Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sa'aman

Oleh

image-gnews
Iklan

Sa'aman membunuh Kopral Paijan. Ia membunuh ayahnya sendiri. Novel Keluarga Gerilya Pramoedya Ananta Toer menuturkan kisah dramatis itu: seorang gerilyawan dalam perang revolusi tertangkap pasukan Belanda dan menunggu hukuman matinya. Dengan ikhlas. Ia begitu yakin tujuan perjuangannya hingga ia anggap adil menghukum mati ayahnya sendiri: Kopral Paijan bekerja untuk tentara pendudukan. "Revolusi menghendaki segala-galanya," katanya.

Demikian hebatnya revolusi. Kemanusiaanku kukorbankan. Kupaksa diriku menjalani kekejaman dan pembunuhan agar orang yang ada di bumi yang kuinjak ini tak perlu lagi berbuat seperti itu.

Bisakah ia dikutuk? Bisakah ia dimaafkan? Dalam konfrontasi manusia dengan dunia yang dirundung mala dan cita-cita, tiap agenda besar-revolusi, perjuangan pembebasan, atau penegakan keadilan-akan kepergok pilihan yang sulit ini: jika untuk membuat hidup lebih bersih kau harus menggunakan cara yang kotor, apa yang harus kaulakukan?

Pertanyaan ini datang tiap kali, dalam situasi yang berbeda, kepada tokoh yang berbeda.

Dalam Mahabharata, Yudhistira, kesatria yang menjaga kejujuran itu, pada satu saat dalam perang di Kurusetra harus memilih: berbohong agar Durna bisa teperdaya dan dibunuh, atau jujur dengan akibat Durna selamat dan jadi panglima perang yang ulung di kubu musuh.

Dalam konteks yang lain, Hamlet, sang Pangeran Denmark dalam lakon Shakespeare, mengucapkan dilema itu dengan gemetar: "I must be cruel only to be kind."

Pilihan bersikap "kejam" (cruel) lebih dulu agar bisa "baik hati" (kind) nanti, "berbohong" lebih dulu agar kejahatan kalah kelak, adalah sebuah dilema buah simalakama-setidaknya bagi orang yang tak sanggup mengabaikan hukum moral dalam dirinya.

Buah terkutuk itu jadi seluruh ruang hidup ketika orang itu memasuki arena tindakan dan harapan politik. Sa'aman menghuninya, dan ia memilih "kejam". Ia biarkan tangannya kotor untuk sebuah negeri yang bersih. Kekejaman dihalalkannya demi sebuah manfaat. "Guna" dan "hasil" dijadikannya nilai yang utama.

Orang bisa memahami itu, mungkin sebagai penjelasan, mungkin sebagai dalih agar dimaafkan. Tapi sampai kapan?

Dalam lakon Sartre, Les Mains Sales ("Tangan-tangan Kotor"), seorang pemimpin partai komunis direncanakan dibunuh. Ia dianggap menyimpang dari garis partai. Ia membuat aliansi dengan partai lawan ketika sama-sama menghadapi rezim fasis yang menindas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hoederer, sang pemimpin, membela diri di depan pemuda yang akan membunuhnya dengan mengaku ia memang telah membuat langkah yang tercela. Tapi tak ada alternatif. "Tanganku memang kotor sampai ke siku. Aku telah mencelupkannya dalam darah dan tahi," katanya. Tapi, tanyanya, bisakah orang berkuasa tanpa berkubang najis?

Bagi Hoederer, jawabnya "tak bisa". Baginya, keadaan "tanpa berkubang najis", tanpa dosa (innocemment), berada di luar arena orang "berkuasa" (terjemahan bebas untuk gouverner).

Dengan kata lain, "tangan kotor" dilihat sebagai hakikat politik dan kekuasaan-hakikat yang tak pernah lapuk dan lekang. Tokoh Sengkuni dalam Bharatayudha adalah personifikasinya. Perdana menteri itu licik untuk menang. Baginya, kemenangan tak akan diraih jika orang sibuk menjadi "baik". Di abad ke-15, Machiavelli menyambut sengkuni-isme itu dalam Il Principe. "Seorang raja yang ingin mempertahankan kuasanya harus belajar bagaimana bersikap tak baik," tulisnya.

Tapi sikap "tak baik", "tangan kotor", mustahil dilihat sebagai hakikat, sebagaimana juga sikap yang "baik". Sebuah hakikat, atau esensi, berada di luar situasi eksistensial yang berubah-ubah. Machiavelli sendiri mengajarkan, memang perlu seorang pelaku kekuasaan menerapkan ilmu "bersikap tak baik", tapi tak selalu. Tak ada formula, tak ada yang tetap.

Lagi pula, masa depan selamanya sebuah teka-teki. Kita tak pernah tahu "tangan kotor" akan selalu melahirkan bumi yang bersih.

