Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KHAN BERBICARA UNTUK KITA

Oleh

image-gnews
My Name Is Khan
My Name Is Khan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -

MY NAME IS KHAN
Sutradara : Karan Johar
Skenario    : Karan Johar dan Shibani Bathija
Pemain    :  Shah Rukh Khan dan Kajol Devgan

“Nama saya Khan, dan saya bukan seorang teroris.”

Kalimat sakti ini diucapkan Rizvan Khan (Shah Rukh Khan), seorang pria penderita Asperger dari India yang berkeliling Amerika Serikat, dari ujung gurun hingga mennyeberang banjir akibat bencana Katrina, hanya untuk menemui Presiden AS untuk menyatakan bahwa dia bukan seorang teroris.

Film ini dimulai dengan gebrakan menarik. Ketegangan duna pasca 9/11. Sikap pemerintah dan masyarakat AS yang paranoia terhadap apapun dan siapapun yang nama dan wajahnya memberi indikasi yang mereka anggap sebagai teroris. Tetapi petualangan Khan mencari Sang Presiden mempunyai sejarah panjang.

Kita dibawa jauh kembali  ke masa kecil Khan di India yang dibesarkan ibunya seorang. Seorang penderita Asperger, yang cerdas tetapi tak bisa berkomunikasi dengan baik, Khan tentu saja mengalami banyak problem sosial di sekolah hingga ibunya harus memilih seorang tutor untuknya. Satu nasihat ibunya yang selalu diingatnya dengan takzim: “Dunia hanya terdiri dari orang baik dna orang jahat.” Ajaran ibunya ini memebri
implikasi di kemudian hari bagi Khan bahwa apapun agama atau ras seseorang, yang membedakannya adlaah apakah dia orang yang baik atau jahat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah sang ibu meninggal, Khan menyusul adik lelakinya ke New York. Dia
bekerja sebagai seorang penjaja produk ksometika dan bertemu dengan si cantik Mandira (Kajol Devgan), seornag perempuan India Hindu yang sudah memiliki satu remaja putera, hasil perkawinan sebelumnya. Mereka menikah. Hidup bahagia. Hingga kemudian pecah tragedy 9/11. Mata memandang nama Khan. Anak Mandira, yang kini juga menjadi putera Khan habis dihajar anak-anak kurang ajar di sekolahnya.

Film ini mempunyai ide bagus dan niat yang bagus. Sejak awal kita mengikuti Amerika dengan segala luka dan tingkahnya dari mata orang India (dan juga mata orang asing lainnya yang sudah pernah mencicipi arogansi mereka). Tetapi ini kisah seorang Khan yang berhati bersih, jujur, polos, naïf dan sangat rigid dengan waktu dan peraturan. Khan yang berhati putih itu kemudian dibumbui dnegan petualangannya nyangkut di kawasan Selatan yang dihajar Katrina. Bagian ini lantas membuat kita mulai lelah.Pertama, plot mulai melibatkan terlalu banyak klimaks seperti novel-novel
Inggris abad 19 yang doyan penderitaan yang ditimpakan pada protagonisnya. Belum lagi musiknya yang tak kunjung berhenti, terus menerus, bising, menggedor-gedor telinga.

Emosi tercabik-cabik begitu kerap, hampir setiap 20 menit—film ini durasinya panjang banget. Musik juga begitu kerap. Penderitaan begitu sering. Tak bisa tidak, kita pasti jatuh cinta dan simpati pada sosok Khan, dan membenrci siapapun yang rasis dan dungu. Tetapi, perlukan plot ini berkembang tak tentu arah seperti sebuah novel Victoria setebal 500 halaman yang membuat kita lelah?

Sutradara Karan Johan sudah benar dengan meletakkan problem ini ke peta perfilman dunia. Problem universal; pandangan dari mata Asia dan pemain komersil. Dia hanya tinggal menyunting durasi , musik dan beberapa subplot agar film ini menjadi lebih padat dan berisi.

Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

6 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

8 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

9 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

10 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

11 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

12 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

13 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.