Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warna

Oleh

image-gnews
Iklan

Mandela meninggalkan sebaris kalimat yang terngiang-ngiang meskipun tak selalu tertangkap artinya: "to be free is not merely to cast off one's chains, but to live in a way that respects and enhances the freedom of others."

"Kemerdekaan orang lain," katanya; kemerdekaan liyan yang membawa juga kemerdekaanku.

Ketika Mandela melangkah keluar dari kurungan, ketika orang-orang hitam Afrika Selatan dibebaskan dari penindasan rezim apartheid, ia lepaskan dua hal dari dalam dirinya: sakit hati dan kebencian. Ia akan masih tetap terpenjara, tulisnya, seandainya tak menanggalkan dua hal itu.

Dengan kata lain, di luar penjara itu ia memilih sikap yang melawan semua itu. Ia mencintaijuga mencintai mereka yang pernah membelenggunya.

Saya tak tahu adakah Mandela seorang Kristen. Yang saya tahu agama itudan agama apa puncuma melintas sebentar dalam hidupnya. Tapi ia seakan-akan mengumandangkan apa yang dikatakan Isa Almasih, agar kita mencintai musuh kita, mencintai tetangga kita, mencintai. Tak berbatas.

Mungkin itulah saat ketika ada sesuatu yang universal mengubah Mandela, dan kita mendapatkan inspirasinyadan perjuangan kemerdekaan akan palsu jika hanya perjuangan untuk kaum sendiri.

Terbitnya kesadaran tentang yang universal itu mungkin sebuah nostalgia: kita ingin kembali ke sebuah masa ketika permusuhan belum terjadi, bendera belum dipasang, dan identitas "kami" dan "mereka" belum ditegaskan.

Tapi kesadaran itu juga bisa berupa sebuah agenda buat masa depan.

Tak ada transformasi yang lebih radikal dalam dua abad terakhir ini ketimbang yang tampak dalam perjuangan pembebasan Afrika. Kolonialisme bukan saja eksploitasi ekonomi dan penindasan politik, tapi juga pengukuhan rasialisme yang paling brutal: di benua itu, sejumlah manusia tak cuma ditaklukkan; mereka juga dipisahkan sebagai himpunan makhluk yang ditakdirkan Tuhan lebih rendah, sebagai subhuman, karena warna ras mereka lain, tak "putih". Berabad-abad lamanya mereka juga dibuat percaya bahwa posisi mereka adalah hakikat diri mereka.

Maka menakjubkanbetapa radikal!ketika Mandela justru membuktikan bahwa manusia yang tak "putih" itu tidak saja sanggup membebaskan diri, tapi juga membangun sesuatu yang gagal dicapai Pencerahan Eropa: kemanusiaan yang universal.

Di Kamboja, di bawah komunisme Pol Pot, revolusi dan kemenangan "kaum yang lapar" diikuti dengan pembersihan dan pembunuhan musuh secara besar-besaran. Dalam perjuangan itu Marxisme-Leninismeanak kandung Pencerahan Eropa yang ingin membebaskan manusiamuncul dengan agenda pembantaian. Dengan kata lain, tak berbeda jauh dari militerisme yang mau membawa "modernisasi" di Indonesia. Liyan yang hadir di ruang kita adalah musuh kita. Humanisme universal harus ditampik.

Betapa beda dengan apa yang terjadi di Afrika Selatan. Meskipun Mandela bukanlah mukjizat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia tak datang tiba-tiba. Sebelum dia, tapi tak seberhasil dia, adalah Frantz Fanon, pemikir dan aktivis antikolonialisme, antirasisme, seorang kelahiran Martinique yang merasa diri jadi bagian dari Aljazair yang berjuang melawan penjajahan Prancis.

Ia menulis Peau Noire, Masques Blancs ("Kulit Hitam, Topeng Putih"), sebuah risalah yang tajam, bergelora, cemerlang. Di salah satu babnya kita temui Mayotte Capecia. Perempuan ini menulis sebuah otobiografi, Je suis Martiniquaisesatu contoh bagaimana seorang wanita kulit "berwarna" memposisikan dirinya di masyarakat kolonial yang terbelah.

Mayotte mengikuti pembelahan itu dengan sepenuh hati. Ia memilih suaminya bukan karena lelaki itu ganteng, melainkan karena matanya biru, rambutnya pirang, kulitnya putih. Baginya dunia adalah bangunan yang terdiri atas dua kubu, hitam dan putihsebuah pandangan yang 100% bersifat Manikhean, veritable conception manicheiste du monde, kata Fanon. Bagi Mayotte,

Aku putih: artinya aku memiliki kecantikan dan kebajikan, yang tak pernah berwarna hitam. Aku warna cahaya siang.