Maka dari luka dan kekecewaan, tak semua orang merayakan politik, dalam arti politik sebagai Beruf. Kata ini dari Max Weber: politik sebagai karier khusus. Tak semua orang siap berkecimpung terus dalam darah dan tahi. Sewaktu-waktu krisis bisa mengoyak diri dan masyarakat. Sewaktu-waktu Sengkuni dituntut melihat yang busuk dalam lakunya.

Saat-saat itulah yang menyebabkan sejarah bukan hanya satu cerita, tapi pelbagai cerita: ada kekotoran dan anti-kekotoran, ada kebengisan dan anti-kebengisan. Sa'aman adalah pahlawan dalam tragedi modern yang bernama "politik-sebagai-pertarungan": ia sadar ia harus berdosa tapi ia merasa pantas dituntut mengunyah najisnya sendiri. "Dosaku banyak," katanya sebelum dibawa ke depan regu tembak. "Lebih dari 50 orang kubunuh."

Pengakuan itu penting, juga bagi yang tak hadir di sana: tiap kali kekejaman sendiri diakui dengan pedih di depan sesama, manusia merintis kembali jalan ke bumi yang tak tepermanai.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Masa Demo Sengketa Pilpres Ricuh Saling Lempar Batu, Ada Massa yang Lanjut Joget

6 menit lalu

Masa Demo Sengketa Pilpres Ricuh Saling Lempar Batu, Ada Massa yang Lanjut Joget

Massa demo sengketa pilpres di kawasan patung kuda ricuh saling lempar batu. Tapi ada yang lanjut joget.


13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

9 menit lalu

13 Bom di Jakarta. Foto: Visinema Pictures
13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival


Pro Kontra Amicus Curiae dalam Kasus Sengketa Pilpres 2024

13 menit lalu

Kepala Bagian Sektap AACC Kerja Sama Luar Negeri Immanuel Hutasoit dan Kepala Bagian Humas dan Kerja Sama Dalam Negeri Andi Hakim menerima
Pro Kontra Amicus Curiae dalam Kasus Sengketa Pilpres 2024

Amicus curiae dinilai sebagai indikasi kepedulian terhadap peradilan. Sedangkan yang lain menyebut adanya potensi intervensi terhadap MK.


Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

13 menit lalu

Petani membawa padi saat panen di Cijenuk, Kecaatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sawah-sawah di sejumlah daerah sudah mulai panen raya padi yang diharapkan imbasnya akan berdampak pada penurunan harga beras yang saat ini masih relatif mahal. TEMPO/Prima Mulia
Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.


Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

22 menit lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.


Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

25 menit lalu

Seorang penyerang mendekati Uskup Mar Mari Emmanuel saat kebaktian gereja di Gereja Christ The Good Shepherd di Wakeley, Sydney, Australia 15 April 2024. social media livestream video obtained by REUTERS
Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.


Disebut Sering Bohongi PDIP, Gibran: Pak Hasto Bahasanya Meresahkan

28 menit lalu

Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka menanggapi arahan presiden terpilih Prabowo Subianto yang meminta para pendukung mereka menghentikan aksi unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Disebut Sering Bohongi PDIP, Gibran: Pak Hasto Bahasanya Meresahkan

Gibran menyebut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto selalu memberikan jawaban negatif soal wacana pertemuan Jokowi dan Megawati.


Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

30 menit lalu

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 April 2024. Blair sebelumnya diminta Jokowi membantu mempromosikan IKN ke dunia internasional. Tony Blair menyebut pemerintah dapat melakukan promosi ke beberapa negara lain seperti pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), serta sejumlah perusahaan asing di kawasan Asia untuk berinvestasi di IKN. TEMPO/Subekti.
Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

Tony Blair menjelaskan, Uni Emirat Arab (UAE) berencana untuk investasi panel surya di IKN. Investasi ini akan difasilitasi oleh Tony Blair Institute.


Hari Ulang Tahun ke-94 PSSI, Erick Thohir Ingin Ciptakan Sepak Bola Bersih dan Berprestasi

31 menit lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan penjelasan dalam rapat Exco PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) di Jakarta, Rabu, 3 April 2024. ANTARA/HO-Dok. PSSI
Hari Ulang Tahun ke-94 PSSI, Erick Thohir Ingin Ciptakan Sepak Bola Bersih dan Berprestasi

Pembenahan Timnas Indonesia menjadi fokus Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada 2024. Apa lagi?


Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

32 menit lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (ketiga kiri) berfoto bersama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (keempat kiri), Wamenhan M Herindra (kedua kanan), KASAL Laksamana TNI Yudo Margono (kiri), KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (kanan) dan KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kedua kiri) usai mengikuti acara Penyematan Bintang Kehormatan TNI di Kantor Kemenhan, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2022. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan TNI memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.