Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Perang Dunia Tiba  

Oleh

image-gnews
Film Downtown Abbey
Film Downtown Abbey
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta

DOWNTON ABBEY

Kreator       : Julian Fellowes

Sutradara    : Brian Percival, Ben Bolt, Brian Kelly

Pemain        : Hugh Bonneville, Elizabeth McGovern, Maggie Smih, Michelle Dockery, Laura Carmichael, Jessica Brwon Findlay

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sebuah bukit, puri  Downton Abbey telah mencatat begitu banyak kisah. Di sebuah pagi bulan Aprill 1912,  berita itu diketuk. Kepala keluarga Robert Crawley, Earl of Grantham (Hugh Bonneville), menerima berita yang mengejutkan. Bersama sekitar tigaribuan penumpang lainnya, calon menantu dan calon besan Crowley tewas bersama tenggelamnya kapal mewah Titanic. Musibah besar bagi keluarga besar Crawley itu bukan saja karena Mary Crawley –puteri tertua Robert Crawley—kehilangan jodoh, tetapi juga karena keluarga itu kehilangan seorang ahli waris.
          
Hukum Inggris di masa itu menentukan bahwa harta kekayaan serta seluruh hak istimewa para bangsawan harus diwariskan pada keturunan lelaki. Akan halnya Robert Crawley dan Cora Crawley (Elizabeth McGovern) yang dikaruniai tiga anak perempuan (Mary, Edit dan  Sybil)  hukum ini menjadi problem abadi. Harta dan kekayaan, termasuk Downton Abbey serta seluruh hak istimewa bangsawan  yang disandangnya terpaksa diberikan kepada kerabat lelaki terdekat. Karena Patrick Crawley, sang sepupu, tewas tenggelam bersama kapal Titanic, maka ahli waris berikut adalah Matthew Crawley (Dan Stevens), seorang pengacara dari kalangan kelas menengah yang bersahaja dan sama sekali tidak tertarik menerima barang satu sen-pun harta yang dianggapnya bukan haknya.
          
Inilah pembukaan serial baru Downton Abbey kreasi Julian Fellowes yang langsung melejit dan mendapatkan puja-puji dari kritikus. Julian Fellowes adalah penulis skenario film Gosford Parks (Robert Altman, 2001) , sebuah drama-komedi-thriller yang menceritakan pembunuhan yang terjadi di antara beberapa keluarga bangsawan Inggris yang sedang bermalam di sebuah puri untuk acara berburu. Selain kisah investigasi siapa pembunuh di antara mereka, kisah penting dalam film ini adalah drama di lantai atas (tempat para bangsawan bercengkerama) dan di lantai bawah (tempat para pembantu yang jumlahnya puluhan bekerja).
          
Konflik semacam inilah yang disajikan dalam serial Downton Abbey. Bukan hanya intrik, cinta, pengkhianatan antara kaum bangsawan, tetapi juga nun di lantai bawah para pembantu, tukang masak, supir juga mempunyai pergulatan internal politiknya sendiri.
          
Keluarga bangsawan tak hanya mempersoalkan penentuan jodoh Mary –agar harta dan hak bangsawan tetap bisa dipertahankan di dalam keluarga, tetapi juga adanya persaingan antara ketiga puteri. Mary (diperankan dengan baik oleh Michelle Dockery) adalah puteri sulung yang paling jelita, sadar akan kecantikannya, bermulut tajam dan memiliki ego yang besar; Edith (Laura Carmichael) yang merasa diri tidak cantik dan ternyata bersedia melakukan apa saja untuk menjatuhkan sang kakanda dan si bungsu Sybil (Jessica Brown-Findlay) yang tertarik pada isyu kesetaraan gender dan diam-diam aktif mengikuti unjuk rasa.
          
Dari problem para bangsawan, tentu saja harus ada unsur komikal dari Violet Crawley, sang nenek yang lazim disebut dengan gelar kebangsawanan Dowager Countess of Grantham. Diperankan oleh Maggie Smith –yang dikenal di dunia sebagai pemeran Profesor Minerva McGonagal dalam seluruh film Harry Potter—kita selalu menanti ucapan-ucapan sang nenek yang lucu. Violet Crawley adalah representasi generasi knservatif bangsawan yang memandang rendah pada mereka yang bekerja untuk menopang hidup. Dia adalah generasi yang sama sekali tak sudi beradaptasi dengan modernisme meski itu artinya akan memudahkan hidupnya, seperti listrik dan telpon. Maka serangkaian komentar Violet inilah yang menjadi humor di dalam serial yang terus menerus mengisahkan pertentangan kelas di masa itu.
          
“Dia kebanyakan membaca novel,” demikian gerutu sang nenek ketika ibunda Mary berkisah bagaimana Mary ingin jujur kepada calon suaminya tentang skandalnya dengan seorang pemuda Turki.
          
Kisah di lantai atas memang luar biasa. Ada anak sultan Turki yang mempunyai hubungan cinta semalam dengan Mary, yang berakhir pada skandal yang berkepanjangan. Ada persaingan kakak beradik yang sungguh keji dan ada supir yang jatuh cinta pada tuannya.
          
Di lantai bawah tak kalah seru. Ada William, foot-man (ini sebutan untuk pembantu yang bekerja untuk mengurus sepatu tuannya) yang mencintai asisten tukang masak, Daisy; sementara Daisy mencintai Thomas, (Rob James-Collier) lelaki gay yang mempunyai hubungan dengan seorang duke. Setiap hari Thomas bersama O’Brien (Siobhan Finneran) sibuk berkolusi untuk menyingkirkan pembantu baru, Bates (Brendan Coyle). Saling tusuk dari belakang punggung dan rangkaian fitnah terjadi hampir setiap episode.
          
Kisah ini dimulai tahun 1912 dan episode terakhir sudah mencapai 1914 ketika dinyatakan Perang Dunia pertama.
          
Julian Fellowes menyusun cerita setiap karakter, setiap subplot dengan rapi dan penuh strategi. Dengan serangkaian pemain yang menyajikan seni peran yang cemerlang dan skenario yang sangat terjaga. Serial ini, yang baru saja selesai satu musim tayang, adalah salah satu serial yang bukan hanya wajib disaksikan, tetapi juga dikoleksi.

Leila S.Chudori

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.