CHLOE
Sutradara : Atom Egoyan
Skenario : Erin Cressida Wilson
Berdasarkan film Prancis "Nathalie…" karya Anne Fontaine
Pemain : Julianne Moore, Lian Neeson, Amanda Seyfried.
Sebuah drama thriller yang ingin mengangkat ketegangan cinta segitiga. Siapakah Chloe?
Drama thriller dalam sejarah perfilman, ada judul-judul film yang tak akan mungkin diulang bahkan dengan sebuah niat baik pembuatan ulang (remake). Film Dial M for Muder (Alfred Hitchcock, 1954) misalnya, yang kemudian diproduksi ulang puluhan tahun kemudian dengan judul A Perfect Murder (Andrew Davis, 1998) bukan saja menunjukkan kegagalan, tetapi pernyataan bahwa sebuah amsterpiece (apalagi karya maestro seperti Alfred Hitchcock) sebaiknya jangan diutak-atik dan dibairkan dalam tahtanya sendiri.
Film Chloe karya sutradara Atom Egoyan yang tengah beredar di bioskop adalah sebuah pembuatan ulang dari film Prancis Nathalie… karya Anne Fontaine. Apakah ini sebuah pembuatan ulang yang sia-sia?
Chloe (Amanda Seyfried) muncul di tengah perkawinan pasangan Catherine dan David yang sudah mulai dingin. Catherine (Julianne Moore) seorang doker spesialis kandungan ternama ternama di Toronto Kanada mencurigai suaminya yang tinggi dan tampan itu, David (Liam Neeson) mempunyai hubungan gelap dengan salah satu mahasiswanya. Di dunia nyata, persoalan beginian akan ditangani sang isteri dengan konfrontasi atau dengan penyangkalan diri. Tetapi di dunia film thriller, sang isteri menyewa seorang Chole, pelacur muda dan seksi yang dibayar Catherine hanya untuk membuktikan seberapa jauh suaminya bisa menahan diri.
Tetapi lelaki mana yang bisa menahan diri dari seorang Chloe yang diperankan oleh Amanda Seyfried (Mamma Mia, Dear John) yang bertubuh bak patung lilin dan sepasang bibir merah yang penuh liku bahaya? Namun, ada yang aneh. Setiap kali Caherine meminta laporan dari Chole tentang hubungannya dengan David , Chloe hanya bercerita verbal. Yang lebih penting adalah akibat dari laporan itu: Catherine dan Chole malah telribat dalam sebuah hubungan panas.
Kisah cinta segitiga yang diakhiri dengan teror sang kekasih gelap-yang juga sudah pernah dinikmati sedunia oleh film Fatal Attraction (Adrian Lyne, 1987), kecuali dalam film ini yang berselingkuh justru sang isteri dengan seorang pelacur perempuan.
Paruh awal film ini sebetulnya menunjukkan kelas Atom Segoyan, seorang suitradara yang film-filmnya pernah mendapatkan penghargaan Festival Film Cannes, dan yang mampu membuat sebuah pembuatan ulang sebuah film Prancis malah lebih menarik.
Percaya atau tidak, versi Prancis ternyata tidak menampilkan elemen erotika segitiga ini sepanas film Chloe.
Problem film ini, sama seperti penyelesaian drama thriller lainnya: bahwa tokoh yang dianggap "pengganggu" harus selalu dihabisi; dihajar dengan adegan yang berdarah-darah (mari kita ingat kembali bagaimana film Fatal Attraction berakhir).
Itulah sebabnya, hingga kini, menurut saya, belum ada yang bisa menandingi tingkat maestro Alfred Hitchcock dalam Dial M for Murder yang berhasil meyakinkan dunia bahwa Grace Kelly bukan sekedar boneka cantik, melainkan aktris yang luar biasa. Tetapi, Atom Segoyan berhasil menampilkan sebuah drama yang gelap, seksi dan menegangkan.
Leila S.Chudori