Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mata Air

Oleh

image-gnews
Iklan

Kebudayaan dimulai dengan kaki yang bergerak di sawah dan tangan yang meraut joran. Dalam bahasa Indonesia asal katanya berkait erat dengan kerja pertanian: ada asosiasi yang dekat antara budaya dan budi daya. Dalam bahasa Eropa, culture juga berakar pada kata Latin colere, yang bisa berarti mengolah tanah atau air, menghuni, merawat, memperelok, atau memuja. Tapi kemudian para cerdik pandai berbicara tentang kebudayaan sebagai sesuatu yang halus dan tinggi, seakan-akan sejarahnya bermula dan berakhir di balairung, galeri, dan ruang-ruang seminar.

Barangkali ada sebuah transisi yang dilupakan. Riwayat manusia menunjukkan ladang dan laut bukan semata-mata sumber hidup, tapi juga tempat ia menyusun pengalamannya tentang waktu. Akal yang cerdik pun mengukur musim, dan sejak itu manusia yakin akan kemampuan dirinya. Pada saat yang sama manusia juga menghadapi gempa dan badai yang seakan-akan datang dari alam yang lain, dan ia gentar oleh misteri.

Nilai-nilai tumbuh ketika manusia bergulat dengan itu semua. Kebudayaan pun lahir. Pada suatu tahap, nilai-nilai ituyang menyebabkan orang merasa malu atau bersalah ketika mengecoh orang lain atau membakar rumah yatimmembuat sikap "berbudaya" berarti juga sikap yang "beradab". Setidaknya dalam bahasa Indonesia, "kebudayaan" dan "peradaban" bisa saling menggantikan.

Agaknya demikian juga dalam bahasa-bahasa Eropa. Tapi kemudian datang sebuah masa ketika hal-hal yang dianggap "beradab", hal-hal yang mencerminkan civility, mengambil bentuk yang makin jauh dari tubuh, bumi, dan pergulatan hidup yang menumbuhkan nilai-nilai. Makin jauh, makin tak mendalam, meskipun makin meluas jangkauannya. Dan apa yang disebut "peradaban" akhirnya hanya ditandai perilaku yang tampak manis dan sopan dan halus di permukaan: perilaku yang mengikuti kepatutan sosial yang di mana-mana diakui.

Kant melihat itu dengan masygul dan berkata, "Kita beradab, dan mungkin malah terlalu beradab." Kita menyangka kita telah mencapai tingkatan moralitas. Tapi sebenarnya yang kita perlihatkan hanya sejumlah pencitraan, simulacra, moralitas.

Simulacra itu makin lama memegang peran sentral. Masyarakat diubah oleh kapitalisme. Hampir semua hal jadi komoditas yang bisa dipertukarkan karena semua hal sudah diterjemahkan dengan harga. Tak ada lagi sesuatu yang unik, istimewa, dan tak bisa diperbanyak atau ditirukan. Di toko-toko, orang memasarkan kata-kata ucapan cinta, atau berkabung, atau ucapan selamat pada kartu pos yang dicetak dalam jumlah ribuan: cara yang efisien untuk menggantikan ekspresi kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan kapitalisme pula, peradaban bergerak semakin meluas, menghimpun makin banyak benda dan milik. Ia merambah ke mana-manabahkan jadi alasan kolonialisme, ketika orang-orang Eropa berangkat ke benua lain dengan semangat, atau dalih, untuk menjalankan mission civilisatrice.

Dalam keadaan seperti itu, kebudayaan sering dibayangkan untuk bisa jadi sebuah kekuatan alternatif. Terry Eagleton menyebutnya sebagai "oasis nilai-nilai", tapi kiasannya tak tepat benar: menampakkan sesuatu yang tanpa daya dan tanpa gerak. Lebih tepat agaknya bila kebudayaan dianggap mata air nilai-nilai yang oleh peradaban dialihkan alirnya ke danau yang cemar.

