Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cinta, Pengkhianatan dan John Keats  

Oleh

image-gnews
Film The Romantics
Film The Romantics
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta-

THE ROMANTICS

Sutradara : Galt Niederhoffer

Skenario : Galt Niederhoffer

Pemain : Katie Holmers, Josh Dushamel, Anna Paquin, Adam Brody, Diana Agron, Elijah Wood,

Dari kejauhan, asin dan angin laut itu berembus. Adegan awal film ini menjanjikan sebuah drama yang lezat pada detik-detik sebelum sebuah perkawinan agung. Film debut Galt Niederhoffer yang diangkat berdasarkan novel karyanya sendiri, sang sutradara tampak ingin mengembalikan kejayaan The Big Chill (Lawrence Kasdan, 1983) dan Peter’s Friends (Kenneth Brannagh, 1992) dan versi yang lebih ringan dan cerah ceria.

Kedua film yang kemudian menjadi film klasik itu berkisah tentang reuni sekelompok kawan setelah 10 tahun karena sebuah kematian. Sedangkan The Romantics adalah kisah satu geng alumni Harvard yang bertemu kembali untuk menghadiri pernikahan sahabat mereka Lila (Anna Paquin) dan Tom (Josh Duhamel).

Premisnya sungguh sederhana. Saat seluruh anggota geng tiba di lokasi pernikahan, yaitu di sebuah villa di tepi Long Island, pertanyaan seluruh kawan adalah: apa yang akan terjadi antara Tom dan bekas pacarnya, Laura (Katie Holmes) yang berpacaran selama empat tahun selama di Universitas Harvard itu? Untuk membuat suasana lebih juicy dan serba penuh gosip, plot semakin mengental karena Laura diminta menjadi pengiring pengantin.

Tentu saja semula semua serba rapi, teratur dan penuh warna sebagaimana sebuah persiapan pernikahan kelas atas Amerika. Dan tentu saja semalam sebelum pernikahan, yang lazim diisi dengan acara “rehearsal dinner”—ini acara khas budaya Amerika di mana untuk makan malam dan bersulang saja harus diadakan latihan gladi kotor segala—keenam anggota geng kebanyakan minum sampanye dan mulai melakukan hal-hal yang bodoh. Ketika keenam kawan dan calon suaminya mabuk di tepi pantai, Lila adalah satu-satunya anggota yang jelas menjaga penampikan dan citra, yaitu si blonda Lila kembali ke kamarnya sembari melicinkan kulit dengan krim malam agar dia tampil cantik di hari besarnya.

Tentu saja hati kecilnya tahu bahwa calon suaminya masih mencintai Laura, bekas teman serumah Lila dan saingannya seumur hidup. Tetapi, etika kelas atas yang mengatur tindak tanduknya tetap membuat Lila bertahan untuk tak mempedulikan tanda-tanda itu.

Bagi anggota geng lain, yang malam itu saling tidur dan berselingkuh tak ada yang menyadari apa yang terjadi antara Tom dan Laura malam itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Film tentang reuni kawan lama yang sebelumnya adalah sekelompok kawan yang bersahabat erat ini mempunyai tantangan yang sangat berat, Meski lazimnya kisah semacam ini hanya akan memakan lokasi yang terbatas – reuni kelompok sering terjadi karena ada perkawinan atau kematian—tetapi penulis cerita dan sutradara dituntut menciptakan problem untuk setiap anggota dan penyelesaian yang meyakinkan.Tantangan terberat adalah membagi kedalaman cerita dan karakter tanpa mengorbankan alur.

Film The Big Chill dan Peter’s Friends berhasil mengisahkan problem setiap tokohnya dengan meyakinkan, sekaligus berhasil menampilkan humor dan kepedihan. Para anggota geng tak tampil cengeng dan tidak menjengkelkan, meski kita dilibatkan banyak adegan “curhat” atas kegagalan hidup mereka.

Problem The Romantics adalah tokoh-tokoh alumni Harvard ini lebih kirip sekumpulan anak manja yang merasa memiliki hak istimewa mereka yang sudah seharusnya mereka peroleh. Sangat sulit untuk ikut bersimpati , apalagi jatuh hati, pada anak-anak muda rekaan sutradara Galt Niederhoffer ini. Tokoh Tom dan Laura yang konon simbol cintanya adalah puisi Ode to a Nightingale itu sulit dibayangkan sebagai mahasiswa Harvard yang serius hidup dalam sastra. Bukan karena Katie Holmes terlalu cantik seperti seorang model dan Josh Duhamel lebih cocok dipajang di sampul majalah pria saja, tetapi karena seni peran mereka memang hanya menggosok-gosok permukaan belaka. Sejak awal, kita tak pernah diperkenalkan sosok Laura sebagai seseorang yang dekat dengan sastra. Kita hanya melihat dia sebagai anak manja yang sedang mendesah-desah karena bekas pacarnya dijabel oleh sahabatnya sendiri. Move on, girl! Karakter Tom lebih mudah kita percaya sebagai seorang atlet daripada lelaki yang mengutip puisi di bawah pohon sembari bercinta dengan kekasihnya. Sungguh, adegan itu tidak menjadi erotik sama sekali.

Tokoh Lila juga sulit untuk kita cintai, karena dia hanya sibuk dengan citra dan kemenangan. Kalaupun Anna Paquin mencoba sebisanya masuk ke dalam sosok yang menjengkelkan ini, sebetulnya Lila bukan sebuah peran yang yang pas untuk aktris ini.

Yang lebih tragis adalah aktor-aktor bagus seperti Elijah Wood dan Adam Broody malah diberi porsi sejenak seperti penghias belaka.

Akhir dari film ini memang menarik, sebuah akhir yang terbuka (yang mungkin akan menjengkelkan penonton). Tetapi film tak dibentuk oleh awal dan akhir belaka. Film ini sama sekali tak mendekati kejayaan para pendahulunya yang mengambil tema yang sama, The Big Chill dan Peter’s Friends.

Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.