Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fasisme

Oleh

image-gnews
Iklan

Di sebuah rumah tua di Dusun Dirgo di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, seberkas naskah ditemukan. Naskah itu transkripsi pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945pidato "Lahirnya Pancasila". Bahwa barang itu ditemukan di sana bukan hal yang aneh. Rumah itu milik Radjiman Wedyodiningrat.

Tokoh ini, yang lahir di tahun 1879, pada usia 66 tahun ditunjuk mengetuai sidang-sidang panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (sering disingkat jadi PPKI) yang dibentuk empat bulan sebelum 17 Agustus 1945. Radjiman seorang sarjana kedokteran lulusan sebuah sekolah tinggi di Amsterdam, tapi aktif dalam gerakan untuk kemerdekaan. Ia anggota Budi Utomo dan kemudian anggota Partai Indonesia Raya. Memasuki akhir pendudukan Jepang, ia ditunjuk memimpin pertemuan PPKI sejak April hingga 1 Juni 1945 itu.

Dialah orang yang bertanya kepada Bung Karno, apa filsafat dasar republik yang akan lahir sebentar lagi. Dan Bung Karno pun memberi jawabdan Pancasila pun dirumuskan.

Saya tak tahu bagaimana sebenarnya pemikiran politik Radjiman. Tapi pengantarnya yang ringkas untuk buku Lahirnya Pancasila agaknya penting dicatat.

Radjiman menulis, sidang PPKI diselenggarakan "di bawah penilikan yang keras dari pemerintah Bala Tentara Jepang". Namun Bung Karno teguh. Dalam Pancasila yang dibentangkannya ada "suatu demokratisch beginsel"prinsip demokratis. "Fasisme Jepang berkuasa di negeri kita," tulis Radjiman, tapi gagasan demokratis "tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno".

Pidato "Lahirnya Pancasila" memang mengesankan itu. Bung Karno menegaskan pentingnya perwakilan rakyat dan permusyawaratan. Ia juga menggambarkan sebuah masa depan politik yang dinamis: sebuah republik yang mengandung "pergeseran pikiran", "perjoangan", saling "bergosok", proses yang akan membuahkan "nasi Indonesia yang sebaik-baiknya".

Tapi sebenarnya ada yang tak disebutkan. "Pergeseran pikiran" antarkekuatan yang saling "bergosok" itu sering membuat cemas. Orang waswas bila semua itu akan destruktif bagi "kekeluargaan" sebuah bangsa.

Bung Karno sendiri tak menyukai konsep "kekeluargaan". "Kekeluargaan adalah satu paham yang statis," katanya. Ia lebih menyukai "gotong-royong". "Gotong-royong" lebih dinamis, "menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan".

Namun tak jelas benar, bagaimana usaha yang dinamis itu bisa berlangsung tanpa kebebasan berpartisipasi. Saya kira Bung Karno mengakui keniscayaan kebebasan itu. Tapi bertentangan dengan Bung Hatta, ia menolak bila dalam kehidupan bernegara kebebasan itu dirumuskan sebagai dasar hak-hak manusia dan warga negara, les droits de l'homme et du citoyen. Baginya hak-hak itu memberi posisi berlebihan kepada individu.

Tapi siapa kemudian yang secara bebas akan ikut bergotong-royong? Tak ada jawaban yang konsisten. Bung Hatta ingin hak-hak warga negara dipertahankan, tapi ia juga menolak "individualisme". Ia tak memproyeksikan manusia sebagai makhluk "sebatang kara". Ketika individu diposisikan di depan masyarakat, kata Bung Hatta, usaha ke arah kemakmuran didorong oleh "timbangannya sendiri". Hasilnya adalah "pertentangan dalam masyarakat".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tampak, ada sikap mendua dalam pemikiran itu. Juga ada tendensi melihat orang-seorang sebagai "individu" dan melihat "individu" sebagai ancaman. Tak dilihat bahwa "individualisme" hanya sebuah mithos. "Mengatakan seorang individu bisa berproduksi di luar masyarakat adalah sebuah absurditas," kata Marx. Manusia hidup karena bahasa dan dalam bahasadan bahasa adalah daya formatif yang bermula dari masyarakat.

Juga tak dilihat bahwa orang-seorang bukan selamanya ancaman; ia punya peluang menjadi korban, justru karena kemerdekaannya.

Tapi "kemerdekaan" memang soal yang genting. Ia datang bersama derap modernitas: di latar sejarah yang berubah, manusia tampak sebagai aktor yang melepaskan diri dari alam, bahkan mengalahkannya. Berhala lama runtuh. Iman, adat, dan komunitas mencair. Orang tak lagi menggubah cerita kolektif, tapi mengekspresikan dunianya sendiri. Jadi "sebatang kara" bukan lagi sebuah kutukan, melainkan hal yang lumrah, bahkan bisa heroik.

Tapi sementara di tahun 1940-an kesusastraan Indonesia merayakan modernitas itu dengan penuhpuisi Chairil Anwar melahirkan paradigma barudalam pemikiran politik ada rasa gentar, mungkin rasa hormat, kepada yang pramodern.

Bukan mustahil jika fasisme Jepang bisa masuk menyelinap. Fasisme itu tidak hanya didukung oleh kekuatan bedil dan pedang, tapi jugaseperti di Jepang sendirioleh nostalgia.