Sebab di atas segalanya kita bisa selalu mengingat kembali bagaimana semuanya bermula. Ada kaki yang bergerak di sawah dan tangan yang meraut jorandan kita tahu kaki dan tangan itu bukan otomaton yang hanya bisa mengulang-ulang. Semua menjadi berarti karena ada sesuatu yang baru dan berbeda muncul, sesuatu yang bukan alam tapi dari alam.

Kita lihat patung Cokot yang mengubah sebatang ranting jadi sebuah patung Bali, seakan-akan ia bukan berasal dari sekerat sisa pohon. Kita juga simak imaji laut pada karesansui, taman karang Zen di Kuil Naga yang Damai di Kyoto: laut itu hidup karena gerak imajiner dari pasir.

Keduanya tak ekspansif. Keduanya tak terpisah jauh dari pohon dan debu. Keduanya menyimpan apa yang diam dan dengan demikian mengingatkan: kapitalisme gemuruh di mana-mana, tapi tidak adakah yang tak bisa dipertukarkan?

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

49 detik lalu

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat ditemui di rumah duka ibu mertua di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 20 Februari 2024.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan alasan partainya belum juga jadi mengajukan hak angket kecurangan Pilpres 2024.


Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

4 menit lalu

Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Moga Simatupang. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).


Hasil Red Sparks vs Indonesia All Star 3-2, Megawati Hangestri Cs Berjaya di Indonesia Arena

5 menit lalu

Skuad Dajeon JungKwanJang Red Sparks dalam laga eksibisi melawan Indonesia All Star di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 April 2024. TEMPO/Randy.
Hasil Red Sparks vs Indonesia All Star 3-2, Megawati Hangestri Cs Berjaya di Indonesia Arena

Laga Red Sparks vs Indonesia All Star Diwarnai berbagai kejutan dari para pemain, termasuk pertukaran susunan pemain.


Mengenal Nacho yang Dikabarkan akan Hengkang dari Real Madrid

5 menit lalu

Ekspresi pemain Real Madrid, Nacho, setelah gagal menjebol gawang Atletico Madrid dalam laga lanjutan Liga Spanyol di Santiago Bernabeu, Spanyol, Sabtu, 29 September 2018. Laga tersebut berakhir dengan skor kacamata 0-0. REUTERS/Sergio Perez.
Mengenal Nacho yang Dikabarkan akan Hengkang dari Real Madrid

Nacho Fernandez dikabarkan akan meninggalkan Real Madrid pada akhir musim 2023-2024


Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

8 menit lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.


Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

9 menit lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.


Libur Lebaran, Penumpang Kereta Api Semarang Mencapai 1 Juta

17 menit lalu

Penumpang kereta api di Stasiun Tawang, Semarang (Dok. Istimewa)
Libur Lebaran, Penumpang Kereta Api Semarang Mencapai 1 Juta

Jumlah penumpang kereta api yang berangkat maupun turun di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang di masa Lebaran mencapai lebih 1 juta.


Respons Cak Imin soal Peluang Bertemu Prabowo

20 menit lalu

Ketua Umum PKB yang juga Bakal Calon Wakil Presiden, Muhaimin Iskandar memberikan keterangan kepada awak media terkait pertemuan antara PKB dan NasDem di Gedung DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. Pertemuan tersebut dilakukan setelah koalisi ini mendeklarasikan pasangan Anies-Cak Imin pada pekan lalu. Pertemuan NasDem dan PKB berlangsung secara tertutup untuk membahas rencana pemenangan Anies-Cak Imin. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Respons Cak Imin soal Peluang Bertemu Prabowo

Cak Imin merespons soal adakah rencana pertemuan dengan calon presiden terpilih Prabowo Subianto.


Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

23 menit lalu

Wisata Bahari Kejawanan Cirebon (Instagram/@wbkejawanan)
Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

Selama 11-15 April di libur Lebaran, ada lebih dari 50 ribu wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon.


TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

30 menit lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.