Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menunggu

Oleh

image-gnews
Iklan

  • Putu Setia

    Inilah penantian yang lebih dramatis dari "Menunggu Godot", padahal ini bukan pentas teater: menunggu kenaikan harga bahan bakar minyak. Setiap saat berita kenaikan itu muncul, sudah berpuluh pengamat memberi tanggapan, sudah ribuan batu dilemparkan mahasiswa di Makassar, tapi tak seorang pun yang bisa memastikan kapan harga itu akan naik. Bahkan jadi naik atau tidak bak menghitung bunyi tokek.

    Inilah beda nyata antara Orde Baru dan orde sekarang--saya sering bingung memberi nama orde ini--yang paling mencolok. Di masa Orde Baru, masyarakat tiba-tiba saja menyaksikan Menteri Pertambangan muncul di layar televisi sekitar pukul sepuluh malam, seusai siaran Dunia Dalam Berita di TVRI. Di situ diumumkan harga baru bahan bakar minyak yang berlaku pukul 00.00 tengah malam. Orang yang belum tidur langsung menyerbu SPBU, dan antre panjang dengan pembelian yang dibatasi. Yang setengah tidur ada yang malas ke luar rumah, toh besok-besok akan tetap saja membeli minyak.

    Era ini, kenaikan harga minyak lebih pada wacana, dan orang menebak-nebak kapan waktunya--yang ternyata sering salah. Wacana itu bukan sehari-dua hari, melainkan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Para pengusaha kecil sibuk berhitung, kalau harga minyak sekian, produk dijual sekian. Ada yang menahan barang dulu, sibuk mengkalkulasi harga pokok produksi jika harga minyak naik. Eh, ternyata hitung-hitungan itu pun berlarut-larut. Harga minyak tetap baru wacana. Banyak orang tak habis pikir, kalau memang pemerintah masih mengkaji ini-itu, ya, kaji saja, jangan dilempar ke masyarakat. Ketidakpastian membuat bingung para pedagang dan produsen kecil.

    Dengan situasi yang serba wacana ini, siapa yang diuntungkan? Yang jelas pengusaha printing digital--sebuah teknik baru membuat spanduk dengan murah, hanya Rp 20 ribu per meter persegi dan bisa kurang kalau membuat banyak. Lihatlah, spanduk Partai Keadilan Sejahtera yang menolak kenaikan harga minyak bertebaran sampai di kota kecamatan. Beberapa hari belakangan ini, muncul "spanduk pesaing" yang setuju kenaikan harga minyak. Perang spanduk membuat untung pengusaha printing.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

    Yang juga untung adalah rumah produksi yang membuat iklan layanan masyarakat yang intinya setuju subsidi minyak dikurangi untuk dialihkan ke rakyat miskin. Kementerian Perumahan Rakyat membuat iklan yang menyasar keluarga miskin yang rumahnya tak layak. Kementerian Pendidikan menyasar keluarga miskin yang anaknya nyaris berhenti sekolah. Semua kementerian berlomba membuat iklan, bersuara bahwa subsidi minyak harus dialihkan ke orang miskin. Di atas segala-galanya, televisi kecipratan rezeki mendapat biaya penayangan iklan. Berapa miliar rupiah habis untuk kampanye sia-sia ini?

    Masalah juga muncul dari ketidakpastian ini. Ada pendapat nilai rupiah yang jatuh terhadap dolar itu akibat tak lekasnya pemerintah memutuskan harga minyak. Jika ini benar, ketidaktegasan pemerintah berdampak "sistemik" terhadap ekonomi nasional.

    Kenapa pemerintah galau memutuskan harga minyak? Padahal DPR sudah sejak tahun lalu memberi kebebasan--lewat undang-undang--kepada eksekutif untuk menentukan harga minyak. Justru masalah ini dikembalikan lagi ke DPR bersamaan dengan pembahasan APBN Perubahan. Tentu menjadi kesempatan emas bagi partai politik untuk menggoyang kegalauan pemerintah, sekaligus jadi arena kampanye awal menjelang Pemilu 2014. Rakyat pun mulai diprovokasi. Yang tadinya tenang menghadapi harga baru, bisa jadi berbalik. Sungguh harga yang mahal untuk sebuah penantian yang lama ditunggu ini.