Ada seorang penelaah latar belakang pemikiran fasisme, Maruyama Masao, yang mengatakan bahwa di Jepang, fasisme tumbuh dalam "modernitas yang tak lengkap". Di satu sisi, Jepang mendesak memasuki dunia modern dengan bedil dan kapital. Di sisi lain, masa lalu dipanggil kembali. Ada keinginan merawat Jepang sebagai satu "keluarga" tradisional. "Nasionalisme kita," kata seorang pendukung fasisme yang dikutip Maruyama, "harus merupakan perluasan dari asas kekeluargaan."

Gema suara seperti ini terdengar dalam sidang PPKI (alias Dokuritsu Junbi Chsakai) yang dibidani penguasa Jepang ituyang juga mengawasinya, menurut Radjiman, dengan "keras". Dalam paparannya, Supomo, seorang guru besar ilmu hukum, menganjurkan Indonesia jadi negara "kekeluargaan"sebuah "ide totaliter". Ia memakai Jepang sebagai tauladan.

Tentu saja di sana tak ada "demokratisch beginsel" yang disebut Radjiman. Tapi Supomo tak sendiri. Dalam sejarah, kita berulang kali mengalami rasa cemas menerima beginsel yang menyambut "pergeseran pikiran" itu. Dalam sejarah, godaan "ide totaliter" tak mudah mati.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DANA Gandeng Microsoft untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Berbasis AI dengan GitHub Copilot

6 menit lalu

Developer DANA mempercepat proses coding dengan Github Copilot dan Copilot Chat (DANA-Microsoft)
DANA Gandeng Microsoft untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Berbasis AI dengan GitHub Copilot

Sejak Februari 2024, hampir 300 developer DANA telah menggunakan GitHub Copilot dalam pekerjaan sehari-hari


Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Selat Sunda dan Selat Bali

11 menit lalu

Gelombang tinggi menghantam pemecah ombak di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 2,5 meter - 4 meter pada Selasa (12/3) dan Rabu (13/3) di wilayah perairan Indonesia serta menghimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di pesisir agar selalu waspada. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Selat Sunda dan Selat Bali

BMKG menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi di berbagai perairan. Kecepatan angin tertinggi terpantau di daerah Jawa hingga Sumba.


Alexander Marwata Ungkap Detail Pertemuannya dengan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta

11 menit lalu

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata memberikan keterangan pers terkait OTT  Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud di gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis malam, 13 Januari 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Alexander Marwata Ungkap Detail Pertemuannya dengan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena bertemu Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto.


Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

12 menit lalu

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, usai rapat bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.


Ma'ruf Amin akan Bertemu Gibran Rakabuming Raka

13 menit lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan sambutan dalam acara Indonesia Quran Hours 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Kegiatan membaca Al-Quran secara bersama-sama itu mengangkat tema Indonesia Bersatu Indonesia Bangkit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ma'ruf Amin akan Bertemu Gibran Rakabuming Raka

Wapres Ma'ruf Amin mengatakan akan bertemu Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Apa yang akan mereka bicarakan?


Kronologi Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

15 menit lalu

Anggota TNI melakukan tos dengan tentara Amerika Serikat di Pusat latihan Pertempuran (Puslatpur) 5 Marinir, Baluran, Situbondo, Jawa Timur, September 2023. Selain Latihan tempur seperti pendaratan amfibi, pengamanan bandara, serangan darat gabungan, terdapat juga latihan jungle survival dan pertolongan kesehatan darat dan udara. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kronologi Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Berikut adalah kronologi hilangnya perwira tentara AS atau US Army dari satuan Aviation Officer. Ia hilang di tengah hutan Karawang.


Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

19 menit lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.


KPK Jawab Kesaksian Mantan Sespri Sekjen Kementan soal BAP Kasus SYL Bocor saat Penyelidikan

21 menit lalu

Sidang kesaksian Merdian Tri Hadi, Sespri Sekjen Kementan; Sugeng Priyono, Ketua Tim Tata Usaha Menteri dan Biro Umum dan Pengadaan Setjen Kementan; serta Isnar Widodo, Kasubag Rumga dalam perkara korupsi bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dkk. di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
KPK Jawab Kesaksian Mantan Sespri Sekjen Kementan soal BAP Kasus SYL Bocor saat Penyelidikan

Mantan Sespri Sekjen Kementan, Merdian Tri Hadi mengaku mendapat tekanan psikis saat mengetahui BAP soal kasus SYL bocor.


Ma'ruf Amin Sebut Penurunan Risiko Bencana Sepatutnya Jadi Indikator Kepala Daerah

23 menit lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyalami anak dari pegawai Setwapres saat menggelar halal bihalal di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu 17 April 2024. Halal bihalal bersama pejabat berserta pegawai Sekretarat Wakil Presiden (Setwapres) dan awak media  itu sebagai momentum untuk mempererat silaturahmi di lingkungan Setwapres. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Ma'ruf Amin Sebut Penurunan Risiko Bencana Sepatutnya Jadi Indikator Kepala Daerah

Wapres Ma'ruf Amin meminta dalam penanggulangan bencana berbagai tindakan preventif penyelamatan dan rehabilitasi harus dieksekusi secara sinergi.


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

24 menit lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.