris.


3,2 Juta Pemain Judi Online di Indonesia, Kenali Modus, Kategori, dan Sanksi Hukumnya

4 menit lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
3,2 Juta Pemain Judi Online di Indonesia, Kenali Modus, Kategori, dan Sanksi Hukumnya

Data PPATK menunjukkan sekitar 3,2 juta warga Indonesia yang bermain judi online. Berikut modus, kategori, dan jerat pasal hukum di KUHP dan UU ITE.


Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

5 menit lalu

Para pengunjuk rasa berkumpul di sudut Grove dan College Streets setelah sebuah perkemahan di Beinecke Plaza dibubarkan.  Demonstran pro-Palestina menyerukan Yale untuk menarik investasi dari produsen senjata militer, di New Haven, Connecticut, AS, 22 April 2024. REUTERS/Melanie Stengel
Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

Unjuk rasa Pro-Palestina mahasiswa di AS atas perang Gaza kian intensif dan meluas selama seminggu terakhir, termasuk di Yale dan New York University.


Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 menit lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.


Jokowi Tunjuk Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol di Merauke

11 menit lalu

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia saat ditemui usai melaksanakan Salat Idulfitri 1445 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. TEMPO/Adinda Jasmine
Jokowi Tunjuk Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol di Merauke

Pembentukan Satgas Gula dan Bioetanol tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024. Bahlil jadi Ketua Satgas


Daftar 537 Pinjol Ilegal Terbaru yang Diblokir Satgas Pasti

14 menit lalu

Pesan penawaran pinjaman online yang ada di gawai saat rilis kasus di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 15 Oktober 2021. ANTARA/Sigid Kurniawan
Daftar 537 Pinjol Ilegal Terbaru yang Diblokir Satgas Pasti

Satgas Pasti memblokir 537 pinjol ilegal, 48 pinjaman pribadi, dan 17 investasi ilegal pada periode Februari hingga 31 Maret 2024. Ini daftarnya.


Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

17 menit lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

BMKG meminta Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari ini.


Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

18 menit lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Istana Pastikan Jokowi Tak Hadiri Penyematan Satyalencana kepada Gibran hingga Bobby

Istana Kepresidenan memastikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak akan hadir dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

20 menit lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.