  • Iklan



    Rekomendasi Artikel

    Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

     

    Video Pilihan


    Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

    1 menit lalu

    Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant
    Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

    Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.


    Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

    14 menit lalu

    (Kiri-Kanan) Pemilik Usaha Jenna and Kaia, Lira Krisnalisa; E-Commerce Communication Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak; Pemilik Usaha Tulus Skin, Jessica Anggrainy; dan Pemilik Usaha Hijrahfood Meatshop, Akram Amrullah Rajab usai berbincang soal tren belanja online selama Ramadan 2024 di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Tempo/Novali Panji
    Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

    E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.


    Lauv Merilis Single Potential, Pembuka Era Baru Musiknya

    19 menit lalu

    Cover art single baru Lauv berjudul Potential. (dok. Secret Signals/AWAL)
    Lauv Merilis Single Potential, Pembuka Era Baru Musiknya

    Lauv mengatakan "Potential" awal dari bab selanjutnya dalam perjalanan karier musiknya


    Ini Reaksi Prabowo Ditanya Peluang Gabungnya PDIP ke Koalisinya

    21 menit lalu

    Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan di Kartanegara IV, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Surya Paloh menemui Prabowo Subianto setelah ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden terpili 2024-2029 serta menyatakan NasDem  mendukung sepenuhnya ke pemerintahan baru di bawah Prabowo dan Gibran. TEMPO/M Taufan Rengganis
    Ini Reaksi Prabowo Ditanya Peluang Gabungnya PDIP ke Koalisinya

    Hal ini disampaikan merespons pertanyaan soal partai apa saja yang akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.


    Hasil Liga 1: Sama-sama Sudah Lolos Championship Series, Persib Bandung Kalahkan Borneo FC 2-1

    21 menit lalu

    Pemain Persib Bandung David Da Silva berselebrasi dengan Ciro Alves. TEMPO/Prima Mulia
    Hasil Liga 1: Sama-sama Sudah Lolos Championship Series, Persib Bandung Kalahkan Borneo FC 2-1

    Persib Bandung menutup laga kandang terakhir pada putaran kedua dalam lanjutan Liga 1 2023/2024 dengan kemenangan. Mereka mengalahkan Borneo FC 2-1.


    Pasca Putusan MK, CLS FH UGM Mendesak Pembatasan Kekuasaan Presiden

    31 menit lalu

    Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
    Pasca Putusan MK, CLS FH UGM Mendesak Pembatasan Kekuasaan Presiden

    "Rezim anaknya ini kan hanya melanjutkan apa yang terjadi," kata akademisi Zainal Arifin Mochtar soal nasib demokrasi pasca Putusan MK.


    70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

    44 menit lalu

    Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
    70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

    ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


    PT Pabrik Gula Rajawali II di Cirebon Mulai Giling Tebu Pertengahan Mei 2024

    44 menit lalu

    Uap putih mengepul dari sela-sela mesin penggiling tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, 27 Juni 2016. PG Tasikmadu merupakan salah satu pabrik gula tertua yang masih berproduksi. TEMPO/Ahmad Rafiq
    PT Pabrik Gula Rajawali II di Cirebon Mulai Giling Tebu Pertengahan Mei 2024

    Sekretaris Perusahaan PT Pabrik Gula Rajawali II, Karpo B. Nursi, menyatakan pihaknya menargetkan proses penggilingan dimulai pada bulan Mei 2024.


    Hasil Proliga 2024: Jakarta BIN Kalahkan Jakarta Livin Mandiri 3-1, Kenapa Megawati Hangestri Tak Bermain?

    48 menit lalu

    Jakarta BIN saat berlaga di Proliga 2024. (PBVSI/Proliga)
    Hasil Proliga 2024: Jakarta BIN Kalahkan Jakarta Livin Mandiri 3-1, Kenapa Megawati Hangestri Tak Bermain?

    Tim bola voli putri Jakarta BIN memenangi laga pertamanya di Proliga 2024. Mereka mengalahkan Jakarta Livin Mandiri 3-1 ketika Megawati tak bermain.


    Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

    49 menit lalu

    Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
    Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

    Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza