DEXTER
Kreator: Melissa Rosenberg, Daniel Cerone, Clyde Phillips
Pemain : Michael C.Hall, Jennifer Carpenter, James Remar
Kita harus menyingkirkan segala logika dan perangkat moralitas untuk bisa menikmati serial ini. Di pagi hari, Dexter Morgan (Michael C.Hall) adalah seorang ahli forensik di Kepolisian Miami Dade yang sangat diperhitungkan. Analisisnya tentang cipratan darah selalu menjadi andalan polisi sebagai bukti penting untuk pemburuan sang pembunuh. Pada malam hari, tentu saja diam-diam, Dexter adalah seorang pembunuh berantai yang mengiris organ tubuh korbannya dan melemparnya ke dasar laut. Tetapi, korban-korban Dexter adalah pilihan: kriminal yang jelas bersalah tetapi selalu saja
lolos dari sistem hukum.
Tetapi bukan hanya karena Dexter Morgan adalah seorang vigilante modern yang memuaskan rasa jengkel kita yang menyaksikan penjahat dan koruptor yang berkeliaran seenaknya; tetapi serial ini juga memberi kisah masa kecil Dexter yang luar biasa gelap sebagai “penjelasan” asal usul psikopat sang tokoh kita. Sedikit demi sedikit, sembari menikmati problem kriminal yang tengah dihadapi sekarang, kita juga disajikan kisah Dexter kecil ketika dia menjadi saksi pembantaian ibunya. Polisi yang
menyaksikan malam berdarah itu, Harry Morgan (James Remar) kemudian mengangkat Dexter menjadi puteranya. Melalui serangkaian adegan kilas balik kita selalu bertemu dengan Harry yang prihatin menyaksikan pertumbuhan Dexter yang memiliki “lubang” dalam hatinya. Menyadari anak angkatnya tak mampu merasakan apapun—dan berpotensi menjadi psikopat di masa yang akan datang—Harry perlahan mendidik Dexter untuk menyalurkan agresinya ke tempat yang lebih berguna: berburu binatang (dan kelak Dexter mengubah targetnya: berburu penjahat).
Mengapa penonton malah berpihak pada seorang pembunuh berantai seperti Dexter? Meski dikatakan dia tak memiliki perasaan, sebetulnya serial ini tetap memperlihatkan kontradiksi psikologis Dexter. Dengan sisi kejinya itu, ternyata kita melihat Dexter yang sangat setia pada kekasihnya (yang kemudian menjadi isteri), Rita Bennet dan kedua anak Rita dari perkawinan sebelumnya. Dexter juga sangat loyal pada adik angkatnya,
Debra Morgan (Jennifer Carpenter) yang berprofesi sebagai polisi dan berambisi menjadi detektif. Justru hubungan Dexter dengan orang-orang disekelilingnya termasuk dengan kawan sejawatnya, Letnan Maria Laguerta (Lauren Velez) dan Sersan Angel Batista (David Zayas) itu yang membuat Dexter tetap nampak seperti “manusia normal” yang patut dikasihi. Ketika malam hari dia memburu para penjahat dan menggergaji mereka hingga darahnya menyemprot ke seluruh penjuru, kita kemudian menyadari bahwa ini
bagian hitam Dexter yang tak ingin kita intip.
Kelebihan cerita serial ini adalah di setiap musim tayang, Dexter dipertemukan dengan seorang pembunuh berantai yang jauh lebih berbahaya dan keji daripada dia. Kita jadi ikut bersitegang menyaksikan Dexter memburu pembunuh berantai itu, sekaligus harus menghapus jejak kriminalinya sendiri.
Serial yang sudah mencapai musim tayang empat dalam bentuk DVD—dan akan
mulai musim tayang lima bulan September mendatang sudah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan televisi. Tentu saja karena serial ini melibatkan kekerasan dan adegan berdarah yang hiperbolik, ini hanya bisa disaksikan mereka yang sudah dewasa.
Jika serial ini memiliki penggemar fanatik dan bertahan terus menerus hingga kini, bukan saja karena skenarionya yang masih saja berhasil menjaga ketegangan dan seni peran Michael C.Hall sebagai Dexter Morgan. Serial ini adalah saluran frustrasi penonton yang juga merasa jengkel dengan penjahat yang masih saja berkeliaran dengan nyaman di sekeliling
kita.
Leila S.Chudori