THE DESCENDANTS
Sutradara : Alexander Payne
Skenario : Alexander Payne, Nat Faxon dan Jim Rash
Berdasarkan novel karya Kaui Hart Hemmings
Pemain : George Clooney, Shailene Woodley, Amara Miller
Laut dan langit yang biru; tubuh berbalut seperempat meter kain yang berjemur di bawah cahaya matahari dan musik Hawaii yang mengusap hati kita itu mudah menipu.
Itulah yang dikatakan pengacara Matt King kepada kita. Dan kamera kemudian menunjukkan kenyataan yang berbeda. Hawaii yang selalu kita bayangkan sebagai sebuah tempat pelarian bagi pekerjaan yang melelahkan; tebaran air laut yang menenangkan, sinar ma turis ternyata semu belaka. Bagi Matt King, Hawaii pandai menyembunyikan segala luka dan kebencian. Termasuk luka besar yang menganga di hatinya.
Matt King (diperankan oleh dengan baik oleh George Clooney) adalah seorang Ayah yang sedang gelagapan karena Elizabeth (Patricia Hastie) isterinya sedang dalam keadaan koma, akibat kecelakaan yang dialaminya.
Matt yang selama ini sibuk bekerja sebagai pengacara mendadak harus mengurus kedua puterinya, Alexandra (Shailene Woodley) remaja yang tengah berontak dan si kecil berusia 10 tahun Scottie (Amara Miller) yang sedang melalui fase “ingin seperti kakak”.
Dengan ‘format baru’ kehidupan keluarganya ,karena isteri yang absen, Matt yang mengaku “orang-tua cadangan” itu kelojotan. Matt King adalah keturunan bangsawan Hawaii yang tengah mengurus penjualan sebilah tanah yang luas milik keturunan keluarga aristokrat itu.
Di saat kesibukan itu, dia kemudian harus menjadi Ayah dan Ibu bagi anak-anaknya; menjenguk sang Isteri yang semakin hari semakin melayang ke dunia lain. Belum lagi Alexandra, sang remaja, yang dia temui baru saja mabuk-mabukan dan bersikap penuh kemarahan terhadap Ibunya. Belakangan barulah Alexandra menjatuhkan ‘bom’ tentang Ibunya. Matt King guncang.
Dan kita melihat satu momen dari George Clooney yang langka. Mendengar rahasia isterinya, Alexandra, tentang apa yang dilakukan Ibunya selama ini, Matt tergopoh-gopoh mengenakan sandalnya dan berlari-lari seperti seorang suami yang kalah. Kepada kawan isterinya, dia menuntut jawaban.
Film drama ini memberikan premis yang sederhana. Seorang Ayah dan suami yang terpaksa mengetahui kehancuran perkawinannya setelah isterinya nyaris tak bernyawa. Justru dia merasa ‘kalah’ dan terpukul karena dia tak bisa melakukan konfrontasi apapun terhadap isterinya. Ketika dia mengucapkan selamat jalan pada isterinya, ada kemarahan besar, ada luka dan ada kepedihan di wajah Matt.
George Clooney memberikan salah satu penampilannya yang terbaik. Tentu saja beberapa kali Clooney pernah menampilkan sosok yang mengejutkan seperti dalam film Burn After Reading (Coen Brothers, 2008) dimana dia berperan sebagai sosok dungu yang selalu berlagak bertingkah seperti seorang intelijen atau dalam film The American (Anton Corbijn, 2010) dimana Clooney berperan sebagai pembunuh bayaran yang ekonomis kata, sendirian dan berupaya untuk tidak mengikat diri pada siapapun.
Tetapi perannya sebagai Matt King inilah yang mengirim dia ke tataran Nominasi Aktor Terbaik Academy Awards, BAFTA dan berbagai penghargaan internasional lainnya—meski dia akhirnya selalu dikalahkan oleh Jean Dujardin.
Bukan hanya George Clooney, tetapi Shailene Woody sebagai Alexandra, yang mengetahui segala tingkah laku orang-tuanya; yang mencelupkan kepalanya ke dalam air kolam renang untuk menghindar dari ayahnya, agar tangisnya tak terlihat.
Perjalanan Matt bersama Alexandra bersama sang pacar, Sid (Nick Krausse yang kocak) serta Scottie untuk menghajar masa lalu sang ibu sebetulnya bukan perjalanan dengan misi, melainkan sebuah perjalanan mengenal diri. Film ini adalah salah satu film drama terbaik dekade ini.
Leila S.Chudori