Aku hitam: aku wujud perpaduan dengan dunia, saling suka dan saling mengerti dengan bumi, ego yang dilepaskan dalam jantung kosmos. Aku benar-benar sinar matahari di bawah tanah.

Apa yang kemudian jadi agenda Fanon adalah membuat bangunan Manikhean di kepala Mayotte Capecia itu jadi basis teori perlawanan. Si Hitam harus menegaskan bedanya. Ia harus menarik garis menghadapi si Putih. Perjuangan sengit perlu jelas bedakan "kawan" dari "lawan". Bahkan kekerasan adalah cara yang sahsatu hal yang ditegaskan Jean-Paul Sartre dalam pengantarnya yang berapi-api untuk buku Fanon yang lain, Les Damnes de la Terre. Sebab kekerasan, kata Sartre, seperti lembing Achilles: dapat menyembuhkan luka yang ditorehnya.

Saya tak yakin Sartre benar di sini. Hidup enak di Paris ia tak pernah menyaksikan bom meledak dan korban jatuh dari dekat, kekerasan yang tak jarang memicu pertumpahan darah baru. Ia juga tak menyebut adakah kekerasan yang dilakukan sebuah rezim terhadap mereka yang lemah juga seperti lembing Achilles.

Tapi dalam hal lain Sartre benar: perjuangan antikolonial yang diserukan Fanon membuat orang-orang Eropa mengalami "dekolonisasi" dalam diri mereka. Mereka digertak dan terbangun.

Tak boleh dilupakan, Fanon sendiri menghendaki dekolonisasi seperti itu, hingga datang manusia baru yang tak lagi terpisahkan dinding dua atau lebih dari dua warna.

Mandela menunjukkan, dekolonisasi itu juga terjadi dalam dirinya. Tentu dunia baru belum sepenuhnya terhampar. Ia memang telah menaklukkan sebuah bukit besar. Tapi di hadapan itu masih banyak bukit lain.

Juga setelah ia, Mandela, beristirahat.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siti Nurhaliza akan Menggelar Konser dengan Tajuk Cinta di Awan, Simak Jadwalnya!

20 menit lalu

Siti Nurhaliza. Foto: Instagram.
Siti Nurhaliza akan Menggelar Konser dengan Tajuk Cinta di Awan, Simak Jadwalnya!

Penyanyi Malaysia, Siti Nurhaliza mengabarkan akan menggelar konser di Arena of Stars, Genting Highlands.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

1 jam lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Key SHINee Bakal Konser di Jakarta, Begini Perjalanan Kariernya

2 jam lalu

Key SHINee. Foto: Instagram.
Key SHINee Bakal Konser di Jakarta, Begini Perjalanan Kariernya

Key SHINee, mengumumkan akan menggelar konser solo di Indonesia pada 20 Juli 2024 mendatang.


Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

2 jam lalu

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono di depan Istana Merdeka, kawasan Jakarta Pusat, Senin, 8 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia.


Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

2 jam lalu

Logo Tesla. Istimewa
Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

Tesla akan terus mengembangkan robotaksis self-driving, yang dikembangkan dari platform kecil, yang akan digunakan untuk mobil listrik murah Tesla.


Sonic The Hedgehog 3: Keanu Reeves Pengisi Suara Karakter Shadow?

3 jam lalu

Film Sonic The Hedgehog 2. antaranews.com
Sonic The Hedgehog 3: Keanu Reeves Pengisi Suara Karakter Shadow?

Aktor Keanu Reeves dikabarkan akan menjadi pengisi suara peran Shadow di Sonic The Hedgehog 3


Beli Tiket Konser Sheila On 7, Simak 4 Hal Ini

3 jam lalu

Sheila on 7 akan menggelar konser 'Tunggu Aku di' 5 kota besar Indonesia. Dok. Antara Suara
Beli Tiket Konser Sheila On 7, Simak 4 Hal Ini

Kota pertama konser Sheila On 7 di Samarinda pada Sabtu, 27 Juli 2024


Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

3 jam lalu

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono, saat menggelar konferensi pers kejahatan multidimensi oleh KM MUS asal Juwana, Pati, di Pangkalan PSDKP Tual, Maluku, Rabu, 17 April 2024. Dok. Humas Ditjen PSDKP KKP
Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

ABK yang lari dari kapal ikan asing loncat ke laut dan berenang sejauh 12 mil. Satu tak selamat.


PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

3 jam lalu

 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) milik PLN di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Erwan Hartawan
PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

Penyediaan SPKLU itu merupakan bentuk dukungan PLN terhadap uji coba 5 unit Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Listrik di Kota Bogor (Alibo).


Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

3 jam lalu

Ilustrasi Pemerkosaan. shutterstock.com
Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.