Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Edgar dan Delapan Presiden

Oleh

image-gnews
Film J. Edgar
Film J. Edgar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta

J.EDGAR

Sutradara : Clint Eastwood 

Skenario : Dustin Lance Black

Pemain : Leonardo DiCaprio, Armie Hammer, Dame Judi Dench, Ed Westwick, Josh Hamilton, Josh Lucas, Judi Dench, Lea Thompson,  Naomi Watts

 

Hanya ada satu direktur FBI yang mampu melalui masa pemerintahan delapan Presiden: Edgar J.Hoover. Dialah yang memaksa agar sains dimasukkan dalam forensik saat penyidikan kriminal di Amerika.
 

***


Di dalam sejarah Amerika, ada satu nama magnetik yang akan selalu menjadi kontroversi: J.E.Hoover. Dia adalah sosok yang dihormati, ditakuti, dibenci sekaligus dibicarakan habis-habisan selama hidupnya dan hingga kini sesudah kematiannya.   


Nama ini pula yang sudah puluhan kali  muncul di berbagai film dan pertunjukan teater Hollywood karena dia sudah melalui masa kepemimpinan delapan Presiden Amerika Serikat, seorang Martin Luther King dan seorang Marilyn Monroe.  


Tak mengherankan jika sutradara Clint Eastwood ikut tergiur untuk  mengangkat kehidupan J.E Hoover ke layar lebar seperti para sutradara lain yang sempat menampilkan tokoh ini, antara lain, di dalam film TV J.Edgar Hoover (1987), film Chaplin (Kevin Dunn, 1992),  Nixon (Oliver Stone, 1995); film Public Enemy (Michael Mann, 2009), serial TV The Kennedys (2011), film Public Enemy  (Michael Mann, 2009).
 

Melalui tubuh dan seni peran Leonardo DiCaprio,sutradara Clint Eastwood memulai film ini dengan suara Edgar yang parau tapi penuh keyakinan dan otoritas: "Let me tell you something...."


Eastwood memulai film ini saat Edgar sudah tua-renta. Dia menceritakan kisah hidupnya kepada penulis biografinya, agen Smith (Ed Westwick) , seorang agen yang tampan, patuh meski masih melemparkan beberapa pertanyaan.


Di balik dandanan prostetik yang nampak seperti karet yang berlapis-lapis-- hingga aktor Leonardo lebih mirip seorang ayah yang sedang mengenakan topeng Halloween-kita menyaksikan seorang lelaki tua misterius yang membuka masa lalunya dengan rasa bangga.


Di tahun 1919, ketika Edgar muda masih menjadi staff junior Kejaksaan Agung AS, ia mengisahkan bagaimana  Jaksa Agung A.Mitchell Palmer dan beberapa tokoh AS lainnya menjadi target peledakan delapan buah bom. Edgar muda bersepeda menuju TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan menyaksikan bagaimana polisi di masa itu hanya mengumpulkan tanda bukti dengan menggunakan puluhan ember dan  senjata yang ditemukan tak diambil sidik jarinya. "Ini bukan karena kesembronoan. Itulah prosedur yang lazim di masanya," suara Edgar tua mencoba membentangkan sebuah potret tua. Dan peristiwa itulah yang membuka matanya.Menurut dia, penyidikan dan investigasi harus didukung ilmu forensik berdasarkan ilmu pengetahuan alam: kimia, fisika, biologi.
 

Selama meniti karir dan mencoba membangun kesadaran pentingnya sains dalam penyidikan investigasi, Edgar  tetap membutuhkan validasi sang Ibu (Judi Dench) terhadap semua langkah-langkahnya, termasuk melaporkan rencananya mengajak Helen Gandy (Naomi Watts) 'berkencan' ke perpustakaan. Tingkah Edgar terlihat begitu bergairah menjelaskan bagaimana dia ikut membangun sistem katalog  dan betapa dahsyatnya jika sidik jari dan identitas setiap warga AS bisa dibuat semacam katalog seperti itu. Dia jauh lebih asyik dengan obsesinya terhadap "perlindungan bagi warga Amerika dari kaum radikal dan komunis" daripada perempuan. Itulah sebabnya, meski Helen menolak dicium, Edgar tak lalu kecewa dan malah menawarkan Helen menjadi sekretaris pribadinya. Mereka berdua kelak menjadi kawan karib, pasangan kerja yang paling abadi dan loyal antar satu sama lain.


