Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Religio

Oleh

image-gnews
Iklan

Agama adalah monster: beberapa dasawarsa menjelang kelahiran Isa Almasih, Lucretius, penyair dan pemikir Romawi, menggambarkan religio sebagai makhluk mengerikan yang menindas manusia.

di seluruh negeri,
hidup manusia rusak terlindas
di bawah beban berat agama,
yang menampakkan kepalanya,
dari lapis langit,
mengancam manusia yang fana
dengan wajah yang menakutkan.

Lucretius menuliskan itu di pembukaan De Rerum Natura ("Tentang Kodrat Benda-benda"). Ia menuliskannya ketika Republik Romawi berkecamuk oleh revolusi dan kontrarevolusi, tahun 145-130 sebelum Masehi.

Sampai hari ini, kita hampir tak tahu apa-apa tentang Lucretius, kecuali karyanya itu. Kita hanya bisa memperkirakan bagaimana suasana dalam periode yang disebutnya sebagai "masa rusuh tanah air kita" itu, dan bagaimana agama berperan.

De Rerum Natura menggambarkan betapa gelap dan gairahnya hasrat manusia untuk masyhur dan berkuasa-gelap dan sia-sia. Seraya orang-orang mendaki ke puncak kehormatan, mereka selalu dalam bahaya. "Rasa iri, bagaikan sambaran petir, terkadang melontarkan mereka dari puncak hingga terperosok ke dasar Tartarus yang busuk."

Dalam pandangan Lucretius, ambisi dan kecemburuan itu akan berakhir ke titik yang kosong. Sisyphus membawa batu berat itu ke puncak, tapi tiap kali batu itu terlontar kembali ke kaki gunung. Tiap kekuasaan-seperti ditunjukkan dalam sejarah Romawi-segera berakhir.

Maka manusia, kata Lucretius, jika harus memilih, sebaiknya "tinggal diam", ketimbang punya kuasa dan mahkota.

Yang hendak ditawarkan Lucretius sebenarnya ajaran Epicurus, seorang pemikir Yunani yang dikaguminya. Bagi Epicurus, tujuan hidup adalah kenikmatan, dalam arti yang khusus: kenikmatan yang tenang tenteram, justru dengan cara meniadakan hasrat yang berlebihan.

Tapi manusia takut. Ia takut mati. Dalam ketakutan itu-ketakutan yang tak berdasar, sebab mati harus diterima sebagai bagian dari hidup-orang-orang menghimpun harta, kalau perlu dengan "pertumpahan darah di antara sesama warga". Dengan rakus mereka "menggandakan kekayaan", "menumpuk pembantaian di atas pembantaian".

De Rerum Natura-yang terdiri atas enam buku-ditulis dengan keinginan untuk membebaskan zamannya dari semua itu. "Kita harus mengusir ketakutan dalam jiwa ini, kegelapan ini," tulis Lucretius, "bukan dengan sinar surya atau anak panah hari yang bercahaya, melainkan dengan nalar dan tatapan alam."

Memakai nalar, menelaah alam: Lucretius, sebagaimana Epicurus, adalah pendahulu ilmu modern dan filsafat "serba-zat". Ia menjelaskan terjadinya wabah-yang dilukiskan dengan sangat mengerikan di Buku VI-bukan sebagai tulah dari langit, melainkan akibat "partikel-partikel yang beterbangan sekitar manusia yang membawa penyakit dan kematian". Baginya, yang ada hanya "atom dan kehampaan", zat dan ruang. Atom tak bisa dihancurkan; tiap kehancuran sebenarnya hanya perubahan bentuk. Atom (Lucretius menyebutnya dengan primordia, elementa, atau semina) saling bertaut membentuk kombinasi yang tanpa henti, dan bergerak terus-menerus, tanpa wujud akhir yang disiapkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maka kematian bukanlah titik putus. Tak ada akhirat. Neraka ada di dunia ini sebagai akibat kebodohan dan keserakahan. Surga ada di dunia dalam bentuk sapientum templa serena, "kuil-kuil tenteram para aulia".

