Kreator : Darlene Hut
Pemain : Laura Linney, Oliver Platt, Reid Scott, Phyllis Sommervile
Di sebuah perumahan suburban Minesotta, kata melanoma menjadi sebuah humor gelap. Cathy Jamieson (Laura Linney) baru saja mengetahui ia mendeirta kanker kulit stadium empat. Dan sejak hari itu, hanya dia dan sang dokter Todd Mauer (Reid Scott), oncologist muda tampan, yang mengetahui bahwa hidup Cathy hanya sekitar enam bulan lagi.
Karena Cathy sangat mandiri dan sukar mengekspresikan kesulitan pribadi, dia malah mengatasi sisa hidupnya yang singkat dengan cara yang ganjil: dia mengusir suaminya, Paul Jamison (Oliver Platt),seorang lelaki tambun yang jenaka, kekanak-kanakan dan sepanang hidup perkawinannya selalu harus diurus isterinya. Dia mendadak saja ingin mengabdikan waktu untuk putera remaja mereka, Adam Jamison yang bertingkah seperti umumnya remaja: malas untuk terlihat mesra dengan orang-tua, ebih suka bergerombol dengan kawan-kawan seuisanya (daripada nimbrung dalam acara keluarga) dan oh…yah, tentu saja mereka sudah tertarik pada lawan jenis.
Kanker yang menggerogoti ini menjadi rahasia besar Cathy, tetapi secara taks engaja diketahui tetangga depan rumah, nenek Marlene (Phyllis Sommervile) yang segera menebak penyakit Cathy karena anjingnya, Thomas selalu saja rajin mengendus tubuh Cathy (konon, menurut Marlene yang suaminya wafat digerogot kanker, anjing bisa mendeteksi penderita kanker). Setelah hubungan yang berisi salling bertukar komentar pedas, kedua perempuan ini malah menjadi sahabat terbaik.
Serangkaian keputusan Cathy yang kacau: berselingkuh dengan pria lain; bersahabat dengan seorang murid yang tambun; membangun hubungan kembali dengan abangnya, seorang pembangkanng apa saja yang berbau korporat dan pemerintah (dan mengais makanan dari sampah) itu seperti sebuah upaya ‘pelarian’ karena dia merasa kemoterapi adalah sebuah kesia-siaan.
Kematian yang sudah begitu dekat diperlakukan dengan kejenakaan yang ganjil. Mungkin ini terlalu aneh, tetapi mungkin itu sebuah terapi gaya baru. Kanker hingga kini sebuah momok abadi; karena kita hanya bisa bertahan (jika ditemukan cukup dini) dan belum bisa memerangi dengan tuntas.
Laura Linney adalah sebuah magma yang meledak di layar lebar, apalagi di kotak televisi yang begitu kecil untuk pribadi yang besar. Kita tak akan pernah paham mengapa dia bersikeras untuk tidak memberitahu orang-orang terdekatnya, karena secara logis justru mereka yang paling berhak mengetahuinya. Tetapi bagi dia,jauh lebih mudah untuk ngoceh soal penyakitnya pada orang asing ketimbang pada suami dan anaknya. Serial ini,yang langsung saja mendapatkan sambutan hangat dari penonton dan kritikus, lebih menceritakan drama hidup daripada soal ganasnya kanker seperti yang biasa ditampilkan dalam film-film Hollywood umumnya.
Meski serial ini sebuah cerita yang dikisahkan dengan lincah, terkadang tidak realistik dan sengaja mengejek rutinitas hidup suburban yang begitu ‘normal’ dan monoton, tokoh Cathy menjadi seorang sosok penuh warna yang menghidupkan dan menghapus kepedihan mereka yang tahu usianya sudah di ambang mata.
Akhir dari musim tayang satu, adalah saat athy akhirnya harus berterus terang kepada suaminya dan anaknya. Adegan terdahsyat adalah ketika Adam menemukan gudang yang penuh dengan tumpukan hadiah untuk dia—hadiah Natal , Ulangtahun, wisuda, perkawinan dan seterusnya—yang menandakan bahwa saat dia membukanya, sang ibu sudah tak ada. Di sanalah Adam, sang remaja yang menjnegjkelkan,yang sering terlihat acuh tak acuh dan tak peduli pada sang ibu itu runtuh habis-habisan. Kita melihat seorang anak remaja yang menjelma menjadi manusia biasa yang mempunyai hati.
Leila S.Chudori