Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melankolia

Oleh

image-gnews
Iklan

Sejarah Indonesia (dan agaknya bukan hanya sejarah Indonesia) bermula dari euforia dan berlanjut dengan melankolia. Revolusi 1945 dimulai dengan proklamasi yang yakin meskipun di tengah ketidakjelasan apa yang harus dilakukan. Tapi pada akhir 1950-an, euforianya hilang di jalan. Maka di tahun 1958 Bung Karno membuat manifesto yang menyatakan "menemukan kembali Revolusi"meskipun ternyata "revolusi", ketika ia ditemukan lagi, tak mungkin sama dengan yang dahulu. Demikian juga Reformasi 1998: perubahan ini dengan mengesankan memulihkan demokrasi yang sesat di jalan selama 40 tahun, tapi hampir dua dasawarsa semenjak itu, orang berkeluh-kesah lagi.

Barangkali euforia mendorong kita untuk lupa bahwa ada yang statis dalam yang bergerak majusatu hal yang tampaknya tak mudah diatasi, dan yang bukan cuma dalam sejarah Indonesia. Gunter Grass pernah menulis tentang "kemandekan dalam kemajuan" yang dimuat dalam Aus dem Tagebuch einer Schnecke (saya baca versi Inggrisnya, From the Diary of a Snail)dan ia menggunakan siput sebagai kiasan. Baginya, schnecke, siput, adalah jalan yang pelan, yang membosankan (kecuali bagi si siput sendiri), tapi bagaimanapun itulah langkah-langkah perubahan.

Di akhir 1960-an itu, sekitar sepuluh tahun sebelum ia mendapatkan Hadiah Nobel untuk Kesusastraan, Grass aktif berkampanye untuk Partai Sosial Demokrat. Dan orang tahu apa yang ditawarkan sebuah partai dengan agenda sosial-demokrasi: hasrat untuk perubahan besar, dari rasa keadilan yang dilukai, tapi semua harus terjadi tanpa revolusi. Biar lambat, asal tak segera tamat. Biar siput, asal berlanjut.

Dengan itu Grass membedakan diri dari kalangan radikal sayap kiri yang mendesakkan transformasi sosial dari akar-akarnya. Ia tak ingin terjebak dalam gambaran masa depan yang demikian sempurna sehingga harus dicapai dengan mengorbankan apa punsebab itu sebuah agenda yang umumnya berakhir dengan kekecewaan.

"Hanya mereka yang tahu dan menghargai kemandekan dalam kemajuan," tulisnya, "yang pernah sekali atau lebih dari sekali menyerah, yang pernah duduk di atas cangkang siput dan mengalami sisi gelap utopia, hanya mereka itu yang dapat menilai kemajuan."

Seorang sosialis yang ingin perubahan tapi sekaligus juga seorang demokrat yang tak hendak jadi diktator perubahan adalah seorang yang telah menyaksikan hubungan antara utopia dan melankolia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Grass berbicara tentang melankolia ketika ia, semasa kampanye di awal 1970-an itu, diminta berceramah di Nrnberg untuk memperingati Albrecht Drer.

Ia mengambil sebuah kartu pos berisi reproduksi dari litograf karya perupa abad ke-16 itu, Melencolia I. Drer melukisnya 500 tahun yang lalu: sosok perempuan bersayap yang duduk merenung di antara benda dan suasana yang penuh teka-teki sampai hari ini. Mungkin ia seorang malaikat yang beristirahat. Mungkin ia jenius yang sedang berhenti ketika tengah memecahkan sebuah problem. Yang jelas, di sekitarnya berserakan martil, alat-alat kerja, hewan yang terenyak, bujur sangkar geometris bertulisan angka-angka.

Agaknya bagi Grass, kombinasi dan kontras itu hendak dipakai Drer sebagai penanda: makhluk itu perkasa tapi murung. "Sebagaimana kita sekarang, ia melihat batas dari zamannya." Makhluk bersayap itu ingin mampu mencapai yang diidamkannya, tapi ternyata tak sepenuhnya. Ada utopia, setelah itu melankolia. Melankolia dan utopia, kata Grass, saling menyuburkan.

Seorang teman, Taufik Rahzen, menyarankan kepada saya agar mencoba melihat suasana dalam karya Drer yang dibahas Grass itu dalam hubungannya dengan politik di Indonesia. Saya kira ia tak mengada-ada. Demokrasi, seperti ditunjukkan Grass, juga seperti bisa kita saksikan di sini, hidup di antara melankolia dan utopia. Demokrasi bisa diartikan sebagai sebuah prosedur yang teratur, pemilihan umum dan pergantian pengurus kenegaraan yang dilakukan secara ajek. Tapi proses yang "itu-itu juga" itu menunjukkan bahwa perubahan harus selalu dilakukan lagi: seperti statis, tak pernah dramatis. Sering dilupakan, prosedur itu dulu dilahirkan dari hasrat yang intens untuk perubahan yang tak setengah-setengah, seperti makhluk bersayap yang hendak terbang, seperti jenius yang hendak memecahkan soal yang paling sulit.