Dari sajak panjangnya, bisa dilihat Lucretius bukan seorang atheis. Tapi baginya Tuhan, atau dewa-dewa, tak terlibat dengan hidup kita. Mereka bukan pencipta makhluk, bukan sebab-musabab kejadian. Alam menjalankan roda hidupnya sendiri. Maka tak ada gunanya bersikap salih seperti yang dilembagakan agama:

"Kesalihan bukan karena kita sering menundukkan kepala yang bercadar ke arah batu-batu," demikian tertulis dalam De Rerum Natura. "Bukan karena kita menghampiri semua altar, bukan dengan bersujud di kuil para dewa, bukan pula karena kita membasahi altar dengan darah hewan korban." Kesalihan adalah kesanggupan kita menatap semua hal "dengan pikiran yang damai".

Pikiran yang damai itu-dengan menghalau "teror dan kemuraman jiwa"-tumbuh bila manusia bisa menangkis "ancaman nabi-nabi". Lucretius menyatakan bahwa ia menulis De Rerum Natura untuk "membebaskan pikiran manusia dari belenggu agama yang menjerat".

Dengan sikap yang seperti itu, tak mengherankan bila berabad-abad kemudian, setelah teks De Rerum Natura ditemukan pada tahun 1417, muncul tangkisan demi tangkisan, terutama dari Gereja Katolik. Tapi tak mengherankan pula bila pandangannya disambut orang di zaman "Pencerahan", yang merayakan kemerdekaan berpikir-sebuah zaman yang, seperti dikatakan Kant, didukung Frederick II. Penguasa Prusia ini, yang berteman dengan Voltaire, berkata pada tahun 1741: agama adalah "monster kuno".

Tapi agama tak mati-mati. Mungkin karena tak seluruhnya Lucretius benar bahwa agama "mengarahkan manusia ke dalam mala dan kekejian". Mungkin karena proyek pencerahan Lucretius gagal.

Pada tahun 1771 Voltaire mengarang surat-menyurat imajiner yang membicarakan penyair Romawi itu. Di sana disebutkan Lucretius mati bunuh diri. Kita ingat De Rerum Natura yang dibuka dengan semangat berpendar-pendar diakhiri dengan deskripsi suram tentang Athena yang kena sampar. Sang filosof tak kunjung menemukan "kuil-kuil tenteram para aulia". Yang ia lihat hanya neraka: kebodohan, kerakusan. Meskipun sesekali ada secercah kemerdekaan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Ini Alasan Jokowi Enggan Bahas Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport, meski Kehilangan Rp30 T

16 menit lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan rombongan berkunjung ke Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, 1 September 2022. Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, terletak di ketinggian 3.325-4.285 meter di atas permukaan laut (mdpl). Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Alasan Jokowi Enggan Bahas Perpanjangan Ekspor Konsentrat Freeport, meski Kehilangan Rp30 T

Presiden Jokowi tidak akan membahas perpanjangan izin konsentrat tembaga PT Freeport, meskipun direkturnya mengingatkan bisa kehilangan Rp30 triliun


Kemenhub Sebut Potensi Pemudik Capai 193,6 Juta Orang Tahun Ini

46 menit lalu

Sejumlah penumpang angkutan kapal laut tujuan Tanjung Priok, Jakarta menunggu keberangkatan di terminal keberangkatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu 27 Maret 2024. PT Pelni (Persero) Cabang Batam menyiapkan tiket mudik lebaran gratis sebanyak 1.172 lembar untuk kuota keberangkatan 27 Maret, 7 dan 13 April 2024 menggunakan KM Kelud kelas ekonomi rute Batam-Belawan, Sumatera Utara dan Batam-Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Kemenhub Sebut Potensi Pemudik Capai 193,6 Juta Orang Tahun Ini

Angka tersebut meningkat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat pada musim mudik lebaran 2023, yakni 123,8 juta orang.


Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

46 menit lalu

Presiden Joko Widodo memberi sambutan usai meresmikan pembangunan pabrik Smelter PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 Desember 2021. Pembangunan smelter milik PT. VDNI merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi di kawasan tersebut mencapai Rp47 triliun dan sampai saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 16.515 orang. ANTARA FOTO/Jojon
Ini Taktik Jokowi Melawan Larangan Ekspor Bijih Nikel oleh WTO

Jokowi akan menggunakan taktik mengulur-ulur waktu untuk melawan larangan hilirisasi nikel oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)


Apresiasi Polda Metro Hentikan Kasus Aiman Witjaksono, IPW Singgung Pemeriksaan Ratusan Kades di Jateng

1 jam lalu

Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono saat menghadiri sidang Praperadilan soal penyitaan barang bukti ponsel dalam kasus dugaan 'Polisi Tak Netral' di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 27 Februari 2024. Hakim tunggal menolak seluruh gugatan praperadilan yang diajukan Aiman Witjaksono soal penyitaan ponsel dalam kasus dugaan 'polisi tak netral' dan menyatakan penyitaan ponsel itu tetap sah. TEMPO/M Taufan Rengganis
Apresiasi Polda Metro Hentikan Kasus Aiman Witjaksono, IPW Singgung Pemeriksaan Ratusan Kades di Jateng

IPW mengapresiasi Polda Metro Jaya karena menghentikan kasus Aiman Witjaksono soal polisi tidak netral pada pemilu 2024.


Polisi Belum Mau Buka Identitas Mahasiswa Pelapor Kasus TPPO Ferienjob: Masih Dilindungi dan Diperiksa

1 jam lalu

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko memberikan keterangan pers di lingkungan Markas Besar Polri pada Rabu, 6 Maret 2024. Tempo/ Adil Al Hasan
Polisi Belum Mau Buka Identitas Mahasiswa Pelapor Kasus TPPO Ferienjob: Masih Dilindungi dan Diperiksa

Dugaan TPPO di balik program ferienjob ini bermula dari pengaduan empat mahasiswa ke KBRI di Jerman.


Tidak Ajukan Eksepsi, Dirut PT Sansaine Exindo Terima Dakwaan Rugikan Negara Rp 8 Triliun di Kasus Korupsi BTS 4G

1 jam lalu

Suasana sidang lanjutan kasus korupsi proyek pengadaan BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo di PN Jakarta Pusat pada Selasa, 28 November 2023. Jaksa penuntut umum menghadirkan tujuh orang saksi untuk terdakwa Windi Purnama dan Muhammad Yusrizki Muliawan. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Tidak Ajukan Eksepsi, Dirut PT Sansaine Exindo Terima Dakwaan Rugikan Negara Rp 8 Triliun di Kasus Korupsi BTS 4G

Kuasa hukum Dirut PT. Sansaine Exindo, Jemy Sutjiawan menyatakan menerima dakwaan dan tidak mengajukan eksepsi di kasus korupsi BTS 4G.


Tim Hukum AMIN Duga Jokowi Gerakkan Para Menteri Menangkan Prabowo-Gibran, Ini Jejak Mereka

1 jam lalu

Petugas kepolisian bersenjata melakukan pengamanan disekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa 26 Maret 2024.  Satu hari jelang sidang perdana sengketa perselisihan hasil Pemilu 2024 pada hari Rabu 27 Maret 2024, pengamanan gedung MK diperketat.  TEMPO/Subekti.
Tim Hukum AMIN Duga Jokowi Gerakkan Para Menteri Menangkan Prabowo-Gibran, Ini Jejak Mereka

Presiden Joko Widodo disebut-sebut Tim Hukum AMIN menggerakkan atau membiarkan menteri di kabinetnya kampanyekan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

1 jam lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,


Polisi Beberkan Modus dan Bukti Pemalsuan BBM di 4 SPBU Tangerang, Jakarta, dan Depok

2 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan), memberikan keterangan tentang pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menjadi Pertamax di empat SPBU, di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Polisi Beberkan Modus dan Bukti Pemalsuan BBM di 4 SPBU Tangerang, Jakarta, dan Depok

Bareskrim Polri mengungkap modus dalam kasus pemalsuan bahan bakar minyak atau BBM Pertamax yang libatkan empat tangki pendam di 4 SPBU.