Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

SEORANG PEREMPUAN DARI ALEXANDRIA

Oleh

image-gnews
Film Agora
Film Agora
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -

AGORA

Sutradara        : Alejandro Amenabar
Skenario         : Alejandro Amenabar dan Mateo Gil
Pemain           : Rachel Weisz, Max Minghella, Oscar Isaac

Hypatia dari Alexandria.

Di tahun 391 , ketika manusia masih menyangka bumi terletak di pusat semesta, dan ilmu astronomi dan filsafat masih pada tahap awal perkembangan pada peradaban Barat, adalah filsuf dan astronom Hypatia yang selalu bertanya tak berkesudahan. Mengapa mereka memiliki empat musim; di manakah letak matahari pada saat musim berganti dan seterusnya.

Hypatia (Rachel Weiz) diizinkan mengajar matematika, astronomi dan filsafat di perpustakaan ternama di Alexandria karena ayahnya, Theron (Michel Lonsdale) adalah kepala perpustakaan sepuh yang dihormati rakyat.

Sejak awal film, kita diberi gambaran tentang sebuah peradaban masyarakat yang begitu cerdas, begitu inspirasional dengan guru seperti Hypatia yang jelita, pandai dan bertubuh seperti biola yang terbuat dari pualam. Dua lelaki jelas merindukan dia, yang pertama adalah muridnya yang paling tampan, Oreste (Oscar Isaac) yang dengan berani menyatakan cintanya di muka publik pada sebuah pertunjukan teater; sedangkan satunya lagi justru harus menekan hasratnya, karena dia, Davus (Max Minghella, putera sutradara terkemuka Anthony Minghella) adalah seorang budak yang nasibnya ada di bawah telapak para bangsawan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi Hypatia, seorang perempuan rasional, dingin dan berjarak dari hubungan cinta, ketika perang syaraf antara kaum sekuler dan umat beragama meningkat menjadi pernag fisik, Hypatia berusaha mempertahankan independensinya sebagai ikmuwna yang terus menerus memeprtanyakan gerak benda langit. Sementara para lelaki pengagumnya jelas menjadi pengikut umat Kristiani—yang toh tetap mencintainya dan ingin dia selamat dari segala upaya penghancuran—Hypatia bersikeras untuk tidak goyah dari dirinya: ia seorang ilmuwan yang selalu bertanya;dia tak akan percaya segala sesuatu begitu saja.

Film yang disutradarai Alejandro Amenabar (sutradara film The Sea Inside, pemenang Film Asing Terbaik Academy awards 2004)  ini berupaya menampilkan petikan sejarah lengkap dengan drama dari serpihan dokumen yang ada. Sayang sekali Hypatia dalam sejarah tak terlalu banyak disebut, justru karena dia seorang perempuan. Sudut pandang inilah yang kemudian diangkat dan disemprot ke panggung. Rachel Weisz selalu menampilkan seni peran berkelas: seorang perempuan yang disanjung bukan hanya karena kecantikan belaka, tetapi kecerdasan dan obsesinya untuk mencari jawaban.

Bahkan di bawah tekananpun, Hypatia digamabarkan sebagai seorang ilmuwan yang sangat berdedikasi pada ilmu pengetahuan. Mungkin jika elemen tumbuhnya peradaban dan temuan –temuan dalam astronomi dan pendidikan itu justru diperluas—daripada adegan-adegan perang yang berkepanjangan dan klise—film ini malah akan lebih menarik.
        
Perdebatan ilmiah dalam film ini lebih bertumpu pada soal-soal astronomi; sementara perdebatan Hypatia dengan murid-muridnya soal agama kurang dikembangkan. Perdebatan tentang kaum agama dan kaum sekuler inilah sebetulnya yang akan membuka peluang bagi kita untuk merenung tentang sebuah masyarakat madani yang dicita-citakan banyak orang. Mencoba memahami perbedaan keimanan dan cara menyikapi keragaman itu, seperti yang dipertanyakan Hypatia, jauh lebih penting daripada nafsu angkat senjata dan saling menghabisi.
        
Film yang diinspirasikan dari sosok pada puluhan abad lalu ini sebetulnya menggambarkan persoalan yang masih sangat relevan saat ini.


Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

3 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

7 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

9 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

10 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

11 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

12 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

13 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

14 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.