Orientasi seksual Edgar selama hidupnya selalu menjadi tanda-tanya dan bahan gosip seantero Amerika. Setelah diangkat menjadi Direktur FBI, Edgar menjalani tugasnya dengan serius. Bukan hanya menyerbu dan menangkapi begitu banyak orang yang dianggap radikal. Dia juga menciptakan sistem pendataan (filing system) siapa saja yang dianggapnya 'musuh" atau 'penting', termasuk Presiden yang sering mengorek-ngorek wewenangnya. Gaya kepemimpinan yang otoriter dan obsesif itu diwarnai dengan keputusannya yang aneh-misalnya dia pernah memecat salah satu agen FBI hanya karena memelihara kumis atau lupa menyebut kata "sir"-dan juga gaya hidupnya. Meski Edgar mencoba memperlihatkan sikap yang baik kepada perempuan, tetapi jelas dia selalu senang dikelilingi lelaki muda tampan di kantornya. Pertemuannya dengan Clyde Toulson (Armie Hammer) yang ganteng jelas memperlihatkan Edgar yang mendadak meliuk-liuk tertunduk malu dan berpretensi mengatakan "sejak tadi saya mengagumi jas Anda..." Duilah.


Tak kurang pula gaya Edgar saat mencoba menyembunyikan kegairahannya saat merekrut Clyde Toulson. Edgar melakukan push-up dan seperti anak remaja, dia sok acuh tak acuh di hadapan Toulson yang cerdas tapi mengaku terus-terang "tak terlalu tertarik dengan pekerjaan fisik di lapangan" karena FBI baginya hanya jalan menuju cita-cita berikutnya: menjadi pengacara.Sejarah mencatat, Toulson akhirnya seperti bayang-bayang Edgar yang setia mendampinginya dalam susah dan senang, di ruang direktur FBI maupun menghabiskan akhir pekan bersama. "Saya membutuhkan kamu," kata Edgar dengan kaku dan gugup, katanya di sebuah malam, ketika mereka berakhir pekan bersama. "Saya mencintai kamu," demikian balas Toulson.


Adegan berikutnya adalah salah satu adegan intens yang tak terlupakan dalam film ini. Edgar menyatakan akan menikahi Dorothy Lamour, kamera menyorot dengan 'kejam' betapa terlukanya Toulson, terlebih lagi ketika dia mendengar selama ini Edgar sudah berhubungan intim dengan Lamour. Perkelahian fisik antar keduanya yang berakhir dengan kecupan panjang itu adalah adegan interpretatif Clint Eastwood dan penulis skenario Dustin Lance Black (penulis skenario film Milk) tentang hubungan kedua lelaki yang selama ini mengaku bersahabat dekat dan "saling peduli dan mengasihi".


"Saling peduli" bagi Toulson bukan hanya sekedar berdua-duaan dengan lelaki yang dicintainya-karena Toulson tak punya problem untuk mengaku sebagai gay-tetapi juga dia adalah tonggak moral Edgar yang senantiasa mengingatkan saat Edgar yang sudah melampaui batas etika. Ketika Edgar mengirim surat ancaman kepada Martin Luther King -untuk mengundurkan diri dari pencalonan Penghargaan Nobel-Toulson menyatakan Edgar sudah melalui batas.Dia juga mengeritik Edgar yang-meski sangat berjasa dalam membangun sains dalam forensik-melebih-lebihkan beberapa perannya di dalam buku biografinya.


Terlepas gaya dan karakter Edgar itu, tak akan ada yang menyangkal jasa Edgar dalam memperjuangkan pentingnya sidik jari dalam investigasi kriminal. Berkali-kali dia mengajukan proposal untuk membangun laboratorium, selalu ditolak. Dibutuhkan sebuah tragedi penculikan bayi penerbang terkenal Charles Lindberg bagi pemerintah Amerika untuk mengukuhkan peraturan bahwa kasus penculikan dinyatakan sebagai kasus federal dan menyetujui dana oeprasional untuk laboratorium sains forensik (dan serial CSI dan puluhan drama polisi dan detektif yang mengandalkan kerja forensik seharusnya berterimakasih kepada J.Edgar Hoover).


Leonardo DiCaprio sangat serius meniupkan ruh ke dalam  tubuh Edgar. Kemarahan yang menggelegak, obsesi yang tak berkesudahan dan kemesraan yang tersembunyi rapat dan ketergantungan yang tak lazim pada sang ibu. Hanya tata rias semua pemain-Edgar, Toulson dan Helen Gandy-di masa tua tampak buruk . Penata rias film ini layak berguru pada penata rias film The Iron Lady (Phillida Lloyd 2011). Ada semacam sikap ambivalen untuk memperlihatkan Edgar Hoover, satu-satunya sosok yang bisa melampaui masa pemerintahan delapan orang Presiden itu: dia jenius yang otoriter dan membuyarkan konsep "kebebasan berekspresi" dan "privasi", tetapi dia sendiri begitu rapat menutup kehidupan pribadinya hingga para sineas sibuk membuat interpretasi yang penuh keraguan dan ambivalensi. Eastwood ingin menampilkan Edgar dengan sikap obyektif, tetapi dia tetap terlihat sungkan saat memasuki daerah pribadi protagonisnya.

 

Leila S.Chudori
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.