Makhluk itu, jenius itu, seperti dalam karya Drer, akhirnya terduduk. Dan kita, seperti Grass, akan "berdiri tak bergerak di tengah kemajuan". Tapi sementara itu kita tahu, betapa murungnya untuk harus sabar seperti mengikuti siput.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-30: Barito Putera vs PSIS 0-0, Madura United vs PSS 0-0, PSM vs Borneo FC 1-1

5 menit lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-30: Barito Putera vs PSIS 0-0, Madura United vs PSS 0-0, PSM vs Borneo FC 1-1

Hasil Liga 1 pada Jumat, 29 Maret 2024, menampilkan tiga pertandingan pekan ke-30 yang semuanya berakhir seri.


Hasil Liga 1: PSM Makassar vs Borneo FC 1-1, Pesut Etam Tak Terkalahkan dalam 18 Laga Terakhir

18 menit lalu

PSM Makassar sata bertanding melawan Borneo FC Samarinda dalam BRI Liga 1. FOTO/vidio.com
Hasil Liga 1: PSM Makassar vs Borneo FC 1-1, Pesut Etam Tak Terkalahkan dalam 18 Laga Terakhir

Hasil imbang 1-1 di kandang PSM Makassar ini, memutus delapan kali kemenangan beruntun Borneo FC di Liga 1.


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

25 menit lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Sayuran Ini Layak Dimakan Setiap Hari karena Manfaat Supernya

30 menit lalu

Ilustrasi sop kembang kol. shutterstock.com
Sayuran Ini Layak Dimakan Setiap Hari karena Manfaat Supernya

Buat yang mau memperbanyak makan sayuran, kembang kol bisa jadi pilihan karena kaya nutrisi bermanfaat seperti serat, vitamin C, vitamin K, dan kolin.


Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

32 menit lalu

Seorang warga sedang memotret mural Usmar Ismail yang berada di Janjang 40, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Jumat, 29 Maret 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

Hari Film Nasional 2024 digelar dengan mendatangi tempat-tempat yang penuh kenangan bagi Usmar Ismail di Kota Bukittinggi.


Nasi Liwet Solo, Menu Sahur Praktis yang Dapat Dicoba

35 menit lalu

Nasi liwet bisa menjadi ide buka puasa/Foto: Doc. Frisian Flag
Nasi Liwet Solo, Menu Sahur Praktis yang Dapat Dicoba

Salah satu menu yang dapat dicoba adalah menu nasi liwet Solo apabila ingin menjadikannya sebagai menu sahur, dapat dicoba.


Menhub Budi Karya Bicara soal Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menjelang Lebaran: Follow the Rule

40 menit lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kesiapan pesawat dan bandara menjelang mudik Lebaran 2024 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Jumat, 29 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Menhub Budi Karya Bicara soal Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menjelang Lebaran: Follow the Rule

Menhub Budi Karya Sumadi menegaskan akan menindak maskapai penerbangan yang ketahuan menaikkan tarif tiket pesawat melebihi tarif batas atas.


Potongan Pajak THR 2024 Naik, Begini Perbandingan Hitungan Lama dan Baru

47 menit lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Pexels
Potongan Pajak THR 2024 Naik, Begini Perbandingan Hitungan Lama dan Baru

Potongan pajak atas tunjangan hari raya (THR) dan bonus ramai dikeluhkan oleh masyarakat. Pasalnya, potongan pajak keduanya lebih besar dari tahun lalu.


Pakar Hukum Sebut MK Bisa Panggil Presiden Jokowi untuk Klarifikasi Tudingan Tak Netral di Pilpres 2024

53 menit lalu

Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan pangan atau bansos beras kepada masyarakat penerima manfaat di Kompleks Pergudangan Bulog Kampung Melayu, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu, 20 Maret 2024. Foto Sekretariat Presiden
Pakar Hukum Sebut MK Bisa Panggil Presiden Jokowi untuk Klarifikasi Tudingan Tak Netral di Pilpres 2024

kesempatan itu bisa digunakan Presiden Jokowi untuk membela diri dan membuktikan dirinya tidak terlibat dalam kecurangan yang dituduhkan.


Sah, Kepala Desa Bisa Menjabat 8 Tahun

57 menit lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyerahkan pandangan pemerintah soal RUU Desa kepada Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Rapat Paripurna ke-14 Masa Persidangan IV tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. DPR RI mengesahkan revisi Undang-Undang (RUU) tentang Desa menjadi Undang-Undang (UU) dengan salah satu poinnya perpanjangan masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun dan maksimal dua periode. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sah, Kepala Desa Bisa Menjabat 8 Tahun

Salah satu perubahan penting adalah ketentuan masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun dengan batas maksimal dua kali masa jabatan